bc

Sebuah Pengorbanan

book_age18+
238
FOLLOW
1K
READ
love after marriage
friends to lovers
goodgirl
tragedy
sweet
bxg
city
first love
lonely
friends
like
intro-logo
Blurb

Christian mempunyai penyakit jantung bawaan sejak lahir. Dia bahkan harus bergantung pada obat-obatan sepanjang hidupnya.

Hari-hari Christian terasa begitu sepi, sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang gadis yang bernama Jenny. Tapi, sayang, Jenny adalah gadis buta. Penglihatannya menjadi buta karena kecelakaannya yang dialaminya.

Setelah mengenal Jenny, hidup Christian mulai berubah. Dia menjadi lebih ceria, karena akhirnya dia mempunyai seorang teman selain sepupunya—Bastian. Kehadiran Jenny memberikan warna tersendiri dalam hidup Cristian.

“Chris, apa aku boleh bicara sesuatu sama kamu?” tanya Jenny ragu.

“Hem...apa yang ingin kamu bicarakan sama aku?”

“Aku ingin bicara jujur sama kamu.”

Christian menatap kedua mata Jenny, meskipun Jenny tak akan bisa melihatnya.

“Chris, aku mencintaimu,” lanjutnya.

Christian yang mendengar pernyataan cinta Jenny pun tersenyum bahagia, karena dia juga memiliki perasaan yang sama dengan yang Jenny rasakan saat ini. Tapi, Christian mulai merasa khawatir dengan kondisinya saat ini. Apalagi untuk pertama kalinya, dia ingin hidup lebih lama untuk bisa membuat Jenny bahagia.

Apakah Christian akan bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tubuhnya saat ini? apa Christian akan jujur kepada Jenny tentang penyakit yang dideritanya selama ini? akankah mereka akan hidup bahagia nantinya?

