*** Bangun tidur Aga memikirkan banyak hal, apa yang harus dia lakukan. Terhadap Daniel, selama ini Aga bukan tidak menyadari gelagat aneh dari Daniel. Tapi jujur, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab banyak hal yang menjadi pertanyaan di kepalanya. Dia hanya berpikiran positif saja sih sebenarnya. Dengan tidak mau berasumsi sendirian apalagi ketika Daniel dulu cukup baik dengannya ketika mereka di satu unit apartemen yang sama. Daniel mencoba menghubungi seseorang, dengan wajah datar nya dia akan membuat mengerti bahwa itu tidak benar. "Halo," sapa orang di seberang sana dengan riang, terdengar dari suarnya. "Hem, sibuk?" Gumam Aga "No, why ?" Ya, orang itu adalah Daniel. "Can we meet? When?" Aga to the point sekali, "Of course, where can be meet?" " I will go to Jakarta to

