Dahi Nico mengernyit mendengar permintaan Lili. Ia tidak suka jika wanita itu ingin pergi dari kediamannya meski hanya sebentar. Tangan Nico terulur mendekati Lili yang masih berdiri dihadapannya. Kemudian memegang dahi Lili dengan telapak tangannya. Desahan kecil keluar dari mulut Nico. Meski ini akan terdengar aneh tapi Nico akan mencobanya. “Aku rasa kamu sudah bangun. Tapi kenapa masih saja bermimpi? Aku tidak akan pernah mengijinkanmu tanpa aku.” Nico menarik lagi tangannya dan diselipkan kedalam saku. Satu tangannya lagi memegang cangkir dan membawanya ketaman. “Siapkan sarapannya dan bawa keluar!” Perintah Nico tanpa menoleh. Ia terus berjalan keluar rumah menuju taman belakang. “Apa? Mengapa dia memegang kepalaku? Aku sehat. Aku enggak sakit.” Lili memegang dahinya, ia menggele

