TRY AGAIN

871 Kata
Siang menjelang sore, hari saat dimana hangover Edelweiss yang hanya meminum seteguk wine tapi sudah mabuk, dia pun bangkit dari ranjang kecil Marina, Edel masih di titik membuncah dengan kekesalan yang seakan sulit sekali di kontrol apa lagi setiap saat bayangan Jeana dan Rey muncul, rasanya apa saja yang ada di hadapannya ingin ia hempaskan. Edelweiss bergegas membersihkan diri, menatap pada kaca di kamar mandi itu, Edel tersenyum, “Hi Jean, aku calon ibu sambungmu, hahaha...” Edelweiss nyaris seperti kehilangan akal, berada di titik yang mana obsesinya menutupi akal sehatnya. Tidak berlama-lama ia pun mencari makanan di kulkas milik Marina itu, mengambil sepotong kentang rebus lalu berjalan memakannya dan mengambil segelas air. Sebuah jendela lantai dua itu Edel buka, membiarkan semilir angin masuk kedalam kamar, tiba-tiba saat sedang menikmati kunyahannya, Edel melihat pada jemuran Marina, ada sebuah gaun cantik nan elegan, bibirnya menyimpulkan senyum penuh arti, bergegas ia meletakkan sarapannya lalu menarik gantungan gaun yang berada di jendela itu. “So beautiful gaun ini, Marine pinjamkan aku ini ya. Oke Edelweiss pakai saja...” Jawab Edel sendiri menyeringai lebar, ia akan pergi ke rumah sakit lagi dan berpura-pura memeriksakan diri ke dr.Redev ayah Jeana. *** Gaun elegan berwarna nude itu sudah ia kenakan, harusnya menjadi sebuah kostum yang salah jika untuk dipakai ke rumah sakit, it's oke, tujuanya adalah untuk menggoda seorang hot duda, bukan untuk berobat apalagi menyembuhkan sebuah penyakit. Lipstik merah merona ia poles ke bibirnya, sedikit make up membuat garis wajahnya terlihat semakin sempurna, “Uhu....” Edel menggerak-gerakkan brush make up nya di depan kaca, kali ini pasti dr.Redev ada di sana, Edel meyakinkan itu. “Pesona mana yang bisa kau dustakan, daddy...” itu adalah panggilan yang ia panggilkan kepada ayah Jeana sebab Jeana yang meminta,” Maafkan aku, sepertinya aku harus memanfaatkanmu... Tidak buruk, kau masih sangat menarik daddy.” Hoeeekkk.... Edelweiss merasa mual atas tingkahnya sendiri yang berusaha menjadi penggoda itu,”Maafkan aku, Tuhan.” Sebelum berangkat kerumah sakit Edelweiss lebih teliti lagi, tidak ingin kali ini kedatangannya sia-sia ia pun menghubungi rumah sakit dan melakukan reservasi, dia tertawa lebar saat mendapati dr.Redev bertugas sore ini dan menjadi dokter untuk pasien umum, dia pun bergegas memesan sebuah taksi untuk segera pergi. *** Sebuah taksi menghantarkan Edel tiba di rumah sakit Golden Cleveland Hospital. Sebuah rumah sakit swasta terbaik di kota itu, Edel dipersilahkan masuk tentunya, ia pun memberitahukan bahwa dia sudah membuat janji dengan dr. Redev. Edelweis mulai melakukan pendaftaran ulang, ia pun melakukan pengisian pada mesin data di sana. Bruk!! “Awwwww.....” Suara hentaman kuat dan teriakan yang begitu melengking pecah di sana, seketika petugas pengamanan berhambur, semua terjadi begitu cepat seorang anak kecil mendorong kencang sebuah kursi roda kosong melepaskannya dan membuat Edelweiss yang berdiri tertabrak hingga terjatuh. Sungguh dia yang hanya berpura-pura tidak baik-baik saja memeriksakan dirinya ke rumah sakit kini benar merasakan sakit, punggungnya terhempas kuat membuat dress yang ia kenakan sedikit robek sebab tersangkut di kursi roda itu, Edelweiss segera ditolong dan diduduki di sebuah sofa. Mendapati keramaian itu, seorang lelaki pun mendatangi titik tersebut, membelah di antara kerumunan dan ia lihat sepertinya dia pernah melihat wanita itu dan ya, benar dia adalah wanita yang akan bunuh diri semalam. Segera lelaki itu mengudarakan tanganya meminta keramaian bubar, ”Dia temanku, pergilah...” perintah lelaki itu dan dituruti, semua petugas di sana tampak mengangguk hormat padanya. Edelweiss pun terbelalak atas ucapan lelaki itu dan ketika ia lihat itu adalah lelaki kemarin yang membuat ia tertampar atas sikapnya. Lelaki itu merendahkan tubuhnya untuk melihat kondisi kaki Edelweiss, “Kau ingin memanfaatkan anak kecil mendorong kursi roda untuk membuatmu mati? Dan kenapa kau masih di sini, tidakkah seharusnya kau sudah bertemu dengan malaikat maut? Oh, apakah akhirnya kau sadar begitu banyak di dunia ini yang ingin terus sehat dan ingin punya umur panjang?" lelaki itu menyimpul cibiran, membuat Edelweiss telak sudah tersindir habis. “Jangan ikut campur urusanku!” Edel pun meraih tasnya dan ia bangkit seketika. Lelaki itu pun ikut bangkit, lalu dengan cepat ia menarik tangan Edel dan membuat wanita itu kembali terjatuh ke sofa, Edelweiss memasang wajah kesal dan berkata kasar untuk mengusir lelaki menyebalkan tersebut dari hadapannya. “Menjauhlah, aku tidak pernah mengurusi siapapun, maka jangan urusi aku!” titah Edel seraya menghempaskan kasar lengan lelaki itu. Lelaki itu tertawa sembari melepaskan jas yang dikenakannya, Edel pun langsung melihat pada gaun seksinya, lalu ia melayangkan tangannya untuk menolak perbuatan pria itu yang seperti akan memberikan jas tersebut untuknya. “Apa lagi yang mau anda lakukan? Ini bukan urusan anda!” Lelaki itu semakin tertawa hingga mengedikkan bahunya, ”Aku juga tidak ingin mengurusi urusan anda nona, ambillah! Mungkin kau tidak butuh, tapi bagian belakang tubuhmu terlihat membutuhkannya!” ucap lelaki itu, lalu ia menarik tangan Edel dan meletakkan jasnya, kemudian berlalu pergi begitu saja. Edel terbelalak dan terlonjak atas ucapan lelaki itu, ia pun langsung meraba kondisi gaun yang menutupi tubuh belakangnya yang indah, “Oh s**t!" Edel mengumpat seketika, saat mendapati gaun yang ia kenakan sobek di area belakang. “Oh my God, jadi dia melihat celana dalam motif beruangku!” Edel kembali duduk, meremasi pahanya, betapa malunya dia saat ini lelaki itu melihatnya, atau jangan-jangan semua orang yang berada di sana juga melihatnya.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN