"Udah tua, mulut ember lagi!" Celetukku kasar saat di tengah perjalanan. Aku juga sengaja memperbesar nada suaraku supaya semakin menyakinkan Diko bahwa saat ini aku sedang marah. Tak ku sangka, dia terkejut dengan ucapanku. Saking terkejutnya, ia tanpa sadar memencet klakson mobilnya, padahal keadaan jalanan baik-baik saja. "Siapa yang kamu maksud tua dan mulut ember?" Tanya Diko. Yes! Berhasil. Umpan telah di makan oleh korban. Saatnya menyusun strategi agar dia semakin terbawa suasana. Syukur-syukur kalau dia langsung emosi saat aku langsung menyinggung nama oma Sekar. "Kamu pasti tahu orangnya!. Dia adalah perempuan yang sudah tua, sangat tua sampau keriputnya terlihat jelas. Tidak hanya itu saja, mulutnya juga bocor sana-sini. Tidak bisa menjaga rahasia!. Aku doakan semoga dia cep

