'Kenapa rasanya nafas aku sesak ya?'Bian merasa saat tidurnya ini ia kekurangan nafas karena sesuatu mengganjal mulutnya.
Bian lalu terbangun dan kaget saat melihat Deza sepupu laki lakinya tengah menaruh bibir di atas bibirnya.
Deza yang matanya awas dan terbuka juga kaget saat Bian terbangun.Tapi ia mengangkat bibirnya selow seperti tidak terjadi apa apa dan perlahan turun dari ranjang Bian dan keluar kamar.
Bian masih shock seperti tadi tertindih dan melihat setan atau hantu.Badannya masih terbujur kaku dan tidak bisa bergerak seperti mayat hidup.
Deza keluar dari kamar itu dengan wajah khawatir.
'Aku nggak bisa nahan diri lagi.Aku jatuh cinta sama dia.'Itulah yang membawa Deza kekamar Bian tengah malam buta dan melakukan hal itu.
Sebenarnya selama ini Deza selalu menstalking Bian lewat media sosial dan sangat merindukan Bian.Ia tidak memungkiri jika cintnya lebih besar daripada bencinya.
Namun hatinya masih beku karena Bian pergi tanpa pamit padanya.Deza lalu seolah mengabaikan Bian walau sebenarnya ia memerhatikan Bian dengan caranya.
***
Esok paginya suasana canggung terjadi di meja makan,tapi hal itu hanya berlaku untuk Bian.
Deza nampak tenang seolah tidak terjadi apapun semalam.
Tapi Bian terus memandang Deza yang sok cuek itu.'Itu si Deza apa sekarang udah punya penyakit kepribadin ganda ya?Atau yang semalam kekamar aku itu jangan jangan jin penunggu rumah ini dan bukan dia?Maklum aja,katanya genderuwo kan bisa nyerupain orang.Untung semalam aku kebangun dan nggak di hamilin setan.Tapi kalau itu beneran Deza gimana?Jadi yang semalam Deza apa genderuwo sih!!!'Bian terus bertanya dalam hati tentang kejadian semalam.
Saat itu,Deza lalu menatap Bian yang terus memandangnya dengan mulut penuh nasi goreng.
"Uhukk…Uhukkk."Seketika Bian tersedak langsung saat Deza balas menatapnya.
"Bian,makannya pelan pelan dong."Ibu Deza panik dan langsung menyodorkan minum pada Bian.
"Glek..Glek."Bian meneguk air itu dengan cepat.
"Hahhh…"Bian lega karena tidak keselek lagi.
Deza masih memandang datar dan Bian juga tidak mengerti arti tatapan pria dingin itu.
Bian kembali melajutkan makannya.
"SRUK."Bian tercekat lagi karena ia yang duduk berseberangan dengan Deza kakinya di timpa oleh Deza.
'Kenapa lagi ini anak!!!Maksud dia apa sih sebenarnya???'Bian semakin tidak mengerti.
Tapi raut wajah Deza seolah di setrika rapi karena datar datar saja.
"SREK."Bian lalu menarik kakinya menjauh.
"Bian,kamu yang akur ya di sekolah baru.Jangan buat onar."Wejangan tante Nisa sekaligus ibu Deza.
"Iya tante,buat onar nggak paling tidur dikelas sama ngendap pura pura sakit di UKS aja."Bian cengengesan bercanda.
"Ada ada aja,kamu temanin Deza ya.Dia nggak pernah punya teman tuh.Udah 17 tahun,pacaran nggak,nongkrong nggak,di rumah,main ps,paling kalau keluar cuma ngemall sendiri aja."Nisa membeberkan tingkah polah anak semata wayangnya itu.
"Hehehe,iya tante.Ntar aku jagain."Bian sekilas menatap Deza.Tapi matanya malah tertuju pada bibir Deza yang semalam menciumnya.
"Deg!"Jantung Bian berdebar lagi.Bian lal7 ingat lagi bagaiamana jelas sekali kalau semalam yang menciumnya itu wujudnya adalah Deza.
***
Bian duduk di bonceng Deza yang berangkat sekolah menggunakan motor bersama.Motor Deza adalah Vario techo bewarna hitam.Deza memang menyukai warna hitam sejak dulu.
Bian yang memakai rok duduk menyamping dan merasa tidak enak.'Mau ngomong canggung,mau ajak becanda mukanya serius kayak nunggu bini lahiran gitu.Terus diam diam aja nih di motor.Nggak enak banget.'Bian bingung harus apa pada sepupunya ini.
Deza melihat Bian dari kaca spion yang duduk merungut di belakangnya.
Terlihat senyum tipis Deza melihat hal itu.Mengingat kenangan masa lalunya bersamanya dulu.Tapi ia tidak akan membahas lebih dulu soal semalam.
"Bolos yuk."Ajak Deza di sela hawa sedingin es diantara mereka.
"Bolos?Enggak ah.Baru juga hari pertama sekolah."Bian menolak tentunya dan takut juga dengan tingkah sepupunya yang mulai aneh ini.
"Becanda aja."Sahut Deza datar.
Bian melongo dengan wajah tanda tanya."Itu maksudnya kamu ajak bercanda kah?"
"Jawab saja sendiri."Sahut Deza datar.
Bian semakin bingung dan menahan kesal.'Maunya apa sih ini anak!!Ngeselin kok pakai banget!Nambah lagi ngeselinnya.Pengen aku jitak rasanya!'
***
Sampai di sekolah,Bian ke kantor kepala sekolah dan ruang guru melapor sebagai murid baru.
Setelah itu,Bian masuk kekelas berasama wali kelasnya dan memperkenalkan diri.
Bian melihat seisi penjuru kerasnya.Ia melihat jika dirinya satu kelas lagi dengan Deza si pria tanda tanya yang masih belum bisa ia jawab itu.'Sekelas lagi,ini semuanya masih buat aku bingung banget kenapa tuh anak sekarang tingkahnya aneh,apa pubernya lagi eror ya?'
"Bian,ayo perkenalkan diri."Perintah wali kelasnya pada Bian yang berdiri didekatnya.
"Iya buk."Bian menoleh pada wali kelasnya sebentar."Hai,namaku Bian Oktavia,panggilnya Bian aja dan aku masih jomblo."Bian mengakhiri perkenalannya dengan canda.
"HAHAHAHAHA,SUITT SUITT."Seisi kelas tertawa dan bersuit.
Tapi hanya satu wajah masam yang tidak terima.Siapa lagi kalau bukan si ketua kelas yang juga sepupu Bian yaitu Deza.
Bian melihat jelas jika wajah Deza seperti marah besar sekarang ini saat melihatnya.
'Kamu itu milik aku!'Tekan Deza dalam hati.
"Bian,kamu duduk di ujung sana ya."Kata wali kelas menunjuk tempat duduk Bian.
"Buk."Deza mengacungkan tangannya.
"Iya ada apa Deza?"Sahut wali kelasnya.
"Bian duduk sama aku aja,dia sepupu aku dan matanya minus,kalau di belakang nanti dia nggak bisa baca tulisan di papan tulis."
Bian rasnya tidak percaya Deza tahu ia minus.'Lah,dia tahu aku minus dari mana ya?'
Padahal Deza sudah menyelidiki Bian dengan baik.Baik dari media sosial atau apapun informasi tentang Bian.
"Ya udah,Bian kamu duduk di samping Deza ya."Wali kelas setuju dengan usulan Deza.
"Iya buk."Bian melangkah dan mulai mendekati Deza.Ia duduk di samping Deza sambil memandang Deza yang juga memandangnya.
***
"BRUK."Deza membawa Bian ke perpustakaan saat jam istirahat dan mengekang kedua tangan Bian didinding.Perpustakaan sedang tidak ada orang sama sekali bahkan tidak ada petugas jaganya.
"Deza,kamu kenapa sih!"Bian mulai kesal dan takut.
"Aku memang nyium kamu semalam."Deza akhirnya jujur.
"Apa?"Wajah Bian aneh nendengar kejujuran Deza yang di luar nalar itu.
"SLAP."Deza sudah membenamkan lagi bibirnya di atas bibir Bian.
Bian membuka mata lebar lebar dan sadar dengan apa yang terjadi.'INI APA!!!!!!!!!'Rutuk Bian kencang dalam hati.
Deza lalu mengangkat kepalanya dan memandang Bian tajam."Aku cinta sama kamu!Aku sayang sama kamu!Sejak kita kecil!Kamu hanya boleh sama aku!Jaga omongan kamu dan jangan bilang jomblo lagi!"
"Tapi kita sepupu Deza,kenapa juga rumusnya kamu suka ke aku?Nggak boleh Deza."Bian menyangkal sebisanya.
"Nggak,kamu juga harus suka sama aku!Kamu udah jahat ninggalin aku di hari aku mau kasi kamu bunga!Setiap saat aku benci tapi rindu sama kamu!Kamu harus nebus semua waktu yang udah kamu lewatin tanpa aku."Deza berbica dengan nada menggebu.
"GRAB."Sekarang Deza malah beralih memeluk Bian dengan kuat dan membuat Bian merasa sesak dengan pelukan itu.
"Aku kehilangan banget pas kamu pergi Bian.Aku sedih dan bahkan saking sedihnya aku nggak mau ngomong sama kamu lewat telepon karena yang akan keluar dari mulut aku pasti minta kamu kembali tapi kamu nggak akan bisa.Aku nggak mau kecewa."Deza akhirnya mengakui semuanya.
Bian melas dan iba."Deza,tapi ini salah.Kita nggak boleh kayak gini."Bian tentu memikirkan risiko dari semua ini dan ia juga hanya menganggap Deza sepupu sekaligus sahabat dekatnya dan bukan lebih.
"Aku nggak peduli,yang penting aku maunya kamu ada didekat aku terus dan aku nggak akan biarin kamu pergi lagi.Aku yang akan buat kamu jatuh cinta sama aku."Deza memang memiliki pendirian yang keras dan semua yang ia mau harus di turuti.