Duda menyebalkan

1581 Kata

Gladys kembali ke ruangan itu dengan membawa nampan, diatasnya terdapat secangkir espresso yang masih mengepulkan asap. Ketukan high heels yang ia pakai menjadi musik bagi ruangan dingin dan senyap itu. Tatapan tajam dari pria di depannya menelisik setiap inci wajah dan penampilan Gladys. Bukan tatapan yang menggambarkan kekaguman tentunya, melainkan sesuatu hal yang lain seperti jijik atau sejenisnya. Meski begitu Gladys coba abaikan hal itu, paling tidak tadi-saat ia membuat kopi di pantry, ada salah seorang karyawan yang telah memberi sebuah bocoran untuknya mengenai bagaimana seharusnya menghadapi seorang Gibran Darmawangsa- bos killer, yang tak segan-segan memecat bawahannya dengan cara yang kejam. "Mbak karyawan baru, ya? Kok gak pernah lihat sebelumnya?" tanya seorang wanita berus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN