“Stop! Stop! Stop!” Karina meminta mobil yang tengah dikendarai mereka berhenti. Mas Baska menoleh pada gadis yang duduk di bangku belakang itu. “Apa lagi?” Alisnya terangkat, matanya memicing pada Karina. Tak banyak bicara, Karina langsung membuka pintu mobil. “Bye, Mas Baska!” Karina melambaikan tangan pada Mas Baska seraya membetulkan tas gendongnya yang kali ini berisi nasi dan sambal udang yang pagi tadi dibuatnya bareng Cahaya. “Hey, kenapa turun di sini?” Mas Baska menurunkan kaca mobil dan menatap heran pada gadis tomboy itu. “Pengen.’ Jawaban singkat Karina seraya berjalan menjauhi mobil Mas Baska lalu duduk di halte. Klakson yang terdengar membuat Mas Baska memilih menggerakkan mobilnya karena menyumbat laju jalanan. Sementara itu, Karina duduk santai dan mengeluarkan

