"Tidak ada yang perlu disesali. Kalian sudah melewatinya dengan sangat baik," tutur Kara lembut. "Kalau begitu, apakah kami akan mendapat hadiah, Mama?" Mata Louis menyala-nyala. Kara mendekatkan wajah di hadapan putranya. "Memangnya, apa yang kamu inginkan?" Louis sontak melirik saudara kembarnya dengan senyum terkulum. "Belakangan ini, kami terus berdebat tentang bentuk kue ulang tahun kami nanti. Emily ingin kue yang cantik, sedangkan aku mau kue yang berbentuk mobil. Bolehkah masing-masing dari kami mendapat satu kue? " Tatapan Frank sontak diwarnai rasa bersalah, begitu pula dengan Kara. Ia tidak berani melirik sang pria, takut menemukan rasa iba atau mungkin marah. "Tentu saja boleh, Sayang. Tahun ini, mari kita pesan dua kue." Ia mengelus pipi Louis sambil tersenyum pahit.

