Awal Bertemu Si Sexy

1019 Kata
Seorang wanita berlari dengan bertelanjang kaki dan memakai dress  selutut dengan model kemben berwarna putih yang terkena kotoran, bagian atasnya pun terdapat sedikit robekan. Sambil berlari, wanita berusia 22 tahun itu terus memegangi robekan itu agar tidak memperlihatkan bagian dadanya. Wanita itu bernama Angela, ia berlari sekuat yang ia bisa setelah berhasil kabur dari seorang pria yang mengejarnya. Pria yang merupakan suruhan Papanya. Ya, Angela kabur dari rumah karena suatu hal. Sungguh, Angela merasa telah lari sekencang-kencangnya tapi ternyata pria yang mengejarnya hanya berjarak kurang dari sepuluh meter. Ia menyesali mengapa jalanan bisa sesepi ini. Ke mana orang-orang sebenarnya sehingga teriakan meminta tolong tak ada satu pun yang merespons? Pria yang mengejarnya dengan gesit terus berusaha meraih tubuh Angela. Jika wanita itu menengok dan lengah sedikit saja pasti akan kalah. Dari jauh, sinar lampu sebuah mobil mendekat. Angela merasa senang akan selamat. Wanita itu berusaha merentangkan tangan di tengah jalan agar mobil itu berhenti. Namun sayang, sepertinya fokus pengemudi itu entah ke mana hingga tak menyadari ada seorang wanita yang berdiri menghalangi jalan. Pengemudi itu mulai menyadari saat sudah sangat dekat dan beberapa saat kemudian Angela menjerit, jeritannya terhenti saat ia sudah terkapar sambil memejamkan mata. Sang pengemudi menarik napas lega, untung saja tak sampai menabrak wanita itu. Namun, anehnya wanita yang hampir ditabraknya sudah terkapar, membuatnya merasa bingung. Sementara itu, pria yang mengejar Angela mendengkus kesal dan pergi karena ia sudah tahu karakter Angela. Menurutnya, Angela pasti akan berbicara yang tidak-tidak pada pengemudi demi mendapatkan pertolongan. Leo turun dari mobil untuk melihat bagaimana kondisi Angela. Ia menyentuh pergelangan tangannya, rupanya masih hidup. Akhirnya Leo memutuskan untuk membawa ke rumahnya. Lagi pula Leo tak merasa menabraknya, jadi lebih baik membawanya ke rumah saja. Ia yakin wanita itu hanya pingsan sehingga tak perlu membawanya ke rumah sakit. Sesampai di rumah, Leo langsung merebahkannya ke atas kasur. Perhatian Leo teralih pada sebuah kalung bertuliskan 'Angela' pada liontinnya. Leo memperhatikan tubuh Angela dari kepala hingga ujung kaki. Sebagai pria normal, ada reaksi aneh saat melihat tubuh Angela dengan dress yang tak bisa menutupi beberapa bagian tubuhnya. Leo mengutuk dirinya sendiri yang malah menginginkan Angela. Padahal ia belum tahu siapa Angela. Terlebih dengan pakaian seperti itu kemungkinan bukanlah wanita baik-baik. Leo tak mau gegabah dengan macam-macam pada Angela. Lebih baik diamkan saja. Biarkan Angela bermalam sekali ini saja. Leo pun menutup tubuh Angela dengan selimut. Itu lebih baik dari pada terjadi hal yang tidak diinginkan. Leo berpikir, sepertinya malam ini ia akan menghabiskan banyak sabun untuk mandi. *** Sinar matahari di balik tirai memaksa masuk, membuat Angela terbangun dari tidurnya. Angela mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Saat membuka mata, ia mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam hingga ada di sini. Angela langsung beranjak dan membuka tirai. Sinar matahari semakin menyilaukan saat tirai itu dibuka. Otomatis Angela menyipitkan matanya selama beberapa detik. Setelah itu, pandangannya fokus pada pria yang berdiri dekat kolam renang. Angela bisa melihatnya dengan mudah karena sedang ada di lantai dua. Tapi sungguh, Angela sangat kagum pada rumah ini. Tidak terlalu besar, hanya saja benar-benar sangat mewah. Sangat terlihat jelas meskipun ia belum berkeliling rumah ini. Angela jadi teringat sesuatu. Mungkinkah tadi malam pria itu berbuat macam-macam padanya? Angela berusaha