Hari ini adalah hari yang begitu membahagiakan karena sudah pindah ke kontrakan baru. Rumah yang kuharap bisa memberikan kenyamanan untuk penghuninya-- aku dan Mas Feri. Senang dan haru kini kurasakan. Aku tak pernah menyangka jika Mas Feri akhirnya bisa pergi juga dari rumah penuh kenangan almarhum bapak itu. Memilih bersamaku tanpa membawa serta ibu. "Mas, kita harus beli perabotan juga, kan? Nggak mungkin kita bawa dari rumah ibu meskipun kamu yang beli semua," ucapku mengawali pembicaraan. Maklum, baru saja pindah. Peralatan masak nggak punya, peralatan tidur pun nggak ada. Yang aku bawa dari rumah ibu hanya sebatas pakaian dan beberapa benda lain yang nggak begitu berharga. Mas Feri menyeruput kopinya lalu mengambil sepotong brownies yang sudah kusiapkan di atas piring. Beruntun

