Rafael menatap diri dalam pantulan cermin, ia baru saja selesai memakai serum di wajahnya. "Jam berapa ini?" tanya Rendi yang masih berada di atas ranjang menutup seluruh tubuh dengan selimut. Rafael menoleh dan menatap Rendi. "Masih jam tujuh kurang," jawab Rafael. Rendi mengerutkan alis, ia duduk dan bersandar pada punggung ranjang. "Jam segini udah siap? Gak salah? Ini masih pagi loh," ucap Rendi seraya mengangkat kedua tangan menggeliat. "Ya terus kenapa kalau masih pagi?" Rafael balik bertanya. "Lu kerajinan! Ngapain nyubuh-nyubuh ke kantor? Lu pan atasannya, gua aja kadang jam sembilan atau jam sepuluh baru dateng," ucap Rendi. "Jangan samain gua sama elu! Jelas beda lah! Gua calon orang yang masa depannya cerah! Lah elu? Suram!" ucap Rafael. Rendi langsung memicingkan mata da

