Terjerat

1463 Kata
    Namaku shelo, aku seorang wanita rapuh yang kesepian tanpa kasih sayang keluarga. Kehilangan Papi membuatku hancur, apalagi harta kekayaan keluargaku habis karena Mbak Intan dan Kak Jefri mantan pacarku. Hidupku rumit, sangat rumit. Aku adalah wanita jahat yang ingin merebut suami orang lain. Kak Revan aku sangat menyukainya. Dia adalah sosok kakak yang sangat aku kagumi. Aku menyesal pernah membuat istri kak Revan kesal karena ulah jahatku. Maafkan aku Mbak Anita.... Aku menatap ruang ini dengan kesal. Jika saja aku tidak terjebak ulah Mbak Intan dan Kak Jefri aku tidak akan terjerumus barang haram yaitu obat-obatan terlarang yang akan menghacurkan tubuhku sendiri. Tadinya aku pikir aku bakal mati karena kecanduan, tapi Tuhan sangat menyayangiku karena aku dipertemukan dengan sosok saudara yang sangat menyayangiku. Mbak Anita adalah wanita baik yang rela menghabiskan waktunya untuk selalu menemaniku. Ia mendorongku untuk menyembuhkan ketergantunganku. Narkoba adalah pembunuh dan  itu benar, wanita bernama Nana meninggal seminggu yang lalu akibat ketergantungan Narkoba. Narkoba memang iblis yang hanya memberikan kesenangan sesaat dan kemudian menghancurkan kehidupan seseorang. Nana sempat bercerita padaku jika ia amat menyesal memakai obat-obatan laknat itu. Mencoba barang haram itu adalah hal yang sangat salah. Jika ada masalah lebih baik dibicarakan kepada sahabat atau orang yang kita percaya, agar bisa mencari solusi bersama. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Cobalah berusaha dan berdoa , itu yang selalu dikatakan Mbak Anita kepadaku. Aku mencoba memejamkan mataku namun, teriakan pendatang baru ditempat ini mengingatkanku saat aku pertama kali datang kesini. Aku bersyukur aku tidak lagi ketergatungan obat-obatan laknat itu dan aku bersumpah aku tidak akan pernah menyetuhnya lagi. Aku melihat pergelangan tanganku yang pernah aku lukai karena kecanduan yang sangat parah. Pi, Maafkan Shelo Pi, shelo janji akan hidup dengan baik. Besok aku harap aku bisa membuka mataku dan menemukan harapan baru menuju kehidupan yang lebih baik. Aku akan menjadi Shelo yang baru dan akan merubah semua kebiasaan burukku. Ada yang bilang tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Aku yakin aku bisa menjadi wanita tegar dan berjuang untuk hidupku. Ya, aku akan melanjutkan pekerjaanku menjadi model dan penulis. Tak ada yang tahu jika aku adalah seorang penulis karena aku menutupi identitasku selama ini. Yang mereka tahu jika aku adalah seorang artis dan juga model. ***   Shelo membuka matanya karena teriakkan para perawat meminta mereka untuk bangun. Shelo merenggangkan ototnya dan tersenyum manis kepada perawat yang baik hati yang bernama Jamila. Ibu Jamila adalah wanita paru bayah yang selalu mendengarkan curhatan Shelo. "Bangun Shelo, kamu lupa hari ini kamu bisa pulang dan menjalani kehidupan normalmu" ucap ibu Jamila. "Huah....Bu, Shelo pasti akan merindukan ibu!" ucap Shelo manja. "Tapi apa kamu  tahu? Mbak dan kakak iparmu beserta kedua keponakanmu sudah menunggu diluar!" ucap ibu jamila. Shelo segera berdiri dan mengambil koper yang telah ia siapkan tadi malam. "Ibu, nanti Shelo akan sering mengunjungi ibu" ucap Shelo memeluk Jamila. "Tentu saja sayang, kamu tidak mandi?" Tanya ibu Jami. "Tidak Bu, males hehehe..." kekeh Shelo. Shelo melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu yang berada dilobi lantai satu. Ia melihat Anita, Revan, Yura, Yeza dan Ragil yang berada digendongan Revan. "Mbak...kak..." teriak Shelo memeluk Anita. Shelo mendekati Yeza yang sudah berumur 3 tahun lalu mencium pipi Yeza. Ia kemudian memeluk Revan dan mencium pipi Ragil yang berada digendongan Revan. Shelo kemudian menyamakan tingginya dengan berlutut dihadapan seorang anak perempuan yang cantik dan mencium pipinya. Yura anak kandung Intan kakak tirinya yang menghancurkan hidupnya. "Mbak Yura apa kabar? Kangen nggak sama tante Celo?" Tanya Shelo dengan senyum manisnya. "Kangen tante Cel" ucap Yura mencium pipi Shelo. Shelo menggendong Yura namun sosok laki-laki imut yang mencolek kakinya membuat Shelo tertawa. "Yeza mau digendong juga?" Tanya Shelo. Yeza menganggukkan kepalanya. "Yeza sama Mama aja ya!" Ucap Anita menggendong Yeza. "Nggak apa-apa Mbak, aku kan kangen sama mereka!" ucap Shelo. "Bisah patah pinggang kamu Shel. Ingat Shel kamu belum menikah!" Ucap Anita mengingatkan Shelo akan statusnya. Shelo meringis mendengar ucapan kakak iparnya. "Nanti deh....Mbak jika jiwa dan ragaku kembali bugar hehehe" kekeh Shelo. "Kamu mau kerja diperusahaan kakak?" Tanya Revan memotong pembicaraan mereka. Shelo menggelengkan kepalanya "Nggak Kak, aku mau fokus menulis dan mode atau bisnis laundry kak" jelas Shelo. Anita tersenyum "Jika kamu membutuhkan bantuan Mbak dan Kak Revan akan ada selalu untukmu dek!" ucapan Anita membuat Shelo terharu. "Iya mbak terima kasih.." ucap Shelo tulus. Mereka mengantarkan Shelo ke Apartemen milik Revan. Anita dan Revan bersepakat memberikan satu unit Apartemen untuk Shelo. Mereka berdua sangat menyayangi Shelo seperti adik kandung mereka sendiri. Setelah mengantar Shelo didepan lobi Apartemen Revan bersama keluarga kecilnya segera pulang. Shelo masuk kedalam lift dan  menuju Apartemen yang akan ia tempati. Ia berhenti tepat didepan pintu apartemen dan segera menekan pasword. Pintu terbuka, Shelo masuk sambil menggeret kopernya. Ia tersenyum saat melihat Apartemen yang diberikan kedua manusia berhati malaikat yang selalu menjaganya. Ia melihat foto didinding apartemen ini. Terdapat Foto keluarga barunya yang sangat menyayanginya. Ada Revan, Anita, Yura, Yeza dan Ragil. Shelo sangat bersyukur menjadi bagian dari keluarga ini. Shelo melangkahkan kakinya keruang tengah dan ia melihat sesuatu yang berada diatas meja. "Mbak Anita membelikan note book baru dan apa ini? kartu kredit...aku jadi tidak enak menerima semua ini. Aku ini pernah jahat dan kasar sama Mbak  Anita dan perlakuanku yang dulu sangat menjijikan" ucap Shelo mengingat apa yang pernah ia lakukan dulu.  Shelo lalu menuju dapur dan melihat sebuah kertas yang tertepel di kulkas. Jangan berani-beraninya kamu menyetuh makanan yang tidak sehat. Semua bahan makanan sudah Mbak isi Shel, jangan buat aku dan kakakmu kecewa! Shelo menggaruk kepalanya, tadinya ia ingin membuat mie instan tapi karena isi kertas itu membuatnya harus segera memasak bahan makanan yang ada dikulkas sebelum Vio atau Anita memeriksa kulkas itu. Vio dan  Devan adalah orang tua angkat Shelo, keduanya sangat menyayangi Shelo. Bagi Vio dan Devan, Shelo adalah putri mereka satu-satunya. Shelo memutuskan membuat omelet sayur-sayuran. Setelah selesai memasak ia menuju ruang TV dan membuka acara selebriti. Ia tersenyum kecut saat melihat pemberitaan mengenai dirinya yang telah keluar dari panti rehabilitasi ketergantunag obat-obat terlarang. Siapa yang tidak mengenal model cantik yang bernama Celopatra. Wanita cantik ini kabarnya telah keluar dari panti Rehabilitasi. Banyak yang menyayangkan karirnya yang jatuh begitu saja akibat Narkoba. Kedekatan wanita ini dengan beberapa produser membuat namanya melambung tinggi. Kita tunggu kabar dari Celo apakah dia akan kembali kedunia hiburan atau dia akan tenggelam seperti artis lainnya yang pernah terjerat kasus narkoba. Klik.. Shelo mematikan Tv dan tiba-tiba selera makannya hilang. Ia membuka jendela Apartemennya dan berteriak. "Aku ingin bahagia..." Brak.... "Wanita gila...Berisik!" teriak seseorang terganggu dengan aksi Shelo. "Siapa yang gila? Dasar bule kesasar!" Teriak Shelo saat melihat kesamping dan melihat sosok laki-laki yang mengatakannya gila. "Diam kau...! yang tinggal disini bukan hanya kau!" Teriak laki-laki itu. "Bodoh..." Kesal Shelo menutup jendela dan menatap diding yang membatasi apartemenya. Kalau gue punya lubang ajaibnya doraemon gue bakalan langsung kerumah laki-laki itu dan gue akan menjambak rambutnya, memukul bibir sombongnya itu. Shelo melihat disudut ruangannya terdapat home theater yang sepertinya bisa gunakan untuk  mengganggu laki-laki gila yang berada di balik tembok apartemenya. Shelo mengetuk dinding dan ternyata Apartemen ini hanya kedap suara didalam kamar saja, seperti kamarnya. Shelo tersenyum penuh kemenangan karena sepertinya rencananya yang ingin mengusik laki-laki itu akan berhasil. Sepertinya mengganggu tetangga baru akan menjadi hobi yang menyenangkan saat ini.... Mati kau laki-laki gila... Shelo yang baik hati kembali beraksi... Shelo tersenyum setan, ia menghidupkan musik dengan keras dan sengaja mengetuk dinding sebelah dengan kencang. Tok....tok... "Hahahaha...rasain hahaha..." Shelo mencoba mengintip dari lubang pintu menunggu kedatangan tetangga barunya. Shelo tersenyum kecut saat melihat laki-laki berambut gondrong dengan bulu-bulu lebat yang menutupi rahangnya. "Widih kera" ucap Shelo geli melihat bulu-bulu itu. "Jadi merinding nih" shelo memegang lengannya yang meremang karena melihat bulu-bulu itu. Tadi ia hanya melihat tetangganya sekilas dari jendela apartemenya, ia tidak menyangka jika bule tetangganya memiliki banyak bulu diwajahnya. Shelo sebenarnya anti bulu, ia geli ketika melihat bulu. Ia bahkan takut dengan binatang yang berbulu dan kali ini ia bertemu manusia dengan bulu yang menutupi rahangnya. Tok...tokk... Mati gue senjata makan tuan nih... Bulu... Oh...tidak.. "Buka b******k atau aku akan memaksa pihak kemanan untuk mengusirmu dari apartemen ini!" Teriak laki-laki itu. Shelo segera mematikan musik yang ia hidupkan tadi, namun tidak membuat tetangganya berhenti mengetuk pintu itu. Gue mau damai... Gue nggak sanggup lihat tu bulu... "Buka...wanita gila, kita perlu bicara empat mata!" Teriaknya.     helo membuka pintu sambil menyipitkan matanya berharap pemandangan bulu itu menghilang dari hadapannya. "Maafkan aku tetangga bulu, aku janji tidak akan mengganggumu lagi!" ucap Shelo pelan penuh penyesalan.     Laki-laki itu mendorong pintu Aprtemen Shelo hingga ia bisa masuk ke dalam Apartemen Shelo. Ia kemudian menatap wanita cantik yang berada dihadapannya dengan pandangan tidak suka. "Jika untuk menarik perhatianku dengan bersikap brutal, kau salah. Aku benci wanita sepertimu!" ucapnya kasar.     "Hmmm maaf tuan berbulu, aku salah dan bisahkah kau keluar dari rumahku!" Usir Shelo yang memutuskan  untuk memejamkan matanya karena tidak ingin melihat bulu. Geli..hus...hus...pergi makhluk berbulu...     "Tuan berbulu? dasar gila!" Teriak laki-laki itu kesal karena ucapan Shelo. Ia membuka pintu dan keluar dengan menutup pintu dengan kencang. Brakkkk.... Pintu tertutup membuat shelo bernapas lega karena selamat dari makhluk berbulu yang membuatnya merinding disko. Shelo memutuskan untuk segera tidur dan bermipi indah. Besok ia akan bertemu menajernya untuk menanyakan apakah ada pihak yang ingin melanjutkan kontraknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN