Chapter 3

1080 Kata
Anna sudah sangat siap untuk bekerja hari ini. Ia berjalan menyusuri lobby menuju lift untuk sampai ke lantai paling atas dimana ruangan tuan besar Daniel Farez berada. Setiap langkah kakinya selalu diikuti tatapan memuja pada karyawan yang bekerja diperusahaan itu. Mereka berpikir CEO nya sangat pandai memilik sekretaris yang sangat cantik dan hmm seksi itu. Kemeja merah hati serta rok span selutut dengan aksen potongan dibagian sampingnya benar-benar membalut tubuh sintalnya. Rambut panjang yang agak ikal bagian bawahnya ia biarkan terurai hari ini membuat penampilannya semakin sempurna. “Masuk.” Suara sahutan dari dalam setelah sebelumnya Anna mengetuk pintu membuat Anna langsung melangkah memasuki ruang Daniel. “Selamat pagi Tuan,” sapanya. “Pagi.” Anna memutar bola matanya malas. Apa laptopnya itu lebih menarik dari pada dirinya? Lihat saja, setelah ia menatap Anna sekali, Anna bisa memastikan bahwa ia tidak akan bisa berpaling. “File untuk meeting hari ini di Bara Company sudah siap Tuan. Kita harus berangkat sekarang agar tidak telat,” ucap Anna mengingatkan Daniel. Daniel menatap jam mewah yang melingkar ditangannya, Anna yakin itu adalah jam Rolex Antimagnetique  Ref 4113 yang bernilai sekitar 31 miliar. Hmmm benar-benar berkelas, piker Anna. Daniel menutup laptopnya lalu mengambil beberapa file dan bangkit dari kursi kebesarannya. ia memberikan file yang ia siapkan tadi pada Anna. Barulah ia dapat menatap Anna. Sepersekian detik tatapan mereka bertemu sampai akhirnya Daniel langsung berlalu keluar dari ruangannya. Ana sempat berdecak kesal namun pelan agar tak didengar oleh pria itu. Bagaimana bisa ia hanya bereaksi seperti itu? Anna yakin ia pasti hanya masih menjaga sikap untuk tidak ketahuaan secara terang-terangan memperhatikan Anna. Anna pun mengikuti langkah Daniel. Ia memilih untuk berjalan satu langkah dibelakang Daniel. Anna sempat terpejam merasakan aroma tubuh Daniel yang terbawa angin, wanginya sangat menenangkan. Ia yakin ini adalah salah satu alasan adiknya suka pada pria ini. Ya Anna akui, pria yang wangi akan terlihat lebih seksi. Mereka memasuki mobil Rolls-Royce milik Daniel untuk pergi ke perusahaan dimana meeting akan dilakukan. Ya seperti inilah kerja sekretaris, mengikuti kemanapun tuannya pergi. Anna duduk disamping Daniel. Awalnya ia bingung harus duduk dimana sebagai sekretaris. Apakah sekretaris duduk di samping supir atau disamping tuannya. Akhirnya setelah Daniel mengucapkan ‘duduk disampingku, aku ingin mempelajari file,’ akhirnya Anna paham dimana ia harus duduk. Mobil Daniel terasa sangat nyaman. Tentu saja, ini adalah mobil termahal di dunia. Sepertinya hanya Daniel yang memilikinya. Dari informasi yang ia dapat, Daniel memang merupakan pengusaha yang berpengaruh di Asia. Pantas saja saat Fasa masih berpacaran dengannya, perusahaan mereka berkembang pesat. Pasti ada campur tangan Daniel didalamnya. Namun sayangnya setelah Fasa tidak ada perusahaannya itu harus terbengkalai sampai harus dijual. Jujur Anna benar-benar sangat payah jika harus mengendalikan perusahaan. Ia lebih baik menangani kasus tersulit sekalipun. Anna duduk gelisah karena roknya selalu naik dan belahan dibagian pahanya terbuka bebas membuat iya tidak nyaman. Berkali-kali Anna berusaha menurunkan bagian roknya. Tiba-tiba Anna tersontak kaget saat Daniel menutupi bagian pahanya dengan jasnya. Anna menoleh cepat, kini Daniel hanya menggunakan kemeja biru tua tanpa jas. “Lain kali bawalah sesuatu untuk menutupinya jika kau merasa tidak nyaman,” ucap Daniel tanpa menatap ke arah Anna dan terus melanjutkan kegiatan membaca berkas-berkasnya. Dalam hati Anna tersenyum, itu tandanya sejak tadi Daniel memperhatikannya. Ah sudah di duga, ia tidak akan bisa menolak peson Anna. “Terima kasih Tuan,” balas Anna. Daniel tak menjawab. Setelah beberapa lama perjalanan merekapun sampai. Meeting berjalan dengan lancer. Anna mendengarkan semuanya dengan detail. Ia harus banyak belajar. Untuk menghancurkan usaha Daniel ini, tentunya ia harus mencari peluang, sebelum mendapatkan peluang itu, ia harus menguasai terlebih dahulu bidang ini. Agar ia tahu mana bagian yang penting dan berpengaruh maupun bagian yang tidak penting. *** “Tuan, apa anda ingin makan?” tanya Anna sembari memberikan berkas yang harus ditanda tangani oleh Daniel. Kata Kayla, sebagai sekretaris Anna juga harus rutin mengingatkan jam makan Daniel sebab ia akan sangat sibuk bekerja sampai lupa waktu makan. Tadi setelah meeting Daniel langsung kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. Sebenarnya Anna tidak peduli apakah ia sudah makan atau tidak, kalau bisa ia tidak usah makan sampai ia sakit kemudian mati. Hal itu akan lebih memudahkan rencana Anna tanpa harus susah-susah memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk menghancurkan seorang Daniel Farez ini. “Tidak, pekerjaan saya masih banyak.” Daniel memberikan berkas yang sudah ia tanda tangani itu kepada Anna. “Rekap laporan ini kemudian kirim hasilnya ke email saya. Kamu bisa mengerjakanya disini karena kamu juga harus merekap laporan yang sedang saya buat.” Daniel menunjuk sofa yang berada di ruangannya. Itu tandanya Anna harus mengerjakannya disana. Ah banyak sekali pekerjannya. Pantas saja ia kaya, ia kerja tanpa henti seperti ini. Anna langsung menuju sofa dan mulai mengerjakan tugasnya. Kini ruangan kerja Daniel hanya diisi suara ketikan dari laptop. Sesekali Anna melirik ke arah Daniel, pria itu tampak sangat serius saat sedang bekerja. Untuk sepersekian detik Anna tidak berkutik memperhatikan Daniel yang sedang menggigit bibir bawahnya sembari tampak berfikir. Dengan cepat Anna mengalihkan pandangannya saat Daniel bergerak mengambil berkas lain di dalam lemarinya. Anna kembali focus pada pekerjaannya. Anna adalam seorang yang cerdas, jadi dia sangat mudah beradaptasi dengan pekerjaan apapun. Tanpa sadar sudah 2 jam Anna berada di ruangan Daniel. Daniel meregangkan ototnya yang terasa kaku karena sudah berjam-jam hanya duduk dan berkutat dengan laptop dan berkas-berkas penting. Ia mencapai kesuksesan ini memang tidak mudah, apalagi Daniel merupakan orang yang perfeksionis dalam bekerja sehingga ia mau semuanya berjalan sesuai yang ia mau. Daniel melirik keluar jendela, hari sudah mulai gelap. Ia melirik sekretarisnya yang sedang berada di sofa. Dahinya mengerinyit saat melihat sekretarisnya itu sedang tertidur. Langkah Daniel mendekat pada Anna. Ia ingin memastikan apakah benar sekretaris barunya itu sedang tidur disaat jam kerja. Benar saja, Anna bersandar di sofa sembari menutup matanya. Sebagain wajahnya tertutup oleh rambutnya. Sepertinya ia kelelahan. Entah atas dorongan apa tangan Daniel terulur untuk menyelipkan rambut Anna yang menutupin wajahnya ke belakang telinganya. Anna terlihat damai dalam tidurnya. Daniel meneliti setiap lekuk wajah Anna, dahinya sedikit mengerinyit. Anna seperti agak mirip seseorang, namun ia tidak tahu orang itu siapa. Daniel terkesiap saat Anna mengerjapkan matanya. Daniel langsung menjauhkan tangannya dan memasukkan kesaku celananya. “Sudah puas tidur di jam kerjanya?” tanya Daniel sarkas. Mendapati Daniel berdiri di depannya, Anna langsung berdiri. “Maaf Tuan.” “Kembalilah ke ruanganmu dan lanjutkan pekerjaan. Aku akan pulang lebih awal hari ini.” “Baik Tuan.” Anna langsung berlalu keluar dari ruangan Daniel. Ia merutuki dirinya, bisa-bisanya ia tertidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN