"Kenapa masih di sini? Sana temuin tamunya!" "Papa serius?" "Serius, Sayang. Kamu pikir papa bercanda? "Kan Papa emang suka gitu dari dulu. Bilang ada nyariin aku taunya kurir paket." Darwin terkekeh. "Kali ini papa serius, Sayang." Binar menatap ayahnya penuh selidik. "Bi, kok masih di sini? Itu kasihan tamunya nunggu kamu." Fani berdiri di ambang pintu. "Papa bilang juga apa." Darwin menatap putrinya. Binar hanya mendelik pada sang ayah sambil beranjak. "Ada siapa, Ma?" "Kamu lihat sendiri aja. Sekalian bawa minumannya. Udah mama siapin di meja. Kalau perlu sekalian ajak makan malam. Kamu kan belum makan," cerocos Fani. Binar hanya menggeleng pelan. Ia saja belum tahu siapa yang datang mencari. Tetapi ibunya sudah meminta ini dan itu. Dengan membawa nampan, Binar pergi ke ruang

