Pagi itu, Vincent baru saja selesai lari pagi di bawah. Ia berdiri sambil bersedekap dan menyandarkan bahu sampingnya di dinding. Dia sudah sering melihat Maya melakukan yoga setiap pagi, tapi tetap saja pemandangan bagaimana wajah serius Maya berkonsentrasi ketika melakukan gerakan melenturkan dan menyeimbangkan badannya yang ramping amatlah menyenangkan. Mungkin karena latihannya tiap pagi, maka dari itu lekukan tubuh Maya sangat menggoda. Seolah-olah terbuat dari tetesan air Dewi penggoda. Pantas saja tiap kali mereka bersatu penuh keringat, tubuh Maya terlihat nyaman tiap kali posisi mereka berubah. Mau bagaimanapun Vincent mengubahnya, Maya akan setuju melakukannya tanpa mengerutkan dahi. Dan beberapa waktu kemudian wanita itu akhirnya selesai juga. Maya sudah menyadari keberadaan

