KABUT ALKOHOL

1423 Kata

Keyli terhuyung, nyaris tersandung, saat melangkah keluar dari ruangan pribadi bersama Leonor. Setiap serat dalam dirinya terasa diremas, seolah seluruh oksigen di dunia ini telah lenyap. Kata-kata Leonor menari-menari di benaknya, mengukir luka yang dalam: "Putrimu tidak akan pernah mengenali ibu kandungnya." Kalimat itu bukan sekadar ucapan, melainkan racun yang menyebar, membekukan setiap saraf, melumpuhkan seluruh fungsi tubuhnya. Dunia yang tadinya luas kini terasa sempit, menyesakkan, tidak memberikan ruang sedikit pun untuk bernapas. Kembali ke keramaian lelang di galeri seni, Keyli merasa terasing. Orang-orang sibuk berinteraksi, tawa dan percakapan memenuhi ruangan, namun semua itu terasa hampa di telinganya. Pikiran Keyli terpenjara oleh gema perkataan Leonor, setiap suku katan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN