Zefran pulang sekolah langsung ke kantor ikut kerja dengan papahnya. Jam sembilan malam baru pulang. Tapi apa daya pulang kerja bukanya di sambut istri di bikinin makanan atau minum, ini malah di suguhin omelan.
"Zef loe kalo mau main tuh bilang, pulang sekolah bukanya pulang. Kerjaannya kluyuran mulu."Omel Shayrin.
"Suami pulang kerja bukan pulang main,"balas Zefran.
"Kerja apaan loe? Emang anak kayak loe bisa kerja?"cibir Shayrin.
"Di kantor papah, emang gak lihat baju gue rapih gini,"jawab zefran memainkan ponselnya untuk menghilangkan penat.
"Chatting sama Zahra ya?"tanya Shayrin kesal.
"Enggak."
"Awas kalo loe macem-macem."
"Posesive banget sih,"goda Zefran.
"Gue gak mau ada pelakor di antara kita."
"Gak ada, paling juga pebinor,"jawab Zefran.
"Gak lah gue gak ganjen,"sahut Shayrin sambil nonton drama korea favoritnya.
"Kalo Arfan balik gimana?"
"Bodo amat,"balas Shayrin fokus nonton filem.
"Gak yakin gue, paling juga nangis-nangis lebay kayak tuh filem yang lagi kakak tonton."
"Au ah. Udah sana mandi terus makan, gue udah masakin,"usir Shayrin.
"Tumben. Gak di kasih yang aneh-aneh kan?"slidik Zefran curiga.
"Gak loe makan juga gak masalah, tar gue makan lagi,"jawab Shayrin sebal.
Zefran beranjak ke kamarnya untuk mandi."Handphone sini."Shayrin menghalangi Zefran dengan kakinya.
"Minta tuh pake tangan bukan kaki."
"Tangan gue sibuk lagi buat makan,"balas Shayrin.
"Dasar bini apaan kaya gitu, suami malah di kasih kaki,"gerutu Zefran.
"Udah deh gak sah kebanyakan ngomong. Mana ponsel loe?"pinta Shayrin.
"Emang ponsel gue ada apanya sih? Tiap hari di cek terus."balas Zefran.
"Kali-kali ada mak lampir nemplok,"jawab Shayrin asal.
"Mak lampirnya aja kakak,"cibir Zefran.
"Enak aja. Mana ada mak lampir cantik, sexy plus mulus gini."Shayrin tak terima.
"PD banget sih. Kakak kan udah emak-emak."Zefran terkekeh.
"Enak aja liat nih masih kenceng gak ada kriput."Shayrin mendekatkan wajahnya pada Zefran.
"Cantik,"gumam Zefran.
"Emang."
"Itu artis ceweknya bukan kakak GR banget,"kilah Zefran.
"Alakh ngaku aja kalo gue emang cantik,"ujar Shayrin sombong.
"Cantik banget malah tapi kalo lagi ngasih gue duit doang."Zefran tertawa langsung kabur ke kamarnya sebelum di amuk Shayrin.
"Zefrannnnn...."Seru Shayrin kesal.
__________________________
Malam ini hujan deras. Zefran gak bisa tidur."Kalo kak Arfan kembali, gue mesti apa yah?"tanya Zefran pada dirinya sendiri.Zefran yakin kalau suatu saat nanti Arfan pasti muncul lagi."Ah sudah lah kalo kak Shay mau sama kak Arfan itu hak dia, gue cuma pengantin pengganti kak Arfan doang,"ucap Zefran mencoba memejamkan matanya.
Pagi hari seperti biasa Shayrin memasak sarapan sebelum ke kantor."Kak s**u mana?"tanya Zefran yang udah rapih dengan sragam sekolahnya.
"Udah gede minum s**u mulu."
Zefran mendekat ke Shayrin dan merapihkan rambut Shayrin yang menutupi wajahnya.Shayrin deg-degan walaupun hanya membantu membetulkan rambut tapi bagi cewek itu termasuk tindakan romantis.
"Masak yang enak, rambutnya udah gak ganggu kan,"ujar zefran.
"Hemm."Shayrin hanya berdehem.
Arfan juga romantis tapi Shayrin biasa aja, beda halnya dengan Zefran. Entah mengapa Shayrin merasa deg-degan. Shayrin sedang sibuk jadi Zefran membuat s**u sendiri. Gak tanggung-tanggung bikin satu gelas besar.
"Jangan banyak-banyak tar sarapannya gak ke makan."
"Tenang masih muat kok,"balas Zefran asik minum s**u kesukaannya.
"Dasar bayi tua,"cibir Shayrin.
"Emaknya kakak."Zefran tertawa.
"Udah ini sarapan." Shayrin meletakan sarapannya di meja.
"Siap."Dengan semangat Zefran melahap sarapan yang di sediakan Shayrin.
Shayrin makan aja belum habis Zefran minta nambah lagi."Loe doyan apa rakus?"Heran Shayrin karena Zefran sudah minum s**u satu gelas besar dan sekarang sarapannya nambah.
"Maklum kak Shay, masa pertumbuhan gitu,"ucap Zefran nyengir.
"Panggil Rin bukan Shay."
"Nama kakak kan Shayrin jadi gak masalah dong."
"Yang lain manggil Rin semua,"kata Shayrin sambil melihat ke ponselnya ada nomor baru masuk.
"Yang lain bodo amat. Gue penginnya manggil kak Shay."Zefran melirik ke ponsel Shayrin yang terus bergetar.Namun Shayrin membiarkannya begitu saja tak berniat mengangkatnya."Udah siang sana berangkat,"usir Shayrin.
"Gak perlu di suruh gue juga mau berangkat,"balas Zefran mengambil buah apel di meja dan bergegas pergi.
"Itu perut atau karet."Shayrin geleng-geleng kepala.
******
Shayrin di kantor sangat terganggu karena nomor baru itu terus menelfon."Siapa sih,"gumam Shayrin.Saat istirahat makan siang pun nomor itu terus menelfon.
"Siapa sih kok gak di angkat?"tanya Maysha.
"Gak tau, new number,"jawab Shayrin.
"Udah angkat aja, kali penting,"timpal Amel.
Akhirnya Shayrin pun mengangkatnya."Hallo siapa nih?"tanya Shayrin tanpa bas- basi.
"Arfan,"jawab penelfon itu.
Mendengar itu, Shayrin langsung mematikan ponselnya dan menonaktivkannya.
"Kok langsung di matiin?"tanya Amel heran.
"Arfan,"balas Shayrin singkat.
"ARFAN....!!"Seru Amel dan Maysha bersamaan.
"Biasa aja kali,"ucap Shayrin.
"Arfan muncul lagi setelah hampir satu bulan pernikahan loe sama Zefran. Terus loe mau gimana?"tanya Amel kepo.
"Gimana apanya?"tanya Shayrin balik.
"Apa loe bakal tinggalin Zefran dan balikan lagi sama Arfan?"Maysha ikut kepo.
"Gak usah di bahas deh. Bisa aja tadi orang iseng,"ujar Shayrin.
"Loe masih cinta sama Arfan kan?”Namun Shayrin tak menjawabnya.
"Diem berarti tandanya iya,"ucap Amel.
"Sok tau,"balas Shayrin.
"Nyatanya loe pasti belum pernah ngapa-ngapain kan sama Zefran."Slidik Amel.
"Dia masih bocah guys. Belum tujuh belas tahun."
"Gak papa, nanti loe ajarin adegan tujuh belas plus dong."Maysha tertwa.
"Dasar omes loe,"ucap Shayrin.
"Gak lah dia kan suami loe. Harusnya gak masalahkan,"timpal Amel.
"Udah sih bahas yang lain aja."
Saat mereka asik ngrumpi, karyawan cewek yang lainya pada ngerumpi tentang ceo yang baru saja datang untuk meeting nanti setelah makan siang."Apaan sih heboh banget?"tanya Maysha pada salah satu rekan kerjanya.
"Ada ceo ganteng banget masih unyu lagi gemes pokonya,"ucap orang itu.
"Jadi kepo gue,"balas Amel.
"Bentar lagi lewat sini."Orang itu menebalkan bedak dan lipstiknya.
Tak lama rombongan para ceo lewat.
Semua karyawan cewek pasang wajah sok imut dan kecakepan.
Maklum kebanyakan ceo muda yang datang, berharap ada salah satu dari mereka yang nyantol.
"Rin itu kan suami loe." Amel menyenggol lengan Shayrin.
"Mana mungkin, jam segini dia belum pulang sekolah,"jawab Shayrin tanpa melihat para rombongan ceo muda.
"Lihat dulu."Maysha mengangkat dagu Shayrin.
"Iya Zefran."Shayrin terkejut. Zefran terlihat dewasa dan berwibawa beda dengan di rumah.
"Ehemm udah kedip jangan di liatin mulu."Maysha terkekeh.
"Apaan sih gak lucu deh."Shayrin malu karena ketauan memgagumi Zefran.
"Udah gak usah malu-malu kucing deh, kita bukan abg lagi,"goda Amel.
"Au ah."Shayrin tak menanggapi ke dua temannya tapi tetap saja Shayrin sesekali melirik Zefran dari ekor matanya.
Banyak sekretaris Sexy yang menggoda Zefran membuat Shayrin panas. Apalagi Zefran tak melihat ke arah Shayrin sama sekali."Awas aja loe di rumah,"geram Shayrin dalam hati, siap-siap memarahi Zefran.
Zefran pulang seperti biasa jam sembilan malam.
Dan seperti biasa pula Shayrin selalu mengajak perang sepertinya tiada hari tanpa bertengkar di antara mereka berdua. Selalu ada saja yang di ributin.
"Enak yah yang habis mesra-mesraan sama cewek sexy,"ucap Shayrin sinis.
"Siapa?"tanya Zefran tak mengerti.
"Siapa lagi, masa gue."
"Cewek sexy mana?" Zefran melepas kancing lengannya dan menggulungnya ke atas.
"Loe kerja atau ngerayu cewek, gue liat para cewek ganjen deket-deket sama loe,"ucap Shayrin marah.
"Emang kakak liat di mana?"
"Tuh kan, otak loe cuma ada para cewek sexy itu jadi loe aja gak bisa liat gue."Shayrin benar-benar merasa marah.
"Gue beneran gak liat kakak. Emangnya di mana?"tanya Zefran lagi.
"Tempat yang buat loe meeting tadi siang itu kantor tempat gue kerja."
"Ya maaf gue kan gak tau. Lagian kakak gak nyamperin gue,"balas Zefran menyebalkan.
"Ngeselin banget sih loe. Gak usah kecakepan deh. Buat apa gue nyamperin loe. Lagian loe sama Arfan juga cakepan Arfan,"ucap Shayrin pedas.
Walaupun Shayrin mengucapkannya gak dari hati tapi karna emosi, tetep mengena di hati Zefran."Gak perlu loe bilang, gue juga tau."Zefran langsung ke kamarnya.
"Zef gue belum selesai bicara. Kenapa loe selalu pergi sebelum gue selesai ngomong. Loe gak hargain gue banget sih,"teriak Shayrin.
Zefran menghentikan langkahnya tak jadi naik tangga dan berbalik menghadap Shayrin."Lebih baik gue pergi sebelum selesai ataupun sebelum mulai. Karena gue di sini cuma pengganti. Gak ada cerita di antara kita. Kita hanya orang asing yang tak sengaja di pertemukan dan di persatukan oleh keadaan."Zefran langsung pergi ke kamarnya tak menghiraukan Shayrin lagi.
Shayrin juga sadar atas kebodohanya, laki-laki mana yang suka di banding-bandingkan. Wajar Zefran marah. Sampai tengah malam Zefran tak turun lagi ke bawah untuk makan, biasanya Zefran setelah mandi pasti makan dan minum susunya.
Pagi hari Zefran sudah bangun sebelum Shayrin bangun. Ia membuat s**u, roti bakar dan telor mata sapi untuk sarapanya sendiri kemudian langsung pergi pagi-pagi sekali tanpa pamit ke Shayrin.
Shayrin bangun sudah ada gelas dan piring kosong di meja, Shayrin kemudian ke atas untuk mengintip kamar Zefran namun teryata sudah rapih dan kosong."Mungkin dia marah. Gue harus minta maaf,"gumam Shayrin. Ia pun memasak dan menaruhnya di box nasi untuk Zefran nanti siang. Rencana Shayrin ingin menemui Zefran di kantornya untuk meminta maaf dan menyogoknya dengan bekal makan siang berharap Zefran mau maafin.
Sebelum jam makan siang Shayrin izin dan langsung menuju kantor Zefran."Maaf ruangan ceo mana ya? Saya ingin bertemu,"tanya Shayrin pada reseptionis di kantor Zefran.
"Apa anda sudah ada janji?"tanya reseptionis itu.
"Belum."
"Kalo begitu maaf anda tidak bisa menemui ceo kami."
"Bilang saja kalo Shayrin ingin bertemu,"ucap Shayrin.
"Baik tunggu sebentar,"reseptionis itu menelfon dan mengkonfirmasi kedatangan Shayrin.
Setelah menunggu beberapa saat, reseptionis itu tersenyum ramah pada Shayrin."Maaf nyonya, saya tidak tau kalo nyonya istri ceo kami,"ucap reseptionis itu.
"Iya gak papa."Shayrin merasa gak enak karena Zefran teryata sangat baik dan gak malu mengakui dirinya sebagai istri walaupun terpaut delapan tahun lebih tua dari Zefran. Zefran marah, tapi ia tetap menghargai kedatangan Shayrin.
Setelah di beri tau arah ruangan Zefran, Shayrin langsung ke sana. Shayrin mengetuk pintu saat sudah sampai.
"Masuk aja,"ucap Zefran.
Shayrin masuk dengan perasaan gugup dan tak enak."Zef gue bawain makan siang buat loe." Shayrin meletakan bekal makan siangnya di meja.
"Tumben,"heran Zefran.
"Kalo gak mau ya udah, gue bawa pulang lagi."
"Siapa bilang gue gak mau,"balas Zefran.
"Ya udah gue siapin di sana."Shayrin menata makan siangnya di meja tamu ruang kerja Zefran.
Zefran pun beranjak dari kursi kerjanya menuju sofa."Makan."Shayrin memberikan ke Zefran.
"Punya kakak mana?"tanya Zefran karena cuma ada satu nasi.
"Gue makan ini."Shayrin mengeluarkan salad sayurannya dari dalam tas.
"Cuma makan itu gak bakal kenyang, udah makan bareng aja."
"Gak gue lagi diet."Tolak Shayrin.
"Diet untuk apa lagi, kakak udah langsing."Zefran menyuapi Shayrin.
"Gak usah loe makan aja."
"Udah barengan aja, gue tau kakak ke sini mau minta maafkan?"
"Sok tau loe,"balas Shayrin malu.
"Gue yang harusnya minta maaf karena gak peka. Gue gak liat kakak kemarin di sana dan gue yang gak sadar diri, kalo kakak tentu milih kak Arfan. Jadi bodoh kalo gue marah,"ucap Zefran.Shayrin skak mat bingung mau ngomong apaan."Udah sekarang makan."Zefran menyuapi Shayrin lembut penuh kasih sayang.
"Sini gue juga suapin loe."Shayrin juga menyuapi Zefran.
"Ehmmm kayanya papah datang di waktu yang kurang tepat,"ucap papah Ben senang melihat ke romantisan Zefran dan Shayrin.
"Engga kok pah, ada apa?"tanya Zefran.
Shayrin hanya tersenyum ke papah mertuanya.
"Papah pikir kamu pergi kemana, pesan papah gak di baca daritadi. Nanti jam tiga kamu gantiin papah memimpin meeting,"jelas papah Ben.
"Ok,"balas Zefran singkat.
"Ya sudah lanjutkan makan siangnya,"papah Ben tersenyum.
"Iya pah,"jawab Shayrin dan Zefran barengan.
"Oya cepat buatin papah cucu ya."Papah Ben keluar ruangan Zefran sambil tertawa. Zefran dan Shayrin jadi salah tingkah. Mau bikin cucu gimana, kamar aja pisah.
Kalo lagi akur gitu sih iya mirip pasangan suami istri yang romantis tapi kalo lagi berantem udah kaya tom and jerry,ada aja yang di ributin.
Tiada hari tanpa bertengkar pokoknya.
Shayrin menang sendiri sedangkan Zefran gak mau di salahin. Sifat mereka sama-sama keras tapi Zefran lebih cenderung sering ngalah karna menghormati Shayrin yang lebih tua darinya.