bc

Poligami?

book_age18+
4.3K
FOLLOW
33.1K
READ
submissive
goodgirl
drama
bxg
small town
first love
polygamy
teacher
wife
husband
like
intro-logo
Blurb

Kani : “Sebisa mungkin aku akan bertahan. Jika tak mampu, akan aku lepaskan.”

Kai : “Aku nggak bisa bohong. Dia cinta pertamaku dan kamu istri pertamaku. Aku ingin kalian jadi milikku.”

Vero : “Jika aku bisa memilih, aku ingin dia pergi dan hidup berdua denganmu. Aku tak ingin berbagi.”

chap-preview
Free preview
1. Awal mula
Sekani Marwa, perempuan berparas ayu, kalem dan pendiam. Usianya sudah memasuki 30, tahun ini, usia yang tak lagi muda. Ia menikah 3 tahun yang lalu dengan Kailin Sepadi, pria yang menjadi tetangganya sejak kecil. Pernikahan Kani dan Kai diatur oleh orang tua keduanya. Kani yang pendiam membuatnya lebih suka menyendiri dan sulit berkomunikasi dengan lawan jenis. Sementara Kai, ia masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya di masa sekolah dulu hingga ia melajang di usia 27 tahun. Walaupun usia Kani dan Kai sama, bertetangga pula, keduanya tak pernah akrab selama ini. Kai terkenal cuek dan Kani selalu menyendiri. Namun, ketika dijodohkan oleh orang tua mereka, keduanya tak ada yang menolak. Kani penurut, ia yakin kalau pilihan orang tuanya adalah yang terbaik buatnya. Sementara Kai, ia sudah tak memiliki harapan lagi karena cinta pertamanya sudah menikah dengan pria lain. "Aku mau ke toko," ucap Kai setelah melahap habis sarapannya. Ia beranjak, lalu mencium kening putri kecilnya yang baru berusia 2 tahun. "Kaira, Ayah kerja dulu ya." Kailin menyodorkan tangannya, disambut senyuman Kani yang langsung mencium punggung tangan suaminya itu. Kailin memiliki usaha berjualan, membuka toko kelontong yang sangat besar, bahkan paling besar di kampungnya. Setiap harinya, ia akan menghabiskan waktunya di toko, dari pagi sampai malam. Kani sendiri adalah seorang guru TK. Ia kerap mengunjungi sang suami di toko dan membantu di sana setelah pekerjaannya selesai. Sementara Kaira, buah hati dari keduanya, lebih sering ikut ke mana Kani pergi karena kesibukan sang ayah. "Hati-hati, Mas." Walaupun usia mereka sama, Kani sengaja memanggil suaminya dengan sebutan 'Mas' demi menghormati kepala keluarganya itu. Jarak toko dan rumah Kailin tak terlalu jauh, hanya memakan waktu sekitar 30 menit jika menggunakan kendaraan bermotor. Kailin sendiri lebih sering menggunakan motor dari pada mobil karena dianggap lebih simpel dan irit. Dengan kerja keras yang ia lakukan sejak masih single, usahanya sekarang sudah banyak memberikan hasil. Mulai dari rumah, mobil dan bahkan tabungan yang tak sedikit, kehidupan pria itu sudah sangat mapan. Ketika Kailin mengendarai motornya menuju ke toko, sebuah insiden kecil terjadi. Pria itu kehilangan keseimbangan setelah menghindari lubang di jalan, dan secara tak sengaja ia hampir menabrak wanita yang baru saja turun dari mobil. "Aw!" teriak wanita itu yang terjatuh ke tanah karena hampir saja ditabrak Kailin. Kailin menghentikan motornya, memarkirkan secara terburu-buru motornya itu di pinggir jalan. Lalu ia berlari menghampiri wanita yang jatuh karena ulahnya. "Maaf, saya nggak sengaja, eh ...," ucap Kailin yang terpotong. Ia tercenung melihat wanita di hadapannya. Wanita itu berdiri, lalu menepuk seluruh tubuhnya yang kotor karena terjatuh. Ia memasang wajah masam, lalu mengerutkan keningnya setelah melihat Kailin. "Kailin?" teriak wanita itu tak percaya. "Vero?" Kailin pun tak menyangka. Wanita yang baru saja hampir ia tabrak itu adalah cinta pertamanya yang sulit ia lupakan selama ini. "Hai, apa kabar? Kamu gimana sih naik motornya? Nggak hati-hati, untung aku nggak apa-apa. Kalau ada apa-apa, aku mintain tanggung jawab baru tahu rasa kamu." Cinta pertama Kailin yang memiliki nama lengkap Veronika Novia itu tampak senang bertemu kembali dengan mantan pacarnya. Kailin dan Vero pernah berpacaran ketika keduanya duduk di bangku kelas 2 SMA. Karena ternyata Vero sudah dijodohkan, keduanya putus ketika mereka tahu kenyataan itu. Vero akhirnya menikah dengan pria yang dijodohkan dengannya, dan kini sudah memiliki anak berusia 7 tahun. Ya, wanita itu langsung menikah setelah lulus kuliah. Tidak seperti Kailin yang menikah di usia 27 tahun. "Maaf-maaf. Aku tadi ngindarin lobang. Kamu nggak apa-apa kan? Tenang aja, aku pasti tanggung jawab kok." Tak hanya Vero, Kailin juga tampak senang karena bertemu dengan cinta pertamanya setelah berpisah bertahun-tahun. Tiba-tiba saja ia bersikap layaknya Kailin yang dulu, Kailin yang selalu sayang dan peduli pada Vero. "Halah, kalau kamu aku minta suruh nikahi aku, emang mau?" Entah apa yang ada di pikiran Vero. Pertemuannya dengan Kailin setelah bertahun-tahun lamanya ini malah membuatnya mengingat kembali rasa yang sudah ia pendam selama ini. "Jangan gila. Suami kamu bisa marah kalau denger candaan kamu begini." Masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya, Kailin tak henti-hentinya menatap kecantikan Vero yang semakin bertambah karena wanita itu kini pandai memoles wajah. Vero tertawa kecil. "Aku janda, Kai. Aku udah diceraiin sama mantan suami aku itu. Dia punya wanita lain dan memilih wanita itu. Jadi, sekarang aku bisa dinikahin siapa aja, sama yang mau pasti. Ha ha ha, kalau kamu mau nikahin aku, sok atuh." Dengan nada bercanda, Vero mengaku kalau ia sudah menjanda. Kailin tampak terkejut, wajahnya membeku seketika. Antara sedih dan senang, Kailin bingung dengan perasaannya saat ini. "Cerai? Sejak kapan? Kamu janda? Punya anak?" Vero tertawa lagi. "Satu-satu dong tanyanya. Iya, aku udah cerai, janda anak satu. Anak aku udah sekolah, umur 7 tahun. Gimana? Mau nggak nikah sama janda?" Sebenarnya Vero hanya bercanda, namun ada secuil harapan jika mantan kekasihnya itu berkata iya. "Maaf, Ve. Aku udah menikah," ucap Kailin lirih. Ia merasa menyesal karena sudah menerima perjodohan dari orang tuanya. Andai saja ia menolak, ia pasti bisa menikahi Vero sekarang, tak peduli kalau wanita itu sudah menyandang status janda beranak satu. Dan, tanpa sadar, Kailin sudah menyesali pernikahannya dengan Kani. Baru kali ini ia melakukannya, tentu saja karena goyahnya perasaannya setelah bertemu cinta pertamanya. Walaupun Kailin menikahi Kani tanpa cinta, hubungan rumah tangga mereka selama ini baik-baik saja. Kani wanita yang baik, pendiam dan tak pernah neko-neko. Wanita itu selalu menurut pada sang suami, mencari ridho suami memang selalu ia utamakan. Dan kini, entah bagaimana akhirnya Kailin berpikir kalau pernikahannya dengan Kani adalah kesalahan yang tak seharusnya ia lakukan. "Ya ampun, Kai. Jangan serius begitu lah, aku kan cuma bercanda. Aku seneng kalau kamu udah menikah, selamat ya." Vero menyodorkan tangannya, disambut Kailin dengan keraguan yang tak bisa ia sembunyikan. Kailin hanya diam. "Udah punya anak? Berapa?" tanya Vero yang berusaha mengubah topik pembicaraan. Ia tak ingin meninggalkan kesan kalau ia masih berharap pada mantan kekasihnya itu, walau tentu saja ada secuil harapan di dalam hatinya. Vero sangat tahu, bahwa Kailin adalah pria yang baik, sayang padanya dan tentu saja Vero juga menyayanginya. "Udah, satu, baru umur 2 tahun." Kailin mulai mengembangkan senyum di wajahnya. Ia mencoba meyakinkan hatinya, kalau hubungannya dengan Vero sudah berakhir. Vero mengangguk. "Oh ya, masukin nomor HP kamu sini. Kita chat nanti ya, aku mau belanja dulu," Vero menyerahkan ponselnya, Kailin lalu menerimanya dan memasukkan nomor ponselnya di sana. Kailin menyerahkan ponsel ke Vero, wanita itu lalu memberi nama kontak 'Mantan pacar', membuat Kailin tertawa geli. "Aku pergi dulu ya, udah sana kamu. Mau kerja kan? Nanti aku hubungi kamu buat ngobrol-ngobrol lagi." Pertemuan Kailin dengan Vero itu tak berlangsung lama. Kailin melihat mantan pacarnya masuk ke dalam sebuah toko kosmetik sambil tersenyum senang. "Andai aku masih single." Kailin kembali melanjutkan perjalanannya ke toko. Bahkan ketika sudah di toko, pikirannya masih saja terpaku pada Vero. Pria itu tak bisa fokus bekerja dan sibuk menanti telepon masuk, tentu saja ia sangat berharap Vero akan segera menghubunginya. Sampai sore tiba, Kailin berniat pulang ke rumah. Tokonya buka sampai malam, ia biasa pulang di sore hari untuk mandi. Lalu makan malam dan kembali ke toko lagi, begitu terus setiap harinya. Dan ketika pria itu hendak memakai helmnya, sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal masuk. "Halo," sapa Kailin. "Kai, ini aku, Vero. Bisa minta tolong? Jemput aku dong, di jalan kita ketemu tadi. Mobil aku mogok nih." Suara wanita di seberang sana. "Ya udah, tunggu di situ. Aku ke sana sekarang." Setelah mematikan panggilan telepon itu, Kailin segera memacu motornya, meninggalkan toko dan menuju ke tempat di mana Vero berada sekarang. Di tempat lain, Vero tersenyum puas. Wanita itu dengan sengaja berbohong pada Kailin. Mobilnya tidak mogok, melainkan dipinjam temannya. Ia pun meminta sang teman untuk mengantarnya ke tempat di mana ia bertemu dengan Kailin tadi pagi. "Maaf, lama ya?" tanya Kailin setelah ia sampai, pria itu menoleh ke sana ke mari. "Mobil kamu, mana?" Kailin tak melihat mobil Vero yang memang sudah dibawa pergi temannya. "Oh, udah dibawa sama bengkelnya. Aku udah telepon bengkel tadi. Tapi mau pulang, bingung, terus aku inget kamu." Vero berbohong. Ia sudah memikirkan bagaimana perasaannya pada Kailin seharian. Rasa cintanya pada mantan pacarnya itu belum sepenuhnya padam, ia berharap ia bisa menempati ruang di hati Kailin lagi, seperti dulu. Kailin mengangguk, percaya begitu saja pada apa yang disampaikan Vero. "Ya udah, ayo aku anter." "Maaf ya aku ngerepotin, nggak apa-apa, kan?" tanya Vero sambil mencebikkan bibirnya agar terlihat manja. Kailin tak menyangkal kalau cinta pertamanya itu memang sangat cantik, ia tersenyum. "Udah, ayo naik, keburu malem." Kailin akhirnya mengantar Vero ke rumah wanita itu. Rumahnya ternyata tak terlalu jauh dari toko Kailin, hanya berjarak 10 km saja. "Ini rumah kamu?" tanya Kailin sambil melepas helmnya. Kini ia sudah berada di depan rumah Vero. Wanita itu mengangguk. "Iya, baru aja sih pindahnya, belum ada setahun. Setelah cerai, aku ikut orang tua lagi, dan sekarang udah tinggal sendiri. Cuma ada aku sama anak aku, oh ya, ada ART sih satu, bertiga jadinya." Kailin mengangguk, ia masih duduk di atas motornya. "Ayo, masuk. Aku buatin teh dulu," rayu Vero yang memang ingin Kailin masuk ke dalam rumahnya. Kailin diam, ia melihat hari mulai gelap. Kani mungkin saja menunggunya, ia memang selalu pulang sebelum hari gelap dan menghabiskan waktu sore hari dengan putri kecilnya. Melihat Kailin diam, Vero memikirkan cara agar mantan kekasihnya itu menerima undangannya untuk masuk ke dalam rumah. "Ehm, sebenernya aku juga mau minta tolong. Gantiin lampu kamar mandi, tadi pagi mati, mau ganti sendiri susah." Kailin dengan berat hati akhirnya menuruti Vero, masuk ke dalam rumah itu. " Kok sepi? Anak kamu mana?" tanya Kailin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. "Oh, anak aku sama ART tadi ke rumah orang tua aku. Kakek neneknya kangen, makanya mereka ke sana. Nanti habis mandi, aku jemput mereka." Kailin mengangguk. Ia senang bisa bertemu dengan Vero lagi, namun merasa resah karena memikirkan Kani. "Mana lampu yang mau diganti?" tanya Kailin, ia ingin segera mengganti lampu dan pulang. "Di kamar aku, ayo." Vero mengajak Kailin masuk ke kamarnya dan menunjukkan kamar mandi yang ia maksud. Dan ketika Kailin menekan saklar lampu, lampu menyala dengan baik. "Ini nyala." Kailin menekan berkali-kali, dan lampu menyala tanpa ada kendala. Vero memasang wajah bingung. "Ah, iya ya. Padahal tadi pagi mati, loh." "Ya udah kalau gitu, aku pulang dulu. Lampunya nggak mati kok," ucap Kailin yang lalu melangkah keluar. "Kamu nggak mau solat di sini aja? Udah mau maghrib nih, nanti ketinggalan solat karena di jalan. Kan waktunya cuma sebentar." Vero masih berusaha menahan Kailin, pria itu tersenyum ringan. "Rumah aku nggak jauh kok. Kalau misal nggak keburu, aku bisa mampir masjid di jalan." Kailin akhirnya pulang, meninggalkan Vero yang pura-pura tersenyum mengantar kepergiannya. "Kenapa aku begini? Aku mau kita balik lagi kayak dulu, Kai." Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook