Aku terus melihat Sousuke yang masih terlelap di ranjangnya. Sudah sejak satu bulan lalu dia terbaring di ranjang yang sama, kamar yang sama dan keadaan yang masih tidak berubah sejak hari itu. Seperti janjiku, sebelum mengantar Yuuki ke sekolah, aku membawanya ke tempat ini lebih dulu. Dengan telaten, anak gadisku mengusap-usap wajah ibu -nya menggunakan handuk basah yang kuminta dari perawat. Aku tidak tahu lagi harus berbuat seperti apa untuk membuatnya bisa bangun. Bahkan datang setiap hari kemari pun rasanya percuma, karena aku hanya bisa melihat dia yang terus berbaring. Bernyawa seolah mati. Sudah tidak ada selang oksigen yang dipasang, sudah tidak ada juga alat-alat penyangga hidup yang ditempelkan padanya, hanya sebuah kantung infus saja yang selalu kulihat menempel padanya.