memeriksa pakaiannya masih lengkap dan memang sejak awal ada robekan di bagian d**a. Firasat Angela, pria yang menolongnya adalah pria baik-baik. Angela kemudian menuruni tangga bermaksud menghampiri pria itu. "Hei!" Angela menepuk pundak Leo dari belakang, membuat Leo yang terbiasa sendiri jadi terkejut. Ia jadi ingat kalau seorang wanita yang tadi malam ia tolong kini masih berada di rumahnya. "Selamat pagi, maaf membuatmu terkejut," kata Angela lagi. Leo tak bisa fokus dengan pakaian Angela yang sangat seksi. "Kamu pasti menolongku tadi malam, perkenalkan aku Felinda Angela. Orang-orang biasa memanggilku sayang. Oh maaf, maksudku mereka memanggilku Angela." Angela tampak mengutuk dirinya yang berkata seperti itu. Angela memang memiliki pribadi yang bersahabat dan mudah akrab dengan siapa pun. Tak jarang para pria menganggap dirinya centil. "Sebenarnya tadi malam aku hanya berjalan pelan. Aku yakin tak menabrakmu, tapi kamu malah pingsan. Mobilku bahkan tak menyentuhmu," ucap Leo. Mendengar itu, Angela tertawa.  "Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" "Sepertinya aku berbakat menjadi artis. Apa aktingku bagus?" Angela malah balik bertanya. "Aku semakin tak mengerti dengan apa yang kamu katakan. Maksudmu apa?" "Aku pura-pura tertabrak dan pingsan demi menghindari pria yang mengejarku."  Dalam hati Leo merasa kesal. Tadi malam ia dengan susah payah membopong Angela sampai ke lantai dua. "Jadi kamu pura-pura pingsan?" tanya Leo memastikan. Angela pun mengangguk. "Kamu ini! Kenapa saat sudah sampai masih berpura-pura? Kalau begitu, aku tak perlu membopongmu sampai lantai atas," ucap Leo kesal. Bagai tanpa merasa berdosa, Angela nyengir memamerkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi. "Maaf aku lelah dan ngantuk. Aku sudah berlari kencang untuk menghindari pria itu." Leo sebenarnya merasa kesal, tapi tentu saja tak mungkin memberi pelajaran pada wanita itu. Melihat Angela, Leo bagai teringat seseorang. Entah kenapa wajahnya sangat familier. "Hei, kenapa diam saja. Siapa namamu?" Angela tiba-tiba dan membuyarkan lamunan Leo. "Leo." Sambil menyodorkan tangan untuk menjabat tangan Angela, Leo merasa ada getaran aneh saat tangannya bersentuhan dengan tangan lembut Angela. Leo semakin yakin. Angela itu benar-benar mengingatkannya pada seseorang. "Aku takut pria itu masih mengincarku. Apa kamu tega kalau aku diculik?" Leo tidak mengerti maksud Angela yang tiba-tiba bicara seperti itu. "Maksudmu?" "Maksudku … aku ingin kamu membiarkan aku tinggal di sini untuk sementara. Tapi, untuk selamanya juga boleh, sih." Mulut Leo otomatis terbuka mendengar apa yang Angela bicarakan. Sungguh Leo tak tahu akan berbuat apa. Di satu sisi Angela mengingatkannya pada seseorang sehingga membuatnya ingin terus dekat dengan Angela. Namun, di sisi lain haruskah Leo bisa tinggal bersama dengan wanita yang berpenampilan seperti itu? Mungkinkah Leo bisa tahan untuk tidak macam-macam pada Angela? Angela merasa heran melihat Leo yang sedari tadi membuang muka. Membuat Angela merasa tertantang karena biasanya pria akan menatapnya dengan buas. Tapi lain halnya dengan Leo. "Oke, kalau diam artinya setuju. Baiklah aku mau mandi. Sebagai tuan rumah yang baik, tolong siapkan sarapan," ucap Angela kemudian masuk ke rumah. Bahkan Leo belum memberi keputusan untuk mengizinkan atau melarang Angela tinggal. Wanita itu secara otoriter mengambil keputusan sendiri. Leo berdiri terpaku menatap Angela. Sungguh, Angela adalah wanita yang sangat pemberani bahkan seharusnya ia menganggap Leo pria asing. Namun, Angela malah mau tinggal bersama. Leo jadi makin kesal, terlebih dirinya disuruh menyiapkan sarapan, yang benar saja?! BERSAMBUNG....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN