Aku terpaku dan terharu melihat Diko yang khawatir dan perhatian seperti ini denganku. Setelah dia memarahi beberapa pelayan tadi, banyak dari mereka yang masuk ke dapur dan mengambil alih. Dengan sangat telaten, dia membalut jariku yang tadi teriris, padahal hanya sedikit yang luka. Anehnya adalah kenapa Diko bisa begitu cepat datang ke dapur dan mendapati aku yang sedang terluka?. Diko memang susah di tebak. " Nabila, ayo temani oma makan malam" Ajak Oma Sekar. " Sebentar oma, aku masih mengobati jari Nabila yang tadi teriris. Oma duluan saja ke meja makan, nanti aku dan Nabila akan menyusul" ujarnya menjawab oma, mewakili diriku juga. Aku tersenyum kepada oma Sekar yang permintaanya di tolak oleh cucunya sendiri. " iya, oma. Nanti kami menyusul ke meja makan. Tidak sampai satu menit

