Action 1

1268 Kata
Malam gelap gulita. Jalanan terlihat lenggang, tak ada sebuah kendaraan pun yang melaluinya. Sayup~sayup dari kejauhan terdengar deru dua buah motor yang berkejaran. Pengendara motor merah yang berada di depan terus menoleh ke belakang, sorot matanya terlihat panik menyadari menipisnya jaraknya dengan motor hitam di belakangnya! Ia menekan gasnya semakin dalam namun tak bisa membuatnya melaju lebih cepat. Diliriknya kaca spion motornya dan ia terhenyak. Kemana motor hitam yang mengejarnya? Belum habis rasa herannya, jantungnya seakan berhenti berdetak saat ia menatap kedepan. Di depannya telah menghadang si motor hitam itu. Pengemudinya menatapnya tajam seakan siap menghajarnya. Pengemudi motor merah itu berusaha menghindar supaya tak menabrak motor hitam di depannya, ia berbelok tajam dan langsung menabrak tong minyak di depannya. Blarrr!! Motornya meledak seketika dan ia terlempar beberapa meter dari situ. Helmnya terlepas dari wajahnya dan kini wajahnya terasa panas terkena kobaran api. Ia segera bangkit berdiri dan menjauhi kobaran api itu. Tapi didepannya telah menghadang sosok tinggi berpakaian serba hitam yang masih memakai helm berwarna hitam. Dia menghantam sosok itu dengan tinjunya, namun dengan mudahnya sosok itu menghindar. Dia mencoba melancarkan serangan hooknya lagi, lagi-lagi sosok itu dengan mudah menahan tinjunya dan memluntir tangannya. Dia menjerit kesakitan. Tangannya langsung merogoh saku jaketnya dan menodongkan pistolnya pada sosok itu. "Matilah kau!" desisnya keji. Dia menarik pelatuknya. Mendadak sosok itu menendang tangannya dengan gerakan yang sangat cepat. Pistolnya mengarah keatas dan menembak udara diatas kepalanya. Ia terkejut, dan lebih kaget lagi saat sosok itu memukul tangannya keras hingga pistolnya terlempar jauh. Kemudian lututnya ditendang hingga ia jatuh berlutut membelakangi sosok itu. Kedua tangannya ditekuk ke belakang dan disatukan dengan borgol. "Bram Handoko...Anda ditahan atas tuduhan perampokan dengan senjata api. Segala perkataan dan tindakan anda akan dijadikan bukti untuk menjerat anda ke pengadilan," kata sosok itu dengan suara dingin. Bram menoleh kebelakang, saat itulah ia melihat sosok yang menangkapnya itu. Sosok itu telah membuka helm yang sedari tadi menutupi wajahnya. Bram ternganga seketika. Amboi cantiknya wajah pria ini! *** Di markas besar kepolisian sedang diadakan rapat internal yang membahas masalah penting. "Berdasarkan informan kita, ketua komplotan p**************a yang sudah lama kita incar berada di sekolah SMA Teladan Hati," ucap seseorang yang menjadi pimpinan rapat. "Siapa? Guru? Kepsek? Atau security?" tanya yang lain. "Siswa," jawab si pimpinan rapat. "Hahhh?? Siswa? Apa informasi ini akurat?" seseorang menyangsikannya. "Sangat akurat! Oleh karena itu aku sudah menerjunkan agen khusus kita untuk menyamar menjadi siswa sana. Dia sangat kompeten untuk tugas ini. Selain dia agen khusus terbaik selama ini, dia juga terlihat muda dan berwajah cantik," ucap pimpinan rapat itu menjelaskan. "Agen khusus terbaik kita adalah cewek? Memalukan saja kita sebagai pria tak bisa menandinginya!" nyinyir seseorang. Sang pimpinan rapat tersenyum geli mendengarnya. "Dia pria tulen, hanya saja wajahnya cantik. Operasi Pretty Boy ini akan dipimpin olehnya." "Mengapa harus memilih nama Pretty Boy? Kedengarannya menjijikkan!" Lagi~lagi pimpinan rapat tersenyum geli. "Karena.. pimpinan komplotan p**************a itu penyuka sesama jenis. Pretty Boy diterjunkan kesana untuk memikat hati pimpinan komplotan itu!" Mereka semua yang mengikuti rapat langsung bergidik ngeri. *** Brak!! Libby menggebrak meja kantin dengan keras. "Elo.. berani~beraninya melakukan itu ke milik gue! Lo berani menantang gue?" bentak Libby sadis. Cewek didepannya gemetar ketakutan, dengan mata berkaca~kaca ia menjawab, “ma ... maaf, Kak. Sa-saya gak tau kalau Kakak sssuka Kak Dylan." Mulut cewek itu langsung dibungkam oleh tangan Libby. "Shut up, Jalang! Lo gak usah ngomongin ini keras~keras. Bisa gawat kalau Dylan tahu!" Libby memandang sekelilingnya, dia khawatir kalau gebetannya memergoki kelakuannya. Libby adalah gadis tercantik di SMA Teladan Hati. Di depan Dylan, dia berlagak menjadi gadis lembut yang jinak~jinak merpati. Namun di belakang Dylan, semua juga tahu Libby itu cewek preman yang jago berkelahi dan hobinya membully cewek yang naksir Dylan. Libby dan Dylan telah bersahabat sejak SD, diam~diam Libby naksir sobatnya itu tapi dia berusaha menyembunyikannya. Libby mengambil surat cinta milik gadis itu, yang mestinya diperuntukkan untuk Dylan, namun dirampas olehnya. Libby membakar surat itu didepan cewek malang itu. "Cukup disini aja kelakuan jalang lo! Sekali lagi gue mergokin lo dekatin si Dylan.. gak cuma surat ini yang kebakar, rambut lo juga bisa gue bakar, tauk?!" ancam Libby sadis. Cewek itu mengangguk ketakutan. Lalu Libby mendorongnya dengan kasar. Cewek itu terjatuh dan menubruk kaki seseorang. Orang itu sontak membantu cewek itu berdiri. Dengan penasaran Libby melihat muka orang itu. Astaga, ini cewek apa cowok? Cantiknya ... tatap Libby melongo. "Haiiii," cowok itu menyapa dengan centilnya sambil melambaikan tangan lentiknya. Libby langsung mual melihatnya karena dia paling benci cowok melambai! "Ngapain nyapa~nyapa gue, Bences!" bentak Libby kejam. Boro~boro marah, cowok melambai itu justru tersenyum manis. "Eyke cuma mau ingetin situ, Neng wajahnya cantik kenapa kelakuannya busuk gitu?" sindir cowok cantik itu. Libby melotot ganas pada cocan (cowok cantik) itu, dengan cepat ia mendekatinya. "Nama lo siapa?" tanyanya kasar sambil menusuk d**a cowok itu dengan jarinya. "Jiahhh!!" Sekonyong-konyong cowok itu menjerit malu sambil menutup dadanya. Libby jadi melongo, mengapa cowok itu berlagak seolag Libby telah melakukan pelecehan seksual padanya? Libby gemas sekali. Dia hendak menjitak kepala cocan itu, tapi meleset karena cowok itu menoleh ke samping. "Nama eyke Pretty, Sis.." Libby lagi~lagi melongo. "Nama asli lo, b*****t!" maki Libby kesal. "Iya ini asli, Sis. Nama eyke Pretty Boy Salahubin," jawab cocan itu sambil mengedipkan matanya kenes. "Ortu lo sinting kalik kasih nama lo kek gitu!" tukas Libby tak percaya. "Kok situ tahu? Sebulan setelah eyke dilahirkan dan ditahbiskan pakai nama itu, Papi masuk rumah sakit jiwa gegara nombok togel ratusan juta tapi nomornya gak masuk," ucap si Pretty enteng. Arghhh! Libby bisa gila menghadapi makhluk sinting ini. Mending langsung hantam saja biar kapok! Libby menerjang Pretty, berniat mencekiknya, tapi Pretty sengaja menjatuhkan dirinya ke tanah sambil memeluk Libby. Akhirnya mereka jatuh berguling~guling di lantai dan berhenti saat menabrak sesuatu. Posisi Libby kini berada diatas Pretty. Mereka saling bertatapan, terpaku melihat wajah dihadapan mereka. Tak sadar Libby menelan ludahnya, bagaimana bisa ada cowok seindah ini? "Lo cantik," gumam Libby spontan. "Libby, kamu tak apa?" tanya seseorang di depan mereka. Libby mendongak keatas dan terkejut menemukan wajah ganteng gebetannya. Sial! Ternyata mereka telah menabrak kaki Dylan. "Dylan, aku.." Libby pura~pura tersipu malu. Dylan mengulurkan tangannya dan Libby segera menyambutnya dengan wajah merona. Lalu ia menyembunyikan wajahnya dengan manja di balik punggung Dylan. Dylan tertawa dan mengacak rambut Libby lembut. Pretty yang melihat itu jadi ternganga. Dih, ternyata cewek ini lihai sekali! Perubahan karakternya bahkan lebih cepat dari robot transformer berganti bentuk. Hilang sudah kesan kasar Libby, sekarang cewek ini semanis anak kucing. "Hei, mau kubantu berdiri?" sapa Dylan pada Pretty yang masih berbaring di lantai. Pretty tersenyum manis. "Makasih, Kak," ucapnya kenes sambil menyambut uluran tangan Dylan. Lalu ia menggengam tangan Dylan dengan erat hingga cowok itu kesulitan melepasnya. Libby menyaksikan itu dengan hati mendidih. Dasar bencessssss!! Libby langsung maju dan menarik tangan Dylan dari genggaman Pretty, tapi cocan itu berusaha menahannya. Mereka berebut tangan Dylan. Diam~diam Libby melotot galak pada Pretty. "Lepasin gak," ucapnya tanpa suara pada Pretty. Pretty menjawab tanpa suara juga, "no way!" Akhirnya Dylan yang menepis kedua tangan yang memperebutkan dirinya. "Sudah, sudah. Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian?" tanya Dylan heran. Tentu saja Libby tak mungkin menjawab bahwa dia tengah berkelahi dengan cocan didepannya. Akhirnya dia menjawab riang sambil memeluk bahu Pretty, "kita sedang bercanda kok, Dylan. Betul, kan, Pretty?" Diam~diam Libby mencubit bahu Pretty untuk memberi kode pada cocan itu. "Iya Kak, kita cuma bercanda kok. Oh Libby, ternyata kamu itu lucu juga ya ternyata," timpal Pretty sambil balas mencubit kedua belah pipi Libby dengan gemas. Libby melotot kesal. Namun saat Dylan memandangnya, Libby pura~pura tersenyum geli. Ular juga si bences satu ini! Awas lo, ya! ancam Libby dalam hati. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN