Beberapa hari telah berlalu, Cahaya mengerjapkan matanya beberapa kali dan membuka pejaman matanya perlahan, Cahaya menoleh dan melihat Erlando juga tertidur di sofabed, Cahaya tersenyum menatap suaminya itu, andai saja bisa memutar waktu, Cahaya tidak ingin mengenal Erlando dan tidak ingin memiliki perasaan yang akhirnya tak bisa ia atasi ini. Perasaan Cahaya pada Farhan memang masih utuh, namun sedikit-sedikit sudah mulai saling bergesek. Cahaya bangun dari pembaringannya dan mencoba menggerakkan kakinya, Cahaya mulai merasakan sakitnya mulai sedikit-sedikit menghilang dan tidak terlalu sakit lagi. Cahaya lalu mencoba turun dari ranjang dan menggerakkan kakinya perlahan untuk berjalan menuju Erlando. Namun, suara ponselnya terdengar, membuat Cahaya menghentikan langkahnya dan mengambil

