bc

ANTARA

book_age16+
843
FOLLOW
1.1K
READ
others
dark
bitch
confident
drama
tragedy
comedy
sweet
scary
like
intro-logo
Blurb

TENTANG MEREKA YANG TERKENA HUKUM KARMA.

Septania Deandra tak pernah menyangka jika hidupnya akan dipenuhi dengan kejutan-kejutan tak terduga. Ia tak pernah menyangka jika kesalahan yang pernah dilakukannya di masa lalu akan berdampak di masa depan.

Kira-kira apa karma yang didapat atas perbuatannya? Mari kita simak bersama-sama.

chap-preview
Free preview
SATU
Pria berkaos hitam itu masih saja bergelung dengan jarum tatoo di tangan kanannya. Padahal siang ini ia sudah ada janji dengan seseorang. Ck! Sial sekali nasibnya. Lebih sialan lagi kedua temannya-Justo dan Vasya- menyuruh Tomy untuk menangani klien tak terduga siang ini. Ingin sekali rasanya memaki dua orang itu. Tidak taukah mereka berdua jika Tomy ada urusan sekarang? Bisa-bisanya Justo dan Vasya menyuruhnya mengambil alih semua. Ck! Beginilah model teman jaman sekarang. Lupakan soal teman. Sekarang fokusnya adalah cepat menyelesaikan tugas untuk menatto klien. Biasanya hanya butuh waktu tiga-lima jam untuk Tomy bisa menyelesaikan gambar tatoo dalam tingkat kesulitan sedang. Tapi, ini sudah lebih dari lima jam ia belum juga menyelesaikannya. Ada dua faktor yang membuatnya tidak fokus, yaitu: 1. Janjinya dengan seseorang, dan 2. Ponselnya dari tadi bergetar. Tomy tau siapa penelfon itu. Tapi, sengaja ia diami karena tidak ingin konsentrasinya semakin terpecah karena pesanan kue sudah siap diantarkan. Tidak mau ambil pusing dengan panggilan itu, Tomy kembali mengerjakan tugasnya. Hanya kurang menatto gambar daerah Papua saja, Tomy akan bebas dari pekerjaannya. Dan dalam kurun waktu satu jam akhirnya ia berhasil menyelesaikan semuanya. Setelah membereskan ini dan itu, Tomy pun bergegas meninggalkan ruang kerja. Ia naik ke lantai dua, keluar ruangan, dan bersiap menuju parkiran. Baru saja membuka pintu mobil, tiba-tiba ada yang menghentikan. Tomy menoleh mendapati seorang gadis dengan dress kuning selutut sudah berdiri di depannya. Dan kalau tidak salah namanya adalah Wukky Anjani. Ah, iya, Wukky. Gadis yang baru ditatoonya kemarin lusa. Sekarang mau apalagi dia? "Tomy kan?" Tanyanya. Yang dipanggil mendengus sembari memutar kedua bola mata. "Bukan." Jawabnya asal. Si cewek menautkan alis, berpadu menjadi satu. Dilihatinya Tomy dari atas sampai bawah. Masa iya Wukky salah orang? Tapi, tidak mungkin. Karena setiap detail wajah Tomy, Wukky sudah menghafalnya. Ah, jangankan wajah, dilihat dari postur tubuhnya pun Wukky sudah hafal mati. "Seriusan bukan Tomy?" Tanyanya meyakinkan. Demi memersingkat waktu dan malas berurusan lebih lama dengan cewek itu, Tomy menjawabnya dengan sekali anggukan. "Iya bukan. Udah ya gue ada urusan." Katanya memasuki mobil. Sementara gadis itu hanya diam sembari mengingat-ingat. "Tunggu deh kalau dia bukan Tomy terus siapa? Masa Tomy punya kembaran?" Monolognya. Sedetik kemudian, cewek berambut sebahu itu tersenyum. "Aduh bingung-bingung deh gue nentuin pilihan. Hm... Kira-kira jodoh gue Tomy apa kembarannya ya?" Tanya Wukky pada diri sendiri. Cewek itu masih saja tersenyum sembari memerhatikan mobil Tomy yang mulai berjalan. Mengamati terus sampai ia menyadari sesuatu. Sesuatu yang membuatnya yakin 100% kalau cowok yang ditemuinya tadi adalah Tomy. Itu plat mobil Tomy '69 T0M1' "AAAHHH s**t! DOI BENERAN TOMY!" Katanya menghentakan kaki. "OH MY GODNESS!!!" Teriaknya histeris. Yah... Gagal sudah niat untuk membuat gambar tatoo bertuliskan nama jodoh masa depannya! ... Setelah mengambil kue serta membeli satu buket mawar merah, Tomy langsung melajukan mobilnya menuju tempat diadakannya pesta sore ini. Sebenarnya ia ingin datang pagi hari. Tapi, berhubung ada kendala tadi pagi dipindahkannya jadwal menjadi sore hari. Hati cowok berusia dua puluh tiga tahun itu sedang bersuka ria. Sepanjang perjalanan juga ia tak henti-hentinya menyungingkan senyum. Hari ini adalah hari spesial untuk orang yang sangat dikasihinya. Sangat dikasih dan dicintainya sampai-sampai ia lupa bagaimana caranya berpaling. Tomy akan lupa segalanya jika sudah menyangkut seseorang ini. Tak butuh waktu lama Tomy sudah sampai di suatu tempat untuk merayakan ulangtahun seseorang. Sebelum masuk ke tkp, ia lebih dulu menghubungi seseorang yang lain. Meraih ponsel, Tomy mulai menyambungkan panggilannya. Tak lama panggilanpun dijawab. "Gue udah nyampe, lo di mana?" Katanya to the point. Menggumam seseorang diseberang sana menjawab. "Gue gak bisa datang." Alis Tomy terangkat satu. "Kenapa?" "Gue lagi diluar kota. Mm... Tadi jam 12an baru berangkat. Sorry nggak ngabarin lo dulu." Cowok berusia duapuluh tiga tahun ini tersenyum kecut. "Klasik." Gumamnya. "Gu-gue seriusan Tom." "Iya gak papa. Btw selamat ulang tahun juga. Semoga semua harapan dan cita-cita lo dikabulkan. Wish you all the best. Yesus bless you." Setelah itu panggilan terputus. Dalam kecewa Tomy memasukan ponsel ke dalam saku jacket. Tak mau berlarut-larut ia ke luar dari mobil. Membuka kursi penumpang lalu meraih kue tart dan sebuket mawar merah dan putih. Sejenak Tomy memandang ke depan. Menatap lokasi yang akan dijadikannya untuk merayakan ulang tahun seseorang. Sempat tersenyum singkat, sebelum akhirnya ia melangkahkan kaki memasuki area sebuah... pemakaman. Ya, pemakaman. Tomy akan merayakan ulangtahun seseorang itu ditempat ini. Hanya beberapa langkah dari parkiran, Tomy sudah memasuki area pemakaman. Ia berdiri dihadapan sebuah makam. Tersenyum lalu duduk, meletakan kue tart dan sebuket mawar merah di samping nisan. Senyum dibibirnya lebih mengembang ketika membaca nama dalam nisan granit hitam yang ada di depannya. REST IN PEACE GABRIELLA NATANIA ☆ 8 Mei 2013 † 8 Mei 2013 "Akulah kebahagiaan dan hidup, barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yoh: 11.25) Huh... Satu hembusan nafas keluar dari hidung mancungnya. Cowok bermata cokelat madu itu mulai meraba nama yang ada di nisan. "Apa kabar sayang?" Katanya mulai bermonolog. Tomy membuat tanda salib lalu memanjatkan doa. Kembali membuka mata dan memulai percakapan. "Happy Birthday Princess..." Tomy mengusap-usap ukiran nama sang putri. Senyumnya mengembang sempurna. Sudah enam tahun berlalu. Tapi, kenapa seiring bertambahnya waktu penyesalan Tomy semakin bertambah? Ck! Penyesalan selalu datang di akhir memang. Dan kalau dipikir-pikir menyesal pun tidak berguna karena itu tidak akan mengembalikan semua. Lalu untuk apa gunanya menyesal sekarang? "Maafin Mama kamu nggak bisa datang. Ulang tahun kali ini kita rayain berdua aja ya?" Katanya sembari membuka kotak kue tart. Satu kue tart bergambar princess Anna di kartun Frozen terpampang di kue itu. Tomy menancapkan lilin berbentuk angka 6 lalu menyalakannya. "Papa yang nyanyi, Tania yang tiup lilin ya." Tomy mulai melantunkan lagu selamat ulang tahun. Setelah bernyanyi, ia menyuruh sang putri untuk meniup lilin. Kalau ada orang di sekitar sini mungkin Tomy akan dicap sebagai orang gila karena berbicara sendiri. Tapi, ia tidak peduli dengan semua itu. "Sekarang Papa bantu Tania niup lilinnya ya? Dalam hitungan ketiga. Satu, dua,... Tiga." Tepat dihitungan ketiga Tomy meniup lilinnya. Setelah adegan tiup lilin, Tomy kembali menutup kotak kue tart dan beralih mengambil sebuket mawar merah. "Papa punya kado untuk Tania. Mawar merah yang indah untuk gadis cilik yang cantik." Ucapnya sembari meletakan sebuket bunga di atas nisan putrinya. Tomy kembali mengusap nisan sang putri. "Enam tahun," gumammya pelan. "Sudah sebesar apa kamu sekarang?" Lanjutnya. "Sudah mau masuk SD bukan?" Tanyanya tersenyum hambar. Kemudian kejadian di masa lalu kembali terputar dalam memori otaknya. Kejadian di mana Tomy dengan sadar meniduri seseorang. Kejadian di mana seseorang yang ditidurinya menyatakan bahwa darah daging Tomy sedang tumbuh dirahim cewek itu. Dan kejadian di mana Tomy dan cewek itu lebih memilih mengugurkan calon bayi mereka. Waktu itu usianya baru tujuh belas tahun. Tomy sedang duduk di kelas tiga SMA yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian nasional. Ia dan ceweknya tidak tau kalau anak yang ada rahim itu akan terus tumbuh besar. Semakin hari tumbuh dan berkembang. Sampai satu hari ketika beberapa teman dekatnya mengetaui kehamilan sang pacar. Tomy kalang kabut. Ia mencari cara bagaimana supaya tidak ada orang yang tau. Tomy juga mencari cara untuk memertahankan calon bayinya ketika beberapa orang sudah tau. Dan ia terus berpikir bagaimana caranya supaya si cewek masih bisa bersekolah dan mengikuti ujian nasional disaat berbadan dua. Mereka berdua berpikir. Terus-menerus. Hingga pada akhirnya mereka hanya menemui satu jalan, yaitu; mengugurkan bayi tak berdosa berusia tujuh bulan itu. Sebenarnya mereka tidak mengugurkan si bayi. Hanya saja mereka melakukan operasi lebih awal saat kandungan si cewek berusia tujuh bulan. Tomy tau resikonya nanti. Walaupun anaknya nanti terlahir tidak normal atau bahkan meninggal, ia akan menerima semuanya. Tepat pada, Mei 2013 yang lalu untuk pertama kalinya Tomy sempat mendengar tangisan bayi kecil berjenis kelamin perempuan. Mei 2013 yang lalu untuk pertama kalinya saat Tomy masih memakai seragam sekolah, ia membawa bayi kecil itu dalam dekap hangatnya. Dan pada, Mei 2013 yang lalu dalam dekap hangatnya, bayi kecil itu menghembuskan nafas terskhirnya. Lalu dihari-hari selanjutnya penyesalan demi penyesalan selalu datang menghantuinya. Perandaian-perandaian juga sering membayangi pikirannya. Dan lihat sekarang, ia menyesali keputusannya enam tahun silam. Bodoh bukan? Hampir setiap hari Tomy menyambangi pemakaman ini. Setiap hari ia menyempatkan berbicara dengan sang putri tercinta. Dan setiap hari pula air matanya mengalir hanya untuk menyesali perbuatan bodohnya. Tomy mengusap air matanya cepat. "Maafin papa, Tania. Andai dulu Mama-Papa tetap pertahanin kamu mungkin sekarang kita bisa merayakan ulang tahun bersama-sama. "Setiap kali berbicara seperti itu, rasa hatinya seperti dicambuk dengan pecut besar. Berulang kali. Walaupun merasa kesakitan, tapi anehnya Tomy tidak mati. Untuk kesekian kali Tomy mengusap nama sang putri. "Sekali lagi Papa ucapin selamat ulang tahun ya sayang. Selalu bahagia di samping Tuhan. Dan satu yang pasti dan nggak akan pernah berubah adalah rasa cinta Papa ke kamu. I love you very much, princess." *Drrtttdrrrtttt* Ponsel Tomy bergetar. Tertera nama Mama pada layar ponsel, ia mengangkatnya. "Mama udah ada di Panti. Anak-anak juga udah nungguin dari tadi. Kamu di mana sih?" Protes Juni-Mama Tomy- Sama seperti tahun yang sudah-sudah Tomy selalu merayakan ulangtahun Tania di salah satu panti asuhan. Dari pagi sampai malam hari ia akan menghabiskan waktu dengan anak-anak panti. Merayakan ulang tahun anaknya, membagikan makanan dan mainan, dan banyak lainnya. Tepat di tanggal 8 Mei ini Tomy akan kembali merayakan ulang tahun sang putri disalah satu panti milik Mamanya. Iya, hari ini ia akan menghabiskan malam bersama anak-anak panti. Tomy mengangguk, meraih kue ulang tahun. Setelah mencium nisan Tania dan berpamitan, ia pun beranjak pergi. "Iya-iya aku on the way Panti." Katanya berjalan keluar area pemakaman. Dan tanpa Tomy sadari seseorang yang tadi beralasan ke luar kota ternyata ada di pemakaman ini. Tak jauh dari nisan sang putri. Tepat di balik pohon besar, cewek itu menguping pembicaraan Tomy dengan anaknya. Semua tanpa terkecuali. Dari tadi ia juga tersenyum ketika mendengar cerita-cerita Tomy. Ketika si cowok sudah pergi, sekarang adalah gilirannya. Cewek berbaju dan berjeans putih itu mendekat ke area pemakaman. Berdiri di depan nisan Tania dengan senyuman lebar. "Mama datang." Ucapnya. Cewek itu mencium nisan sang putri cukup lama. "Selamat ulang tahun Tania, sayang." Gumamnya pelan. tbc. jangan lupa tap love yaa, guys. #sasaji

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.3K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.1K
bc

Rujuk

read
907.5K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.5K
bc

Dependencia

read
186.2K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
256.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook