Hari persiapan keberangkatan Guntur ke pesantren di Bogor. Telah diterima pendaftaran sebagai calon santri di sana. Papi pilihkan sekolah pondokan terpercaya untuk Guntur yang ingin memperdalam ilmu religi. Sempat Alam berikan waktu untuk Guntur pikirkan ulang, benarkah ingin dipesantrenkan saja? Seriuskah ingin sekolah agama? Yakinkah mau jauh dari keluarga? Bahkan nanti akan jarang bertemu hingga komunikasi pun sulit sebab pasti murid dilarang main hape, kecuali di jam-jam tertentu. Bukannya Guntur yang ragu, justru Alam yang sangsi. Masa, sih, salah satu anaknya ada yang tertarik ilmu itu? Bukannya gimana, tapi wah saja, takjub, agak sulit untuk percaya, sebab Alam pribadi miris religinya. Oh, sungguh. Bukannya Alam tak suka, dia justru senang, bersyukur, rupanya Guntur berbeda. Nam

