Cindy Karunia Darmawan

539 Kata
Setelah peristiwa pernyataan cinta yang konyol itu, gue memutuskan lebih fokus untuk belajar dan terpaksa menolak job model yang sudah melambungkan nama gue dikalangan industri permodelan. Hasilnya cukup memuaskan bagi gue, karena gue berhasil lolos test masuk ke Universitas impian gue Universitas Pelita Jaya, tentunya gue tetep mengambil jurusan hukum. Walaupun universitas swasta, namun untuk masuk ke universitas ini begitu sulit, tidak hanya mengandalkan besarnya sumbangan, kita harus melalui test yang ketat. Bukan cuma keren gedung dan fasilitasnya, universitas ini satu- satunya yang memyediakan program pertukaran pelajar ke negara impian bagi seluruh mahasiswanya. Satu semester sudah aku lewati dengan lancar, karena disini tidak ada ospek untuk mahasiswa baru dengan cara yang konyol dan kuno. OSPEK disini benar- benar diisi dengan materi yang berbobot. Kania? Tentu saja ngikut gue, untung aja otaknya juga encer.. hehehehe Minggu, 05.00WIB Bunyi ponselku yang bernyanyi riang membangunkanku dengan paksa setelah semalam lembur tugas mata kuliah hukum tata negara. Segera kuambil ponsel pintarku dari nakas, kulihat nama " Thanoz " terpampang nyata. " Ya halo.." Suaraku serak menjawab panggilannya " Ya ammpppyyuuunnn zaaaayyyy...lo masih enak- enak ngorok ye?! Inget hari ini yeeyy ada syuting endors make up bareng yucuber terkenal! " Cerocosnya membuat kesadaranku meningkat cepat. " Iya- iya ini gue mandi! " " Ingat! Lo gak usah make up! Lo bakal jadi modelnya Kasha Karasha!" " Ok! " Klik. Telpon ditutup oleh Thanoz. Dan beranjak mandi. Sepuluh menit kemudian aku selesai mandi dan bersiap turun ke dapur. Terlalu pagi untuk sarapan, tapi setidaknya s**u hangat bisa membikin perut nyaman dan tentunya menyiapkan bekal untuk sarapan, meskipun sudah pasti disediakan oleh panitia, tapi aku selalu membawa bekal sandwich yang berakhir habis dilahap Thanoz. Kulihat bik Jum pembantu mami yang mengabdi di keluarga ini seumur hidupku itu sudah sibuk di dapur menyiapkan sayuran untuk dimasak oleh mami, untuk urusan perut, memang mami memasak sendiri, tugas bik Jum hanya menyiapkan sayur dan bumbu lalu mengupasnya serta mencucinya. Karena mami percaya kalau urusan masak memasak menggunakan cinta itu rasanya akan lebih lezaattt, kolot memang, tapi itu terbukti, masakan mami selalu lebih enak dari pada masakan diluar. " Mami belum bangun bik? " Tanyaku pada wanita yang sudah ku anggap seperti nenek sendiri itu. " Eehh..non Cindy, sudah non..mungkin lagi dikamar mandi. Kok sudah cantik non, mau kemana? " Sahutnya " Biasa bik ada kerjaan. " Jawabku sembari mengaduk s**u yang kubuat. Bisa saja aku menyuru Bik Jum untuk membuatkanku segelas s**u dan bekal, namun dari kecil aku susah diajarkan untuk tidak meminta bantuan siapapun selagi masih bisa mengerjakan sesuatu sendiri, apalagi orang yang akan kita minta tolong masih sibuk dengan pekerjaannya, kalau terpaksa harus minta tolong diwajibkan bersabar sampai orang tersebut benar- benar sudah menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian aku sibuk membuat sandwich yang berbeda dari biasanya, resepnya kudapat dari aplikasi toktok yang sedang hitz. " Selamat pagi gadis cantiknya mami, mau kemana sayang?" Sapaan mami mengejutkanku. " Ada job bikin video make up mi, sudah janjian sama Thanos di kantor agency. " Jawabku sambil memasukkan bekalku kedalam tas, tak lupa membawa sebotol air mineral juga. " Cindy berangkat dulu ya mi. " Pamitku sambil mencium punggung tangan mamj dengan takjim. " Hati- hati ya sayang." Ucap mami mencium pipiku. Aku mengangguk, kemudian mencari Pak Jan sopir pribadi keluarga kami.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN