221. Gedung Penyimpanan Emas

1677 Kata

“Dasar kakek tua ganjen! Nggak ingat umur,” ujar Rudi selepas dia membalas pesan dari Dwipa Mulya. “Siapa yang ganjen maksudmu, Rud?” Meisya bertanya dari belakang. “Ah, ada lah! Ini orang yang lagi iseng.” Rudi memasukkan kembali ponselnya dalam saku. Ia merasakan ponselnya bergetar, dia tahu siapa yang mengiriminya pesan. Maka dari itu ia abaikan saja pesan tersebut sambil sedikit menahan tawa. Sedikit mengerjai orang tua, cukup menyenangkan juga. Begitu pikir Rudi. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di daerah tujuan. Mansion putih itu memiliki cahaya paling terang dari semua bangunan di sampingnya. Siapa pun bisa melihat rumah bak istana tersebut dari kejauhan. Terlihat paling megah dan mendominasi dari semua gedung yang berjajar di tepi gunung. Sangat mencolok dan tampak arogan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN