Cahaya keluar dari kamar mandi dan membasuh rambutnya dengan handuk kecil, sedangkan Erlando berbaring menatapnya di atas ranjang, Cahaya menggaruk tengkuknya karena masih canggung seperti biasanya apalagi tatapan Erlando tidak seperti biasanya. Cahaya duduk di kursi depan meja riasnya, kosmetik yang Erlando siapkan untuknya terbaru, sedangkan yang sudah lama ia buang begitu saja. Erlando memang orang yang gercep dan tidak bisa di perhitungkan lagi jika dia sudah mencintai. Cahaya hendak mengambil headrayer, namun Erlando beranjak dari duduknya dan meraih headrayer itu, lalu menjalankannya dan mengeringkan rambut istrinya. Cahaya tersenyum, Erlando memang selalu selembut dan semanis ini, Cahaya enggan menolak karena sentuhan Erlando membuatnya merasa berada di kenyamanan paling tinggi.

