Trapped (Bahasa Indonesia)

Suasana hening memenuhi lorong-lorong sempit. Seorang gadis berlari sekencang mungkin. Tapi, sepertinya lelah mulai melanda, ia berhenti menarik napas. Sepertinya ia sudah tak dikejar. Sekarang, ia berjalan pelan karena sudah tak sanggup berlari. “Hei! Melodi! Melodi yang sedari tadi berusaha berjalan dengan cepat untuk Melodi berbalik arah, tak ada pilihan. Mau tak mau ia berjalan pelan menghampiri mereka yang sedari tadi mengejarnya. “Sekarang apa?” tanya Melodi sambil melipat tangannya sambil menatap keempat gadis populer di hadapannya. “Kau harus mengikuti permainan kami.” Shelyn, leader dari mereka menentukan sesuka hati. “Permainan?” Melodi terkekeh,”kau pikir hidupku hanya untuk mengikuti permainanmu, Shelyn?” Shelyn tersenyum santai.”Kau ingat ... bahwa aku pernah menolongmu, Mel?” Pikiran Melodi harus kembali ke beberapa bulan yang lalu. Saat dirinya tengah dihadapkan dengan permasalahan pelik. Beberapa preman hendak memperkosanya di belakang gudang kosong dekat tempat kerjanya. Saat itu Shelyn datang bersama pengawalnya menolong Melodi. Shelyn juga sudah memastikan bahwa preman itu tak akan pernah kembali mengganggu siapapun yang melintas. Sejak itu Melodi menghormati Shelyn. Ia sangat berhutang budi. Melodi selalu mengikuti apa kemauan Shelyn. Tapi, tidak untuk kali ini. “Aku ingat. Dan aku sangat berterima Kasih. Oleh karena itu, selama ini aku selalu berusaha membantumu, Shelyn. Aku tidak bisa bergabung bersama kalian. Aku tahu kalian ini populer. Tapi, aku... bukanlah orang yang kalian cari,” tolak Melodi. “Kamu harus ikut,” paksa Lean. Melodi menggeleng.”Aku tak sepaham dengan kalian. Gaya hidup kalian yang tak akan bisa aku ikuti.” Shelyn memandang ketiga temannya.”Jangan khawatir. Kami akan memfasilitasimu.” “Aku tidak cocok dengan hal yang seperti itu.” Lagi-lagi Melodi menolak. “Ayo, lah,” kata Gia sambil menarik Melodi masuk ke dalam mobil. Melodi tak bisa berkutik lagi sebab kini ia diapit oleh Lean dan Gia. Bahkan mobil langsung berjalan. Kini ia hanya bisa pasrah meski hatinya  tidak tenang. “Kita kemana?” Tanya Melodi takut. “Make over. Kami akan membuatmu secantik dan semodis kami tentunya,” jelas Eren di kursi kemudi dan kemudian mereka tertawa. “Kamu... tidak perlu protes. Ikuti saja,” kata Shelyn yang kemudian memberi kode pada Eren untuk mengemudi lebih cepat lagi. Melodi dibawa ke sebuah salon untuk perawatan kecantikan seluruh tubuh. Hal itu membuat mereka menghabiskan waktu seharian. Shelyn memandang Melodi dengan puas. Setelah di make over, kini ia tampak setara dengan mereka. “Mulai sekarang... tinggalkan kostan kumuh itu. Kami menyediakan sebuah apartemen untukmu.” Shelyn menyerahkan sebuah kunci. Melodi menggeleng.”Shelyn... terima kasih untuk semua ini... tapi, ini untuk apa? Sebenarnya aku sudah nyaman dengan hidupku terdahulu.” “Ikuti saja. Nanti... kau juga akan tahu. Sudah malam... kita makan malam, lalu pergi istirahat. Hari esok sudah menunggu. Kami akan mengantarmu ke apartemen baru.” Shelyn memberi kode pada yang lain untuk segera pulang. “Tidak! Ini tidak benar! Pasti ada sesuatu di balik semua ini. Tapi, apa? Jangan sampai itu akan melukai aku dan semakin memperburuk keadaan,” jerit Melodi dalam hati. Melodi tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada pemandangan indah di hadapannya. Apartemen mewah dan pastinya ini sangat mahal. Di dalam hati Melodi berbicara, mana mungkin Shelyn memberikannya dengan cuma. Pasti ada sesuatu,  tapi ia sungguh tak berdaya. “Selamat istirahat, Mel, besok aku akan menjemputmu.” Gia melambaikan tangannya. “Tidur dengan nyenyak. Besok kita akan berkumpul,” kata Shelyn dingin. Melodi mengembuskan napasnya dengan berat. Ada apa dengan ini semua. Apakah ini justru membuat hidupnya semakin sulit. Melodi menggeleng, berusaha menyingkirkan pikiran negatifnya. Ia ingin tidur nyenyak malam ini. Sementara itu di tempat lain, Shelyn, Gia, Lean dan Eren sedang berdiskusi panjang. Banyak hal yang sedang mereka perdebatkan. Entah apa yang mereka rencanakan. Semua itu diperuntukkan untuk meldengan badan yang ringan dan pikiran yang segar. Mungkin ini adalah efek perawatan yang ia lakukan kemarin. “Hei! Wake up.” Gia sudah berdiri di depan pintu kamarnya. “Gia? Kau sudah ada di sini?” Melodi menguap panjang. “Yeah... aku sudah katakan akan menjemputmu hari ini. So ... wake up! Pergilah mandi. Kita shopping hari ini,” balas Gia sambil tersenyum penuh arti. “Oke... oke. Aku akan mandi.” Melodi melangkah gontai ke kamar mandi. Ia membersihkan badan dengan malas. Sementara Gia tampak sibuk di ruang tamu menyiapkan pakaian yang harus dipakai oleh melodi siang ini. Setelah ia menemukan pakaian yang tepat, ia meletakkan di atas tempat tidur Melodi. Di saat bersamaan Melodi keluar dari kamar mandi. “Pakai ini!” Perintah Gia tanpa basa-basi. Melodi mengangguk pasrah. Ia berusaha mengikuti permintaan Gia dengan tenang. Ia berusaha meyakikan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Melodi meraih pakaian itu. “Ini... terlalu seksi,” katanya sedih. Ia ingin menukarnya dengan pakaian yang biasa ia pakai saja, tapi Gia akan marah. Melodi memakainya dengan cepat kemudian menemui Gia. “Oke... perfect. Ayo kita pergi. Shelyn sudah menunggu,” kata Gia memberi kode agar Melodi segera mengikutinya. Melodi kini bagaikan kerbau yang ditusuk hidungnya. Hanya bisa tunduk dan patuh mengikuti perintah Shelyn dan yang lainnya. Ia benar-benar lemah. Mereka sampai di sebuah pusat perbelanjaan terkenal di kota ini. Shelyn, Eren, dan Lean sudah menunggu kehadiran Gia dan Melodi di salah satu resto yang ada di sana. “Finally! Kalian datang. Santai sejenak. Dalam dua jam kita sudah pergi dari sini... dan Shopping.” Shelyn tersenyum lalu memanggil pramusaji. Melodi hanya bisa diam dan pasrah. Ia masih mengikuti permainan mereka. Ia ingin segera kabur dari situasi ini, tapi sayangnya Shelyn membawa serta bodyguardnya. Melodi hanya mendesah panjang, memilih untuk membiarkan semuanya berjalan seperti air mengalir. Kelima gadis itu kini sudah selesai mempercantik diri. Usai shopping, mereka langsung ke salon. Seolah-olah setelah ini mereka akan menghadiri acara yang penting. Melodi, kini ia terlihat lebih cantik dari teman-temannya. “Sempurna!” Kata Shelyn tersenyum. “Pasti... dia akan dipilih malam ini,” bisik Lean pada Shelyn. “Tentu!” Kemudian Shelyn menghampiri Melodi yang masih mematut diri di depan kaca. “Shel... ini terlalu seksi. Tolong carikan yang lebih tertutup saja.” Melodi menggeleng takut Shelyn menggeleng.”ini bagus. Kau punya tubuh yang bagus. Sangat disayangkan apabila tidak ada yang tahu.” Melodi menunduk sedih, ia tak tahu harus bagaimana. Ia ingin melarikan diri. “Lets go!” Kata Eren. Mereka berlima berangkat menggunakan dua mobil. Shelyn dengan mobil mewahnya yang hanya berkapasitas dua orang. Ia bersama Lean. Sementara, Eren, Gia  dan Melodi menggunakan mobil yang lain. Suasana terasa mencekam ketika memasuki club. Shelyn yang berjalam paling depan mengembuskan napas perlahan. Berusaha rileks. “Come on, Shelyn... harus tenang,” ucap Shelyn pada diri sendiri. “Nona Shelyn?” Belum lagi Shelyn dan teman-temannya bergerak dari tempat berdiri. Seorang bodyguard datang menghampiri. Shelyn menunjukkan senyum terbaiknya.”Iya?” “Tuan Ax menunggu anda,” katanya dengan muka datar. “Oh... tentu. Kami baru akan menemuinya setelah mencicipi segelas minuman. Tapi  sepertinya... kami memang harus segera menemuinya.” Shelyn tertawa garing. Bodyguard itu pergi.