Setelah mengurung diri di dalam kamar semalaman, esoknya ketika Rindang sudah akan berangkat ke kampus dia harus berhadapan kembali dengan kedua orang tua angkatnya yang entah ada angin apa sudah berkumpul di meja makan, dengan masakan hasil karya mamanya yang sudah berapa lama tidak terlihat terhidang di atas meja makan. Tadinya Rindang sudah memutuskan akan langsung berangkat dan makan di kantin saja, namun suara rendah dari Papanya membuat langkahnya dengan sangat terpaksa harus berhenti. Ia berbalik, berjalan ke salah satu kursi di meja makan yang agak jauh dari ayah dan ibu angkatnya itu. "Kamu kenapa? Coba jujur sama kami, kenapa sampai kepala kamu itu harus diperban?" tanya Alan dengan nada yang masih sama rendahnya. Reflek, Rindang langsung menyentuh perban di kepalanya. Dia sem