chap-preview
Free preview
Permintaan
Bastian membantu Christian untuk duduk bersandar pada sandaran ranjang. Menarik selimut untuk menyelimuti tubuh bagian bawahnya. Christian baru saja pulang dari rumah sakit. Ia menjalani perawatan di rumah sakit selama dua minggu, karena penyakit jantung bawaan yang dideritanya sejak ia lahir ke dunia ini. Hidup Christian selalu bergantung pada obat-obatan yang harus diminumnya secara rutin setiap harinya. Bahkan saat masih duduk di bangku SD, ia tak bisa bermain seperti teman-temannya karena kondisi tubuhnya yang lemah. Dan itu berlangsung sampai sekarang. Bastian mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang, “apa yang sedang kamu pikirkan?” tanyanya saat melihat Christian yang tengah melamun. Christian menggelengkan kepalanya, “Bas, kamu tau ‘kan kondisi aku seperti apa?” “Hem, terus mau kamu apa? apa yang kamu inginkan dari aku?” Bastian tau arah pembicaraan Christian. Ini juga bukan pertama kalinya Christian berkata seperti itu padanya. Penyakitnya selalu dijadikan alasan untuk meminta sesuatu padanya. Tapi, apapun yang diminta Christian, Bastian pasti selalu mengabulkannya. Meski usia mereka sama, hanya selang dua bulan saja, tapi Bastian sudah menganggap Christian sebagai kakaknya sendiri. Apalagi setelah kematian kedua orang tuanya, ia dibesarkan oleh kedua orang tua Christian. Bastian dan Christian tumbuh besar bersama, sejak Bastian berusia 8 tahun. Baginya, kebahagian Christian adalah segala-galanya untuknya, sebab itulah, apapun permintaan Christian, pasti selalu dikabulkannya. “Bas, kali ini aku benar-benar mengharapkan kamu. Kamu masih mau mengabulkan permintaan aku ‘kan?” Christian menunjukkan wajah memelasnya. Bastian menghela nafas panjang, “katakan saja, apa permintaan kamu kali ini. Aku akan melakukannya, asal kamu gak minta aku untuk mengambilkan bintang untukmu.” Christian tertawa, “sebenarnya aku ingin kamu mengambilkan aku bintang juga sih. Tapi, gak untuk sekarang. Mungkin lain kali,” candanya. “Lalu, apa yang kamu ingin aku lakukan?” “Ganti ‘kan aku.” Bastian mengernyitkan dahinya, “apa maksud kamu? gantikan kamu untuk?” “Jadilah pemimpin di perusahaan keluarga aku.” “Hah! Kamu bercanda ‘kan?” tanya Bastian terkejut. Bagaimana Bastian bisa menjadi pemimpin di perusahaan keluarga Christian, sedangkan yang lebih berhak untuk posisi itu adalah Christian—pewaris tunggal keluarga Josep. Bisa hidup sampai sekarang, dan tumbuh dalam keluarga yang lengkap dan sangat menyayanginya, sudah membuat Bastian bersyukur. Bahkan, Bastian sendiri bingung, bagaimana caranya untuk membalas kebaikan keluarga Christian selama ini. Bastian bahkan rela memberikan nyawanya, kalau itu bisa membalas kebaikan keluarga Christian. Christian menggelengkan kepalanya, “aku serius, Bas. Aku butuh kamu untuk menggantikan posisi aku. Kamu tau seperti apa kondisi ku selama ini. Aku gak mungkin bisa menjadi seorang pemimpin di perusahaan papa ku. Aku gak ingin mengecewakan papa ku nantinya.” “Chris...aku...” “Aku mohon.” “Tapi aku gak yakin. Apa aku bisa mengemban tugas seberat itu?” Christian tersenyum, “kamu pasti bisa. Selama ini diam-diam papa memperhatikan kinerja kamu di kantor. Papa sangat bangga dengan kinerja kamu.” “Tapi yang berhak untuk menjadi pemimpin itu kamu, Chris. Bukan aku.” “Aku tau, tapi aku menyerah sebelum berperang. Aku sudah lelah, Bas. Sepanjang hidupku, aku harus berperang melawan penyakitku ini,” ucap Christian lalu menghela nafas panjang. “Aku bahkan gak tau, berapa lama lagi aku akan hidup di dunia ini,” lanjutnya sambil menepiskan senyumannya. “Chris! Ok! Aku akan lakukan apa yang kamu minta. Tapi, jangan pernah mengatakan itu lagi. Aku yakin, kamu pasti sembuh. Aku akan berusaha untuk mendapatkan donor jantung yang cocok buat kamu.” Christian tersenyum, “thanks. Kamu memang teman dan saudara terbaik yang aku punya. Kamu pasti juga tahu, selama ini aku gak mempunyai teman. Hanya kamu yang selalu ada buat aku.” Terdengar suara pintu diketuk, lalu terbuka dengan perlahan. Bella—mamanya Christian masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan yang berisi makan siang untuk Christian. “Bas, kamu dicari sama Om kamu,” ucapnya lalu meletakkan nampan yang dibawanya ke atas nangkas yang ada di samping ranjang Christian. “Baik, Tante. Aku pergi dulu,” ucap Bastian sambil menepuk kaki Christian yang tertutup selimut. Bastian lalu beranjak dari duduknya, melangkahkan kakinya keluar dari kamar Christian. Bella menarik kursi dan menaruhnya tepat di samping ranjang Christian. Ia lalu mendudukkan tubuhnya di kursi itu. Mengambil piring yang berisi makanan dari atas nampan yang ditaruh di atas nangkas. “Sayang, Mama suapin ya, setelah itu minum obat kamu,” ucapnya sambil mengambil satu sendok makanan. Christian membuka mulutnya dan menerima satu suap makanan dari tangan mamanya. “Gimana keadaan kamu? apa masih sakit?” tanya Bella sambil kembali menyodorkan satu sendok makanan di depan mulut Christian. “Sudah lebih enakkan kok, Ma. Mama gak usah cemas. Aku baik-baik saja kok,” ucap Christian dengan tersenyum. Bella memaksakan senyumannya, padahal dadanya terasa begitu sesak. Kedua sudut matanya sudah penuh dengan cairan bening. Bella mencoba untuk menahan cairan bening itu agak tak lolos dari kedua sudut matanya. Ia tak ingin menunjukkan kesedihannya di depan putra semata wayangnya. Christian menggenggam tangan mamanya, “maafin aku ya, Ma. Aku selama ini hanya menjadi beban Mama dan Papa.” Bella menggelengkan kepalanya. Ia lalu mengusap lembut pipi Christian, “enggak, Sayang. Kamu sama sekali bukan beban buat Mama dan Papa. Kamu adalah anugerah terindah yang pernah Mama dapatkan selama hidup Mama.” Bella lalu menghapus air mata di kedua sudut matanya. Hampir saja cairan bening itu lolos membasahi kedua pipinya. “Mama akan berusaha untuk segera mungkin mendapatkan donor jantung yang cocok buat kamu, Sayang. Mama janji. Kamu pasti akan sembuh,” lanjutnya dengan senyuman di wajahnya. Christian hanya menganggukkan kepalanya dengan menunjukkan senyuman di wajahnya. Ia hanya ingin kedua orang tuanya bahagia. Hanya itu harapan Christian selama ini. Aku tau, Ma. Selama ini Mama dan Papa sudah berusaha dengan sangat keras untuk mendapatkan donor jantung yang cocok untuk aku. Tapi, mungkin semua ini sudah menjadi takdir aku, Ma. Aku hanya berharap, sebelum aku pergi nanti, aku bisa membuat Mama dan Papa bahagia. Bastian saat ini tengah duduk di ruang tengah bersama dengan Cleo—papanya Christian. “Bas, Christian pasti sudah bicara sama kamu.” Bastian menganggukkan kepalanya, “apa maksud Om, soal permintaannya itu?” “Hem...bagaimana? apa kamu mau melakukannya?” “Tapi, Om. Aku gak yakin mampu mengemban tugas seberat itu. Kenapa Om gak menunggu Christian sampai kondisinya benar-benar pulih. Bukannya aku gak mau, Om. Tapi, yang lebih berhak untuk posisi itu adalah Christian.” Cleo menghela nafas, “Om tau. Tapi, kamu tentunya tau, Christian tak akan sanggup untuk mengemban tugas seberat itu dengan kondisi tubuhnya. Meskipun Om sangat ingin melihat Christian segera sembuh dan bisa menggantikan posisi Om di perusahaan.” “Tapi, Bas. Om gak bisa menunggu lebih lama lagi. Kita juga gak tau, kapan kita akan mendapatkan donor jantung yang cocok untuk Christian. Sedangkan perusahaan Om sangat membutuhkan pemimpin yang baru saat ini,” lanjutnya. “Tapi, Om...” “Begini saja. Kamu akan menggantikan Christian sampai Christian sembuh dari penyakitnya,” usul Cleo yang begitu berharap Bastian akan menerima usulan darinya. Bastian menghela nafas, ia lalu menganggukkan kepalanya, “setelah Christian sembuh, aku akan mengembalikan posisi ini sama Christian, Om.” Cleo menganggukkan kepalanya, “terima kasih, Bas. Om sangat berharap sama kamu.” “Justru aku yang seharusnya berterima kasih sama, Om. Kalau bukan karena Om dan tante, mungkin aku gak akan menjadi seperti sekarang ini, Om,” ucap Bastian sambil menepiskan senyumannya. “Eksa dan Clarisa, pasti sangat bangga memiliki anak seperti kamu, Bas. Om yang bukan orang tua kamu aja merasa sangat bangga dengan prestasimu selama ini. Bahkan kamu dengan sangat sabar menjaga Christian selama ini.” Bastian menepiskan senyumannya, “Om, ada hal yang selama ini ingin aku tanyakan sama Om.” Cleo mengernyitkan dahinya, “apa itu?” “Soal Mama, Om. Apa Mama memang sudah tak mempunyai keluarga lagi? karena selama ini aku belum pernah bertemu dengan keluarga Mama.” “Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan itu? atau kamu bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai keluarga mama kamu?” Bastian menggelengkan kepalanya, “aku hanya penasaran, Om. Gak mungkin ‘kan Mama gak punya keluarga yang masih hidup?” Cleo menghela nafas panjang, “Om gak tau secara pastinya, Bas. Tapi, yang Om tau, Eksa menikah dengan Clarisa tanpa restu dari keluarganya. Saat menikahi mama kamu, papa kamu masih anak manja dan hanya bergantung sama Om. Saat itu bahkan papa kamu baru saja lulus kuliah. Tapi, papa kamu meminta untuk segera melamar mama kamu.” “Jadi, aku masih punya nenek, Om?” Cleo menggelengkan kepalanya, “nenek kamu sudah meninggal dunia saat kamu duduk di bangku SMA. Maaf, Om gak memberitahu kamu waktu. Om gak bermaksud untuk menyembunyikan semua itu dari kamu.” “Apa Mama punya saudara, Om?” Cleo menganggukkan kepalanya, “mama kamu mempunyai seorang adik perempuan. Tapi, sekarang dia tak tinggal disini. Dia ikut suaminya dan menetap di Jepang.” “Apa Om mempunyai alamat tempat tinggal mereka di Jepang?” Bastian berharap bisa menemui keluarga mamanya, meskipun hanya sekali. Cleo menggelengkan kepalanya, “maaf, Om gak bisa bantu kamu untuk menemukan keluarga mama kamu.” Bastian mengetuk pintu kamar Christian, lalu membuka pintu itu tanpa mendapatkan persetujuan dari sang pemilik kamar. Bastian melihat Christian yang tengah membaca buku komik, “enak bener ya jadi kamu,” sindirnya. Christian menatap ke arah Bastian yang tengah berjalan ke arahnya, “aku gak nyangka, kamu bisa iri sama hidup aku,” cebiknya. Bastian tertawa, “jangan banyak baca komik, gak ada manfaatnya. Mendingan kamu baca buku yang bermanfaat,” ucapnya lalu mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Christian menutup buku komik yang dibacanya, lalu meletakkannya di atas nangkas, “gimana?” tanyanya kemudian. “Gimana apanya?” tanya Bastian sambil mengernyitkan dahinya. “Apa yang papa aku katakan sama kamu? apa kamu menyetujuinya?” Bastian mengangguk. Christian tersenyum, “selamat ya, sekarang kamu menjabat sebagai CEO di perusahaan papa aku.” “Itu hanya untuk sementara, Chris. Setelah kamu sembuh nanti, aku akan mengembalikan posisi itu sama kamu.” “Hem...” Tapi aku gak tau, kapan aku bisa sembuh dan bisa menikmati hidup ini. Bisa bertahan hidup sampai sekarang saja, aku sudah sangat bersyukur. Bahkan kehadiran kamu di rumah ini, membuatku semakin bersemangat untuk bisa sembuh, Bas. Kamu memang malaikat yang dikirim Tuhan buat aku. Bastian menjitak kening Christian, “jangan suka melamun terus, nanti kesambet baru tau rasa kamu!” “Justru mereka yang akan rugi kalau sampai merasuki ku.” “Sok tau kamu!” Bastian lalu naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya di samping Christian. “Bas, kalau kamu ngantuk, kamu tidur di kamar kamu. Ngapain kamu malah tidur di kamar aku.” “Sebentar saja, aku sangat lelah.” Bastian berbicara dengan kedua mata yang ditutup dengan lengan kanannya. “Apa hari ini pekerjaan kamu banyak?” “Hem... apalagi Diky hari ini gak masuk. Semua pekerjaannya dilimpahkan ke aku.” “Maafin aku ya, Bas.” Bastian menyingkirkan lengan kanannya yang digunakan untuk menutup kedua matanya, “kenapa kamu meminta maaf sama aku? memangnya apa salah kamu?” Bastian lalu mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di samping Christian. “Sekarang kamu belum jadi CEO saja pekerjaan kamu sudah banyak. Gimana kalau sudah jadi CEO. Kamu gak akan ada waktu lagi buat menemaniku.” “Chris, saat aku gak ada, dan kamu merasa kesepian, kamu bisa jalan-jalan keluar. Aku ingin kamu menjalani hidup kamu seperti yang lainnya. Aku yakin, akan ada orang yang akan menghilangkan rasa sepi kamu itu.” Christian menghela nafas, “apa ada orang yang mau berteman dengan orang pesakitan seperti aku ini? bahkan aku gak bisa bergerak bebas dengan tubuh ku ini.” Bastian menepuk bahu Christian, “jangan suudzon dulu. Kita gak akan tahu sebelum mencobanya.” Bastian lalu beranjak dari ranjang, “jangan tidur malam-malam, aku keluar dulu.” “Kamu gak jadi tidur disini?” “Gak! Entar dikira aku belok lagi kalau tidur sama kamu!” seru Bastian sambil terus melenggang menuju pintu. “Dasar! Sorry ya, aku masih normal! Aku masih suka sama wanita. Bukan pria seperti kamu!” cebik Christian kesal.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook