Imajinasi kenikmatan

Disebuah desa, terlihat beberapa orang anak sedang bermain dengan gembiranya. Tak ada yang janggal. Semua terlihat baik-baik saja. Seorang anak perempuan bermain ayunan, sedangkan anak laki-laki bermain pistol mainan bersama yang lainnya. Tak lama ... terdengar suara tangis dari anak perempuan tadi; ia terjatuh dari ayunan. Sang ibu pun menghampiri anak tersebut dan membawanya pulang. Anak itu kini tak menangis lagi. Dia akhirnya segera mandi untuk membersihkan badannya yang kotor karena terjatuh tadi. Maklum kondisi tanah yang belum kering akibat hujan semalam. Sang anak yang mulai mandiri di usianya yang menyentuh angka 7th itu mandi dengan riangnya. Dia basahi seluruh badannya dengan air, kemudian ia berikan sampo pada rambutnya yg panjang sebahu. Giginya yg masih putih bersih kemudian digosoknya sampai bersih. Sabun batangan yg sering dimainkannya bak menangkap ikan dalam ember kini ia balurkan keseluruh tubuhnya. Tubuh yang hitam manis itu kini tertutup busa sabun. Sambil ia gosok-gosokkan, ia merasakan ada kenikmatan disana... nikmat rasanya.. rasa yg belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sejak saat itu ia menemukan perasaan nikmat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Rasa yang tak tahu dari mana datangnya tapi begitu nikmat dirasakan gadis 7th itu. Ia mencari cara bagaimana rasa itu ada, dan ia kini menemukannya. Perkenalan itulah yang membawa khayalannya semakin tinggi dan tak terbendung lagi.