Part 3

761 Kata
Aku baru saja tiba di kantorku, lebih tepatnya kantornya Jung Woo, karena ia adalah pemilik perusahaan ini. Kulangkahkan kakiku menuju tempatku dan segera menarik sebuah kursi dan mendudukinya. Lalu kuhela nafasku dan menaruh tas yang kubawa diatas meja. Kemudian kubuka laptop yang berada diatas mejaku dan menyalakannya. Sembari menunggunya menyala aku kembali teringat oleh acara mandi tadi pagi bersama dengan Jung Woo. Masih pagi, tapi sudah bisa merasakan mandi bersama dengan Jung Woo, ditambah tadi kami sempat bermain-main dulu walaupun hanya sebentar. Tanpa sadar bibirku pun menyunggingkan sebuah senyuman hanya karena mengingatnya saja. "Selamat pagi semuanya" tiba-tiba sebuah suara yang berat menyadarkanku dari lamunanku. "Selamat pagi juga pak Jung Woo" ucap karyawan lain dengan kompak. Dengan cepat aku menoleh kearah sumber suara, dan kulihat Jung Woo yang baru saja datang dan melewati meja kerjaku. Aku dan Jung Woo memang tidak pernah berangkat kekantor atau pulang kerumah bersama, padahal kami tinggal serumah. Bahkan aku dan dirinya tidak pernah makan siang bersama, dan lebih memilih untuk makan siang sendiri-sendiri meskipun sedang berada direstoran yang sama. Dan hal tersebut memang sengaja kami hindari, agar karyawan lain tidak tahu tentang hubunganku yang sebenarnya dengan Jung Woo, karena mereka hanya tahu kalau aku hanyalah teman dekatnya saja tidak lebih dari itu. "Selamat pagi juga pak" sapaku seraya tersenyum padanya. Aku memang memanggilnya dengan panggilan seperti itu saat sedang berada didalam kantor, karena aku tak ingin karyawan lain jadi iri denganku. Lagipula saat sedang dikantor, ia adalah bos ku, namun jika sudah diluar kantor ia adalah teman dekatku sekaligus. . . Yang seperti kalian tahu. Ia pun menoleh ke arahku dan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman, lalu ia membuka pintu ruangannya dan masuk kedalam sana, tak lupa ia juga kembali menutupnya. Kembali kuhela nafasku dan beralih menatap layar laptop. "Pak Jung Woo semakin hari semakin tampan saja ya" cetus salah satu karyawan wanita yang berada di sebelahku. "Iya, ditambah bibirnya itu yang semakin seksi. Rasanya aku jadi ingin mencium dan melumat bibirnya itu" sahut karyawan wanita yang lainnya yang membuatku langsung menoleh kearahnya dan menatapnya dengan tajam. Apa dia bilang? Ingin mencium dan melumat bibirnya Jung Woo. Hahaha, mengkhayal saja. Karena Jung Woo itu milikku, hanya aku yang bisa mencium dan melumat bibirnya itu. Bahkan aku sudah sering merasakan bibirnya yang memang seksi itu. Tanpa sadar kini jari telunjukku mengusap bibirku dengan sensual dan kembali menatap layar laptopku. "Tapi ia sudah memiliki kekasih atau belum ya?" sahut karyawan wanita yang berada di sebelahku. "Tidak tahu, lagipula selama ini kita kan tidak pernah melihat ia yang jalan bersama dengan seorang wanita" sahut yang lainnya. "Kira-kira kalau ia mau tidak ya kalau kita ajak berkencan atau sekedar makan siang bersama?" Aku pun langsung menoleh kearahnya yang duduk tepat disebelah kananku dan kembali menatapnya dengan tajam, namun untung saja temannya tidak menyadari hal tersebut. "Tidak tahu, tapi coba saja. Siapa tahu ia mau" sahut temannya itu. Kukulum bibirku dan memutar bola mataku. Jujur, mendengar hal itu langsung membuatku jadi tidak mood. "Kau yakin ia akan mau? Kau tahu sendiri kan, kalau ia itu begitu dingin dan cuek. Baginya yang terpenting hanyalah perkerjaan dan perusahaannya saja" "Makanya coba saja dulu" kata temannya. Segera kuraih ponselku dari dalam tas ku dan membuka layarnya, lalu kutekan ikon pesan dan mengetik sebuah pesan. "Andai saja sekarang kau ada disini, maka kau bisa mendengar kedua karyawan wanita mu yang sedang membicarakan dirimu. Bahkan, tadi aku dengar salah satu dari mereka sempat membahas ingin mencium dan melumat bibirmu" Segera kukirim pesan tersebut kenomornya Jung Woo dan menunggu balasan darinya. Lalu aku kembali menatap layar laptopku dan mulai mengerjakan perkerjaanku. Ting tong. . . Ponselku berdering, dengan cepat aku menoleh kearah ponselku dan menatap layarnya, dan dapat kulihat ada sebuah pesan balasan darinya. "Biarkan saja mereka membicarakanku. Memangnya kenapa? Kau cemburu ya Vee? Hahaha" Aku langsung mendengus dan memutar bola mataku usai membaca pesan balasan darinya. Dan kemudian kuketik pesan balasan untuknya. "Pede sekali kau ini, aku hanya ingin menyampaikannya saja padamu. Dan mereka juga sempat mengatakan kalau mereka ingin mengajakmu berkencan atau sekedar makan siang bersama denganmu" Kukirim pesan tersebut pada Jung Woo, dan kembali mengerjakan perkerjaanku. Sebentar. . . Ini kenapa aku jadi memperdulikan omongan kedua karyawan tadi? Seharusnya aku kan mengacuhkannya saja, dan lagipula aku tidak punya perasaan apa-apa pada Jung Woo. Ting tong. . . Ponselku kembali berdering dan kuyakin kalau itu pasti pesan balasan dari Jung Woo. Segera aku menoleh kelayar ponselku, dan benar saja, itu memang pesan balasan darinya. Kuhela nafasku dan membaca pesan darinya. "Kalau begitu nanti aku akan menerima ajakan mereka berdua. Pasti menyenangkan bisa makan siang dan berkencan dengan dua orang wanita sekaligus" Nafasku pun langsung terasa berat seakan sedang menahan amarah. Kuhela nafasku dengan kasar dan mengacuhkan pesan balasan darinya tanpa membalasnya. Dan kemudian aku kembali melanjutkan perkerjaanku yang sempat tertunda. To be continue. . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN