Part Time (part 1)

1188 Kata
“YEAYYY!! UAS kelar!!” Teriak Rani bersemangat. “Na, liburan mau kemana lo?” “Hmm.. aku gak kemana-mana Ran. Kayaknya malah mau cari tempat magang. Mumpung lagi liburan lumayan panjang juga kan 3 bulan,” “Gile lo Na, gue salut banget deh. Lo rajin abis,” Aku hanya menanggapinya dengan senyum tipis. Siapa juga yang mau bekerja atau belajar tanpa henti. Seandainya kedua orang tuaku masih ada, pasti kami juga merencanakan liburan. Sayangnya kini aku sebatang kara. Aku harus bisa mengurus diri sendiri dan memenuhi kebutuhanku. Berbeda dengan teman-teman yang berasal dari keluarga berada. Kedua orang tuaku tidak memiliki perusahaan yang dapat kuwarisi. Peninggalan berupa rumah pun aku sudah sangat bersyukur. “Aku duluan ke ruang dosen ya Ran. Mau lihat list perusahaan magang dulu.” “Okey Na, happy holiday,” Rani memelukku erat “Kontek-kontekan ya darl,” aku membalasnya dengan lambaian tangan. Kemudian aku lansung menuju ruang dosen. “Loh, si Meena gak bareng lo Ran?” “Lah baru aja Meena ke ruang dosen katanya” “Ke ruang dosen?” Clark mengernyitkan dahinya. “Ho oh, mau liat list perusahaan magang katanya. By the way liburan mau kemana lo Clark?” “Belom tau nih. Gue mau nanya sepupu gue dulu dia ada rencana kemana. Oke deh Ran thanks, gue cabut juga kalo gitu,” “Oke Clark, bye.” Setelah jarak Clark cukup jauh, raut wajah Rani pun berubah kesal sambil berdecak. ***** ‘Hmmmm... list perusahaannya cukup banyak. Aku coba untuk mengajukan ke beberapa perusahaan aja. Coba dari Top 5 company dulu. Sepertinya perusahaan ParaGroup ini cukup besar. Pastinya akan menjadi list magang yang bagus untuk CV ku nanti’ “HOY!” suara Clark sangat mengejutkanku. Kemudian aku hanya menatapnya sinis. Tulisanku di note yang kubuat hingga tercoret cukup panjang. “Hahahahaha, sorry Na. Gue pikir lo gak sampe sekaget itu” Saat aku menengok ke samping, ternyata wajah Clark berjarak sangat dekat dengan wajahku. Aku sontak bergeser. “Lo ngeliat gue kok gitu sih? Kayak liat setan aja sampe langsung geser,” “Gak apa saya kaget aja, eum.. Mukanya terlalu dekat,” Clark kembali mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik. “Kan aku udah bilang aku bakalan bersikap biasa aja sampe kamu ada perasaan sama aku juga dan bisa nerima aku,” Aku yang terkejut, wajahku kembali merah padam, kali ini terasa sangat panas. Apalagi ada banyak orang berlalu lalang. Aku tidak mau terlihat salah tingkah seperti ini. Aku memutuskan untuk segera pergi. Seketika Clark menarik tanganku, aku pun terkejut dan menampiknya. “Meena, Na!” Clark masih mencoba memanggilku, tapi aku tetap berjalan cepat bahkan sambil sedikit berlari ke arah apartemen. Sebetulnya aku merasa jantungku berdebar. Sepanjang jalan aku mengambil langkah besar dan cepat. Tidak terdengar lagi suara Clark. Sepertinya dia tidak mengikutiku hingga ke apartemen. Celakanya saat aku sampai, Ica tidak ada. Sepertinya dia masih ujian sampai nanti sore. ‘Ting tong’ suara bel pintu berdenting. Tanpa pikir panjang aku membukanya. Kupikir Ica lupa membawa kunci hingga memencet bel. Ternyata yang datang adalah Clark. Saat aku membuka pintu, Clark langsung mendorongku ke arah  tembok. Mengurungku dengan kedua tangannya yang kekar itu. Wajahnya terlihat serius. “Meena! Lo kenapa? Kalau soal tadi gue minta maaf kalau itu keterlaluan. Please jangan kayak gini,” “Maksud kamu?” aku menunduk tidak berani menatap matanya. Aku merasa jarak wajah kami telalu dekat. Jantungku pun mulai berdegup kencang. Aroma parfum yang dipakai Clark tercium dengan sangat jelas dalam jarak  sedekat ini. Aku baru menyadari dia memakai parfum dengan bau yang maskulin dan fresh. “Tadi lo langsung ngehindarin gue pas di depan kantor dosen” “Ohh, nggak, gak mau duduk dulu?” aku mencoba melepaskan diri dari kurungan Clark itu. “Kita gak akan duduk sebelom lo jawab pertanyaan gue,” “Gak apa, saya kaget aja dengan cara bicara kamu tadi. Gak  mau sampe ada teman-teman yang lihat malah nantinya salah paham sama kita,” aku memutuskan untuk sedikit menekuk lututku untuk mencoba meloloskan diri keduakalinya. Sayangnya tanganku ditahan oleh Clark. “Lebih bagus kalau mereka tau gue ngejer lo. Biar yang cowok lain gak ada yang berani ngedeketin lo!” “Cal, sakit” “M-maaf Na. Kekencengan ya. Oke kita bicara sambil duduk” Suasana cukup hening sejenak. Belum ada diantara kami yang memulai pembicaraan. “Saya rasa saya gak bisa-“ belum selesai, Clark langsung memotongku “Kan gue udah bilang untuk kesekian kalinya. Gue akan nunggu untuk lo siap, untuk lo bisa nerima gue. Gue gak maksa lo Na. Tapi jangan dorong gue untuk menjauh karena gue gak bisa jauh-jauh dari lo,” suara Clark kali ini sangat lembut. Kurasa jika teman-teman di kampur mendengarnya semua pasti meleleh langsung. “Tapi Cal, kamu tau saat ini saya hanya sendiri dan saya harus fokus sama kehidupan saya. Soal perasaan saat ini buat saya menjadi nomer ke sekian,” “It’s okay Na. Gue akan support lo. Gue gak akan menghambat lo.” ‘Ceklek’ suara pintu apartemen terbuka. “Oh hai Cal. Tumben lo disini. Ada perlu sama gue?” “Hai Ca. Gimana ujian lo? Rencana liburan kemana?” Clark langsung mengalihkan pembicaraan. “Mami ngajakin liburan ke Negara S. Bukannya sama nyokap lo juga?” “Nyokap si belom ngomong. Lo ikut Na?” “Nggak Cal, thanks. Saya ada rencana buat magang. Mau ngumpulin portfolio magang buat di CV. Ujian kamu udah kelar semua Ca? Aku ambilin minum sama cemilan ya. Kamu pasti capek abis ujian,” “You’re the best Na.. Ututututu..” Ica memelukku dan mencubit pipiku gemas. “Rencana magang dimana Na?” “Saya mau ajuin di perusahaan Top 5. Salah satunya ParaGroup,” “Kebetulan gue kenal sama anak ownernya. Kakak tingkat kita beda 2 tahun tapi udah lulus kuliah sejak 19 tahun. Pas banget dia udah balik ke sini tahun ini.” “Tapi saya gak mau KKN Cal” “Tenang aja Na, gue akan kasih portfolio lo dulu. Keputusan akhirnya biar dia yang nilai aja lo diterima atau nggak,” “Awas ya lo Cal kalo Meena sampe kenapa-kenapa gue hajar lo!” “Tenang aja Na, temen gue baik, cuman terlalu jenius aja. Gue gak bakalan nitipin Meena ke sembarang orang kok. Sekalian nanti gue kenalin sama kalian abis kita pulang liburan. Portfolio lo yang hardcopy kasih gue ASAP ya Na. Biar gue kasih langsung ke anaknya.” “Thanks Cal, nanti sekalian CV saya” “Gak usah CV, CV an segala. Dia tau pilihan gue gak akan salah,” “Saan aja lo!” tiba-tiba Ica mendekati Clark dan menoyor kepalanya. Lalu mereka pun tertawa. ***** Ica dan Clark sudah pergi berlibur. Disinilah aku sendiri di apartemen. Untung portfolioku sudah diterima. Mulai hari ini aku akan mulai magang, mengisi kesepianku. Aku berangkat lebih pagi agar tidak terlambat pada hari pertamaku bekerja. Aku menggunakan kemeja berwarna cream dengan celana jeans hitam. Aku memutuskan untuk menggunakan flat shoes agar lebih mudah dalam beraktivitas. Siapa tau pekerjaanku awal-awal harus mondar-mandir. “Permisi, saya anak magang yang mulai bekerja hari ini. Saya diminta bertemu dengan kepala divisi design untuk penempatan kerja saya,” “Selamat pagi, Baik kak, saya sampaikan atas nama siapa?” “Meena Tarani” “Baik kak Meena mohon ditunggu sebentar,” “..........” “Silahkan naik ke lt. 5 bisa bertemu dengan Ibu Nanik,” “Baik kak terima kasih” ‘Tok tok tok’ “Permisi bu, saya Meena Tarani anak magang yang mulai bekerja hari ini,” “Silahkan masuk” “Baik bu, terima kasih,” “Kamu dari jurusan desain grafis ya? Saya belum sempat lihat portfolio kamu. Saya harap kamu masuk memang dengan kemampuan yang sepadan. Kamu tau kan reputasu dari perusahaan ini?” ‘Deg!’ ‘Astaga. Clark! Kamu masukin saya megang lewat jalur apa sih?! Baru hari pertama udah disinisin sama kepala divisi! Magang saya gak akan tenang disini!!’ “Tok Tok. Kamu dengar ucapan saya kan?! Apa perlu saya ulangi lagi?” “Eum, oh, m-maaf bu. Saya dengar. Sa-saya akan tun-tunjukkan lewat hasil kerja saya bu. Saya akan berusaha keras. Mohon bimbingan ibu,” “Oke. Lumayan. Untuk pekerjaan, kamu bisa duduk di kursi yang kosong, lalu saya akan kenalkan kamu dengan tim. Nanti cari Devina untuk senior kamu,” “Siap bu!” Dan dimulailah petualanganku dala perusahaan nomor 1 ini. Hari pertama pun sudah seperti neraka! Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN