2. It's Your Day!

731 Kata
‘17 Februari 2020, selamat ulang tahun ke 17 Anggita Amaranggana, semoga menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya, maaf mamah sama papah tidak bisa menemani hari special kamu, big love for you’ Oh sekarang ulang tahun gue ya? Anggi menatap layar ponselnya, menatap satu persatu pesan yang masuk kedalam ponselnya. Anggi terhitung cukup populer disekolahnya karena prestasi yang selalu ia dapatkan dengan mudah. Ia membalas satu persatu ucapan ulang tahun dari teman-temannya dengan senyuman yang sumringah, sampai ia terhenti pada notifikasi **, seseorang menyebutkan namanya pada cerita instagramnya. Huh? Rafael? Emang gue punya temen yang namanya Rafael? Mata Anggi membeliak menatap cerita ** Rafael. Ini kan foto gue waktu kecil? Gue kan gak pernah post dimanapun. Siapa sih? Temen SD? TK? Atau Secret Admirer? Apa gue coba request buat follow dia aja ya? Ia menggigiti kuku jarinya, kebiasaan buruk seorang Anggi Amaranggana yang tidak berubah belasan tahun. Perasaan penasaran dan takut bercampur menjadi satu, mengingat foto dalam unggahan cerita Rafael tidak pernah ia publish dimanapun. Ponselnya tiba-tiba bergetar terlihat nama dilayar ponselnya, Delvin sosok sudah yang menemani Anggi selama setahun ini. “Happy Birthday Baby!!! Semoga panja-“ “Delvin, jangan panggil gue babi” “Baby sayang” “Gamau” “Yaudah sorry, gue ulang ya? Selamat ulang tahun Anggi Amaranggana Nasution! Lu berdoa apapun deh, nanti gue aminin disekolah” Anggi tersenyum mengingat pria ini sudah mengejarnya sejak setahun yang lalu, sudah sering Anggi menolak pernyataan perasaan dari pria ini, namun ia tidak pernah patah semangat atau menghindari menjauhi Anggi. Pernah suatu hari ketika sedang presentasi didepan kelas, Delvin salah membuka dokumen, terlihat sebuah file proposal izin penjemputan dinner untuk Anggi terpampang besar didepan kelasnya. Juga pada saat pelajaran olahraga, Delvin rela lari lapangan sekolah 3 putaran karena meminjamkan baju olahraganya kepada Anggi. Sejak saat itu mereka sering dianggap mempunyai hubungan oleh teman-temannya. “Kenapa harus disekolah sih ngucap aminnya? Disini juga bisa kan?” “Karena disekolah kan ada 40 orang, kalau mereka ngucap amin nanti doa lu bisa terkabul” Anggi terkekeh kecil “Yaudah gimana lu aja deh, gue mau mandi dulu, bye!” “Bye!” Suara suara riuh sudah terdengar dari luar kelas, Anggi terhenti didepan kelasnya bingung antara haruskah ia masuk atau tidak, sampai ia ditarik oleh seorang wanita berambut hitam pendek kedepan papan tulis. “Hadirin sekalian bintang kita hari ini, Anggi Amaranggana!!!” Sorak-sorak serta suara tepuk tangan mengisi seluruh kelas, semua temannya berdiri melingkar dengan kue ulang tahun yang diletakan diatas mejanya, ia menatap teman-temannya lalu terhenti tepat dimata Delvin, matanya berbinar mengisyaratkan bahwa ia berterimakasih, Delvin pun tersenyum hangat. “C’mon DJ Haris ayo putar lagu andalan kita!” teriak wanita tadi Lagu ucapan ulangtahun pun diputar diikuti nyanyian teman-temannya. Anggi meneteskan air matanya mengingat terakhir kali ia merayakan ulang tahunnya tepat dengan kepergian orang spesial di hidupnya, Farhan Adrian Fabian. Ia memeluk wanita berambut pendek tadi “Bita makasih” “My pleasure, t’s your special day, enjoy it” Anggi duduk dibangku taman sekolah ditemani kedua temannya, Tsabita dan Delvin. Mereka sibuk merapihkan kado-kado yang diberikan oleh murid disekolah ini, well Anggi merupakan murid popular jadi mendapatkan banyak perhatian sudah bukan hal aneh lagi baginya. Tsabita menodorkan satu kado kepada Anggi. “Ada surat diatasnya, katanya cuman boleh dibuka sama Anggi” “Dari siapa itu? Ada namanya?” tanya Delvin “Nope, cuman surat peringatan aja. Kepo banget deh lu vin” Tsabita melanjutkan merapihkan kado. Anggi merobek bungkusan itu, terdapat sebuah kotak hitam kecil dengan pita merah diatasnya. Ia membuka kotak itu perlahan, Jam tangan? “Lebay banget deh pake surat peringatan segala, padahal cuman jam doang” ketus Tsabita “Gak bit, ini ada cincin” Anggi menunjukan sebuah cincin plastik seukuran jari anak kecil berwarna merah tua dengan aksen telinga tikus disisinya, ia menelisik setiap detail pada cincin, jam tangan dan kotak hitam itu, dan terdapat sebuah tulisan kecil ‘For Little Anggi’ disudut kotak tersebut. Ia langsung membuka ponselnya dan langsung berfikir bahwa ini kado dari Rafael! Ia menatap room ** antar dirinya dan Rafael namun belum ada balasan atas pesannya. “Gi cincinnya lucu banget! itu buat adek gue dong! Lagian kan kalau dipake sama lu juga gak akan muat” kata Tsabita. Anggi menggeleng cepat, Tsabita memanyunkan bibirnya lalu melanjutkan merapihkan kado. Gue bakal cari tau dibalik akun Rafael!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN