Ag telah berganti dengan baju balap kesayangannya, hadiah dari Dewi saat mereka melakukan baby shower. Ya, kehamilan Dewi sudah semakin besar bulan depan masuk due date nya, tapi Angelo masih saja turun untuk balapan.
Rara sudah sering menanyakan kenapa sahabatnya itu masih bersikeras untuk balapan. Bahkan mereka sempat bertengkar hebat gara-gara kekeras kepalaan Angelo itu.
"Setelah ketemuan dan balapan sama dia Ra, gue janji gue bakalan rehat sampek Dewi udah pulih habis lahiran," itu jawaban Angelo saat Rara mencecar alasan sebenarnya.
Dan itu lah alasan lain Rara selalu ikut saat Angelo balapan.
"Gue nggak mau Dewi jadi janda padahal baru punya anak,"jawab Rara sinis saat enam bulan yang lalu dia tiba-tiba datang ke area balap ini untuk mengawasi Angelo dan untuk tau siapa "Dia" yang dimaksud Angelo.
Angelo menghampiri Rara menitipkan barang pribadi nya dan memastikan bahwa Rara masih bisa memijak bumi.
"Ra, loe yakin mau nunggu gue?" sekali lagi Angelo memastikan.
"hmm....", Rara mulai malas menjawab pertanyaan sahabatnya yang sudah berulang kali dilontarkan itu
"setelah balapan ini gue janji gue istirahat Ra, gue bakalan fokus sama Dewi dan anak gue yang mau lahir"
"Dia dateng G?" tanya Rara menangkap maksud dari perkataan sahabatnya
"Yup... hari ini gue ketemu dan bakalan balapan sama dia Ra, gue janji setelah ini gue istirahat sementara", ucap Angelo yakin
"Inget gue mau lu pulang utuh," entah kenapa Rara mengucaplan kata utuh dengan penuh penekanan.
"Gue janji Ra , demi loe, Dewi dan anak gue"
Semua orang sudah bersiap diposisi masing-masing, lintasan balap sudah benar-benar kosong. Entah kenapa dari tadi Rara gelisah melihat ke arah start, dan Rara sangat amat benci pada firasatnya yang sering benar.
"Ready...... Start,..... GO......" deru mesin yang bersahutan langsung memecah dinginnya malam. Semua mata tak lepas dari arena balap.Sesekali sorak Sorai dan u*****n terdengar jelas dari barisan penonton.
Rara yang lelah mau tak mau harus memaksakan diri untuk waspada.
Nampak dua orang peserta sedang bersaing sengit di posisi pertama dan kedua. Bahkan seakan hanya mereka berdua yang sedang bertanding malam itu.
Rara hapal benar bahwa motor di posisi kedua itu adalah Angelo, dengan motor dan baju balap yang sudah sering dia kenakan Rara langsung bisa membedakannya dengan yang lain walaupun kecepatan motor mereka tidak bisa dibilang kencang, malah super kencang.
"Tapi siapa yang ada di depan Angelo itu?" batin Rara
"apa itu yang dimaksud "dia" oleh Angelo?", berbagai pikiran berkecamuk di kepala Rara.
"who is he?", gumam Rara pelan saat melihat Angelo mulai menempel motor didepannya.
Lap terakhir dan Angelo sudah berhasil menyalip si nomor 13 itu. Saat tiba-tiba motor diposisi ketiga menabrak bagian belakang nomor 13.
Ya... Rara hanya menyebut nya si nomor 13 karena dia tak tau siapa org yang mengendarai motor itu.
Hanya sepersekian detik, setelah ban belakang si 13 ditabrak, motor yang dikendarainya langsung oleng dan menabrak pinggir lintasan.
Untungnya Angelo sempat memperlebar jarak, sehingga Angelo tidak terlibat kecelakaan beruntun itu.
"Sial...sial...sial..."Rara mengumpat, sambil berlari mendekat ke tempat kecelakaan setelah sebelumnya menyambar kotak pertolongan pertama yang sudah dia siapkan di dalam mobil.