Hari resepsi pernikahan Rania dan Adipati semakin dekat, undangan sudah tersebar disemua kalangan, resepsi akan di gelar di hotel bintang 5 yang akan dihadiri semua staff karyawan perusahaan Adipati serta seluruh kolega dan klien.
Anggun menatap dua buah undangan ditangannya satu undangan dari kantor dan satu lagi khusus dari sahabatnya Rania, teman-teman Anggun heboh membicarakan acara pesta resepsi sang bos, mau pakai baju apa dan datang dengan siapa, Anggun hanya terdiam saat teman-temannya sibuk membicarakan pesta.
"Datang ya Anggunku, aku tunggu kehadiran kamu lho" sebuah note didalam undangan yang diberikan Rania, membuat Anggun tersenyum kecil.
****
Rania dan Adipati sedang menikmati makan malam di rumah orangtua Adipati, tadi sore mereka baru saja selesi meninjau ulang persiapan resepsi, semua telah beres sesuai keinginan Hartati, ya semuanya adalah keinginan ibu dari Adipati, Adipati hanya pasrah mengikuti kemauan ibunya.
"Kalian menginap disini asaja ya" ucap Hartati setelah makan malam selesai
"Tidak mah kita pulang saja." ujar Adipati yang tak dijawab sang mama
Rania dan Adipati pamit ke kamar yang diangguki mama dan papa Adipati
"Kita nginap dirumah mama saja ya mas." ujar Rania pada suaminya
"Pulang!!" satu kata yang begitu tegas tak bisa Rania bantah, ia hanya bisa menurut padahal hatinya ingin tinggal dirumah mertuanya saja.
Jika menantu diluaran sana ingin tinggal pisah dengan mertua, beda dengan Rania ia lebih memilih untuk tinggal bersama mertua dibandingkan tinggal berdua saja dengan suaminya.
"Mah Rania pulang dulu ya, mama jangan capek-capek istirahat ya mah" ucap Rania yang baru saja keluar kamar membawa tasnya diikuti Adipati dibelakangnya. Hartati menghela nafas lalu mengusap pipi Rania
"Kirain kalian nginap, Adipati kalian menginap saja disini kasihan istrimu pasti sudah lelah" ucap Hartati
Adipati melirik pada Rania memberi kode
"Gapapa kok mah Rania sama mas Adipati pulang saja, besok kan mas Adipati masih harus kerja" ujar Rania lalu memeluk dan mencipika cipiki ibu mertuanya
"Ya sudah deh, kamu bilang ya kalau suamimu ini nakal, hati-hati kalian" ucap Hartati pasrah, Rania tersenyum lalu pamitan dengan papa Adipati
Rania dan Adipati sudah berada didalam mobil, Adipati mengendarai mobil dengan kecepatan pelan, hening tak ada obrolan,
Drrrt suara getaran ponsel, Rania mengambil ponselnya dalam tas, setelah melihat layar ponsel Rania segera mengangkatnya
"Halo Assalamualaikum,"
"...."
"Iya Anggun ada apa?" mendengar nama Anggun disebut Adipati menoleh kearah istrinya yang sedang menelpon
"..."
"Astaghfirullah, Sekarang kamu dimana Nggun?"
"...."
"Oke aku kesana ya kamu tunggu jangan kemana-mana," Rania menutup telponnya
"Ada apa?" tanya Adipati penasaran pasalnya Rania terlihat panik setelah mengangkat telpon
"Mas kita kerjalan A dekat jembatan ya, temanku habis di hipnotis, motornya diambil dan dia ditinggal dijalanan" ujar Rania begitu panik, Adipati mengangguk lalu segera memutar arah
"Anggun" ucap Adipati pelan saat melihat wanita yang masih berdiri di pinggir jembatan dari jauh
"Mas kenal Anggun, oiya Anggun kan kerja ditempat mas ya, Anggun sahabat aku mas, ayo mas buruan minggir" ucap Rania, Adipati laki-laki itu terdiam Anggun sahabat istrinya? Tak mungkin, rasanya dunia sempit sekali
Rania keluar lalu berlari menghampiri Anggun dan memeluknya
"Ya Allah Anggun kamu gapapa kan?" ucap Rania melepas pelukan Anggun menggeleng
"Makasih Kamu mau datang Ran bantuin aku, maaf aku ga tau harus hubungi siapa lagi, untung saja mereka ga ambil ponselku" ucap Anggun membuat Rania menggelengkan kepala
"Gapapa Nggun tapi kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya Rania khawatir
"Alhamdulillah aku gapapa, mereka hanya mengambil motorku" ucap Anggun
"Yasudah ayo masuk ke mobil Nggun" Rania dan Anggun menghampiri mobil silver yang parkir tak jauh
Rania membukakan pintu belakang untuk Anggun
"Mas aku duduk belakang ya, gapapa kan?" pinta Rania tak menunggu jawaban suaminya ia pun masuk kedalam mobil bagian belakang lalu memaksa Anggun untuk masuk juga
Adipati dari tadi ia sudah memerhatikan kedua wanita yang berpelukan dipinggir jalan, Adipati tak menyangka ternyata Rania sahabat Anggun. Adipati hanya terdiam tak dapat berkata apa-apa sejujurnya ia khawatir melihat Anggun ia takut Anggun kenapa-kenapa.
Adipati menjalankan mobilnya tak memperdulikan istrinya yang terus mengajak ngobrol Anggun, Anggun wanita berjilbab hitam merasakan canggung dan tak enak dengan suami dari Rania
"Anggun ini suamiku namanya Adipati, pasti kamu sudah kenal kan?" Anggun hanya mengangguk sambil tersenyum
"Anggun bagaimana kalau kamu menginap dirumahku dulu, bolehkan mas Anggun menginap dirumah kita?" Anggun menggeleng
"Tidak usah Rania, aku dibantu saja sudah berterima kasih, aku turun di pertigaan dekat lampu merah saja" Tolak Anggun
"Ga ada penolakan Anggun, kamu nginap saja semalam dirumahku ya, boleh kan mas?"
"Terserah" jawab Adipati, Adipati memandang spion depan memerhatikan Anggun yang terlihat canggung, Deg mata mereka bertemu Anggun langsung menolehkan wajahnya ke arah Rania yang sibuk bertanya, Rania memang sedikit bawel namun kebawelan Rania lah yang membuat Anggun selalu dierhatikan Rania dari Zaman SD
"Aku gapapa Rania, tadi saat pulang kantor aku merasa motor dibelakangku mengikutiku dan akhirnya saat melewati jembatan yang sepi itu mereka langsung merubungiku ada 3 motor mereka menyuruhku turun dan meminta motorku ya akhirnya aku pasrah motorku diambil daripada aku kenapa-kenapa" cerita Anggun saat Rania bertanya kenapa bisa dibegal
Adipati ikut mendengarkan cerita Anggun, ia khawatir dengan Anggun untung saja Anggun tidak apa-apa
"Alhamdulillah kamu masih diselamatkan Nggun, besok-besok jangan naik motor malam-malam lagi ya Nggun, bahaya" ucap Rania yang diangguki Anggun
Sesampainya dirumah, Rania mengantarkan Anggun ke kamar tamu yang ada di lantai bawah, setelah meninggalkan Anggun di kamar Rania menuju kamarnya terlihat sang suami yang melamun didekat jendela
"Mas kenapa? Ada yang dipikirkan?" tanya Rania memberanikan diri
"Bukan urusan kamu" ucap Adipati lalu masuk kedalam kamar mandi
*****
Keesokan paginya Rania sudah berada di dapur jam menunjukkan pukul setengah 6 pagi Rania mulai berkutat memasak
"Rania"
"Eh Anggun, kamu sudah bangun?"
"Sudah dong, aku bantu ya" Rania mengangguk tak menolak mereka memasak sambil tertawa ria tanpa menyadari ada yang memperhatikan kegiatan memasak mereka.
Setelah selesai memasak Rania menghidangkan di meja makan, lalu memanggil suaminya, mudah-mudahan suaminya tak menolak sarapan bersama.
Sarapan begitu hening ini pertama kali Rania sarapan bersama suami walaupun ada Anggun juga yang menemani
Disaat Rania mengunyah telur ceplok buatannya tiba-tiba perutnya bergejolak, dengan cepat Rania berlari kearah kamar mandi dapur
Hoek hoekk
Rania memuntahkan makanannya perutnya terasa mual sekali dan kepalanya mendadak pusing.
Di meja makan hening Adipati meneruskan sarapannya sambil menatap Anggun, Anggun menunduk tak enak, sejujurnya ia khawatir dengan Rania
"Kamu gapapa kan?" tanya Adipati membuka suara, tidak ada jawaban dari Anggun
"Kamu gapapa kan Anggun? Semalam aku khawatir sama kamu" ucap Adipati, membuat Anggun menoleh lalu menatap Adipati
"Itu istri kamu sepertinya muntah-muntah coba dilihat dulu, sepertinya Rania sa..." ucap Anggun mengalihkan pembicaraan
"Biarkan saja, yang aku tanya keadaan kamu Anggun.." Anggun lebih memilih diam tak menjawab Adipati
"Tak sangka kamu teman baik Rania Anggun, dunia sempit sekali ya" ucap Adipati tertawa kecil
"Permisi saya mau ke dapur melihat Rania" pamit Anggun lalu berdiri namun dicegah Adipati
"Kenapa kamu begitu perhatian pada Rania Nggun? dia yang membuat kita tak bisa bersatu, gara-gara dia kita tak bisa menikah, dia orangnya Anggun"
"Cukup mas, dia yang kamu sebut adalah sahabat saya, dan dia istri kamu, jangan bicara yang aneh-aneh anggap saja kita tidak kenal selain bos dan staf karyawan" ucap Anggun lalu ia berjalan kearah dapur ingin menghampiri Rania
"Raniaaaa, Mas, Rania pingsan mas" teriak Anggun membuat Adipati segera menghampiri Anggun yang berada didepan pintu masuk dapur bersama Rania yang tergeletak pingsan
"Merepotkan saja" ujar Adipati lalu menggendong Rania, Anggun panik ia takut Rania kenapa-kenapa dan yang ia takutkan Rania mendengarkan pembicaraannya dengan Adipati, semoga Rania nya baik-baik saja.