28 Lamaran di Anjungan

2039 Kata

Sebenarnya aku malas menanggapi pertanyaan Nely barusan. Namun, tak ada salahnya kami terlibat debat secara langsung. Mungkin ini bakal enggak kalah seru dengan acara Indonesian Lawyer Club. Aku tersenyum dalam hati. “Bukannya aku yang harusnya bertanya, kenapa kamu di sini?” Dengan nada sangat tenang kusampaikan jawaban sanggahan. Nely terdiam lalu menoleh ke belakang. Begitu terlihat Mas Wildan telah usai menaiki anak tangga, Nely segera menghambur kepadanya. Seperti anak kecil yang hendak mengadu ke bapaknya. Sementara itu, Rohim dan Rheza tatkala melihat ayahnya datang, mereka tak mau kalah. Dua anak laki-lakiku itu berlari dan menyeru sekencang-kencangnya. “Ayah …!” Nely yang hendak menggandeng tangan Mas Wildan diurungkannya sebab laki-laki itu fokus hendak menangkap anak-anak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN