bc

My Secret Affairs (season 3)

book_age18+
3.6K
FOLLOW
66.8K
READ
love-triangle
sex
arranged marriage
scandal
drama
bxg
female lead
city
lies
selfish
like
intro-logo
Blurb

TRILOGY DARI MY SECRET AFFAIRS SEASON 1&2

Menjalani kehidupan rumah tangga tidak seindah masa pacaran. Seperti itulah kisah hidup Riska yang penuh dengan cobaan, hasrat dan emosi.

Menjadi istri dari Nicholas tidak selamanya kehidupan mereka adem ayem, bahkan cobaan datang dan berusaha menghancurkan biduk rumah tangga mereka.

Apakah Riska dan Nick sanggup mengarungi cobaan rumah tangga mereka sekalipun hadirnya orang ketiga? Apakah kisah mereka happy ending forever?

chap-preview
Free preview
Nightmare
Udara Bogor yang dingin berganti hangat setelah Nick mendekap erat Riska di ranjang. Bulir-bulir keringat menetes dari tubuh mereka setelah bercinta di malam ini untuk kedua kalinya. "Apa kau tak bosan denganku, Nick?" Riska menatap Nick yang tersenyum sambil mengusap rambutnya pelan lalu menggeleng. "Tidak, Ris. Sejak Aldi masih hidup sudah kukatakan jika aku akan membahagiakanmu selamanya. Forever." Nick mengeratkan pelukannya lalu berbisik, "Aku mencintaimu, Ris. Dulu, sekarang dan nanti." "Takkan selingkuh?" Riska memastikan perasaan Nick lagi walau sudah tahu jawabannya. Nick mengangguk. "Ya." Riska menyipitkan mata. "Apa jaminannya?" Nick berpikir sebentar. "Ehm...potong Nick juniorku," guraunya lalu tertawa. Riska mencubit perut Nick yang seketika meringis karena kesakitan. "Kau takkan bisa hidup tanpa itu, Nick. Saat luka di perutku belum pulih total karena tikaman Bianca, kau sudah menghajarku dengan juniormu itu. Dan sekarang kau menawarkan juniormu sebagai jaminan? Ehm...sepertinya di Bogor akan turun badai salju tujuh hari tujuh malam." Riska menolak ucapan Nick yang terdengar mengada-ada karena ia tahu jika Nick pria yang paling b*******h yang pernah ia temui seumur hidupnya. Melebihi Aldi dan Ryan. Nick tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Riska yang tahu benar tentang hasratnya yang sulit dibendung. Jika ia tak dapat meniduri Riska, Mario dan Jeff lah pelampiasan kekesalannya. Tidak dengan cara kasar tapi melalui sebuah permainan, baik itu bertanding berenang, main kartu ataupun mengajaknya untuk smackdown di sebuah arena yang sudah ia buat di ruang gym yang baru saja selesai sebulan yang lalu tepat di samping museum milik Aldi dekat taman. Hukuman untuk yang kalah bukanlah mentraktir makanan mahal atau mengajaknya untuk minum di klub melainkan memakai lipstik, bulu mata palsu dan mengenakan pakaian wanita. Setelahnya, didepan gym akan di buat catwalk dadakan dan berjalan layaknya supermodel membawakan baju rancangan desainer ternama. Sialnya lagi, akan ada seseorang yang mengambil gambar dan merekamnya menjadi video. Dan beruntung nya lagi Nick selalu menang ! Apes untuk Mario dan Jeff yang selalu kalah. Tapi mereka tak bisa menghindar dari tantangan Nick walaupun sudah merayu Riska untuk tak menolak ajakan Nick bercinta dengannya agar mereka tak jadi bahan kekesalan dari seorang Nicholas. Melihat Mario dan Jeff yang terus mengiba membuat Riska geram. Ia terpaksa menuruti ucapan mereka walau sedang tak ingin melayani hasrat Nick ketika suasana hatinya sedang badmood. Tapi Riska selalu menikmati permainan Nick, karena ia mengetahui spot sentuhan yang Riska sukai hingga tak terasa melakukannya lebih dari sekali. Seperti sekarang. Nick menghentikan tawanya lalu mengusap bibir Riska lembut. "Tentu, Ris. Selain ketampanan dan kepintaranku, juniorku salah satu yang bisa aku banggakan. Kau sudah merasakannya kan? Lebih besar dan panjang. Hahahahaha." Ia kembali tertawa dan yang Riska bisa hanya menggeleng dan mencibir. "Pikiranmu tak jauh dari s**********n!" Cibir Riska yang langsung memunggungi Nick dan memandang ke arah pintu balkon. Disana terlihat jelas hujan turun dengan deras di Bogor. Tapi sekali lagi tubuh Riska kembali hangat, Nick memeluknya lalu berbisik, "Bisa kita memulainya lagi?" ❤❤❤ Kantor Ryan, Jakarta Selatan "Kau yakin tak ingin minum denganku di bar milik Scott?" Tanya Raaj melihat Ryan mengenakan jaket dan bersiap untuk pulang setelah menyelesaikan sketsa untuk project minggu depan. Ryan melirik arloji. "No, Raaj. Aku ingin istirahat di rumah. Akhir-akhir ini aku kurang tidur dan aku berencana menonton sebuah film Hollywood yang terbaru lalu tidur," sahutnya. Wajah Raaj memelas mendengar penolakan Ryan. "Come on, Yan. Laura sedang di Bangkok dan sementara kau melajang saat ini. Apa kau sudah melupakan bir?" Bujuk Raaj yang tahu bir minuman kesukaan Ryan sejak dulu. Ryan menepuk bahu Raaj. "Sorry, Raaj. Sebaiknya kau ajak Sharma lalu kau tiduri dia." Ia tertawa meledek Raaj yang sedang mendekati wanita cantik blasteran India Prancis, kawan satu kantor dengan Laura. Raaj menghela nafas kecewa. "Dia susah untuk ku rayu, Yan. Enam kali berkencan dia selalu menghindar dari ciumanku. Apa dia lesbi?" Raaj berpikir sebentar. Ryan menggeleng tak setuju. "Tidak, Raaj. Mungkin dia belum bisa move on dari mantannya yang Bastard." Balasnya lalu melangkah ke arah pintu lalu menoleh ke arah Raaj yang terdiam. "Sebaiknya kau berguru pada Nick. Dia ahlinya membuat wanita bertekuk lutut. Semoga kau berhasil. Aku pergi dulu. Bye, Raaj." Ryan pamit lalu keluar dari ruangannya meninggalkan Raaj sendiri. Ryan keluar dari gedung kantor lalu menaiki mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang. Kali ini hujan turun merata di Jabodetabek dan jalanan menjadi licin. Berulangkali Ryan menguap karena kantuk tak kunjung hilang walau sudah meneguk habis dua cangkir kopi saat berada di kantor tadi. Tiga hari lamanya ia hanya tertidur selama 3 jam setiap harinya karena mengejar deadline untuk project yang harus ia kerjakan minggu besok. Pikiran Ryan saat ini hanya ingin segera tiba di rumah lalu tertidur dan terpaksa menunda menonton film Hollywood malam ini. "Hoam...ngantuk sekali." Ia menguap dan sempat terpejam sebentar. "Papa." Ryan membuka matanya seakan mendengar Richie sedang memanggilnya sekarang. Papa merindukanmu, Richie. Besok papa pasti mengunjungimu karena papa juga merindukan ibumu. Riska. Mata Ryan kembali terpejam karena tak sanggup menahan kantuk lagi. ❤❤❤ "Ryan!" Riska terbangun dari tidurnya yang spontan memanggil nama ayah Richard. Nick terjaga mendengar Riska berteriak. "Ada apa, Sayang? Kau mimpi buruk?" Ia memegang kedua bahu Riska dan wanita itu spontan memeluknya lalu menangis. "Ada apa?" Nick mengusap pelan punggungnya. "Aku bermimpi buruk, Nick." Ia melepaskan pelukan Nick lalu memandangnya lekat dengan air mata menetes. "Aku--" 'Tok tok tok tok' Mereka tertegun mendengar ketukan dari balik pintu. Nick dan Riska bangkit dari ranjang setelah menutupi tubuh naked mereka dengan kimono. Nick membuka pintu dan terkejut melihat Mbok Karti, pengasuh anak mereka berdiri di balik pintu dengan wajah cemas. "Ada apa, Mbok?" "Anu, Pak..anu.. Richie," Mbok Karti bicara terbata-bata sambil sesekali melirik ke kamar sebelah. "Ada apa dengan Richard, Mbok?" Riska menghampiri mereka penuh penasaran. Mbok Karti menunjuk kamar anak mereka. "Sejak tadi Richie rewel terus, Bu. Saya cek badannya gak ada yang sakit. Tapi menangis terus, Bu, Pak." Ia melirik Riska dan Nick bergantian. Riska keluar dari kamar dan melangkah menuju kamar sebelah. "Mungkin dia haus?" Tanyanya sambil terus melangkah dan samar-samar mendengar tangisan Richard. Mbok Karti dan Nick mengikuti dari belakang. "Sudah saya kasih s**u, Bu. Tapi gak mau minum juga." Jawab Mbok Karti Riska membuka pintu dan langsung berlari menuju tempat tidur Richard. "Ada apa, Sayang?" Ia mengangkat dan menggendong Richard untuk menenangkan dari tangis nya. "Richie haus? Mimi dulu ya, Sayang." Riska mengeluarkan sebagian payudaranya untuk memberi ASI pada Richard. Awalnya Richard menolak tapi setelah Riska mengusap punggungnya pelan dan sedikit bersenandung, bayi berumur satu setengah tahun itu terdiam dan mau menyusu. "Dia tenang denganmu, Ris." Ucap Nick mengelus pelan kepala Richie dan bayi itu memejamkan mata walau mulutnya terus menghisap ASI. "Ya, Nick. Karena aku ibunya." Riska mengusap pelan pipi Richie. Walau Richie lahir dari perut Jeny, wanita yang merebut Ryan darinya dan hasil dari pengkhianatan Ryan, tak menyurutkan rasa sayangnya pada Richard. Baginya seorang anak terlahir tanpa dosa, karena itulah ia mau mengasuh Richard dan menyayanginya selayak anak kandungnya seperti Elina dan Carlos. Nick mengangguk lalu melangkah menuju tempat tidur yang lainnya. "Tentu, Sayang. Dan ibu dari si kembar," ucapnya sambil menatap Elina dan Carlos yang tertidur di tempat tidur berbentuk box yang berbeda tempat. 'Braak' Mereka bertiga terkejut setelah pintu terbuka dan mengeluarkan suara besar hingga membuat Richard terjaga dan kembali menangis. Jeff berdiri dibaliknya dengan nafas terengah-engah. "Ada apa, Jeff? Kau mengejutkan kami?" Riska sedikit geram melihat Jeff dan kembali menenangkan Richard. "Gawat. Aku mendapat kabar dari Tia Jane." Ucap Jeff mendekati mereka. "Dia sudah menghubungi kalian tapi handphone kalian tidak aktif." "Handphone ku sedang di charge. Ada apa?" Tanya Nick, penasaran. Jeff mengambil nafas dan membuangnya pelan sambil menatap mereka. Berusaha untuk tenang. "Katakan ada apa, Jeff? Apa sesuatu terjadi pada Tia Jane?" Riska mendesak Jeff yang menunda-nunda bicara. "Ryan.." "Kenapa dengan Ryan?" Wajah Riska memucat mendengar nama Ryan disebut dengan raut wajah Jeff yang cemas. Sementara Nick tak sabar menanti ucapan Jeff lagi. "Ryan kecelakaan satu jam lalu." Jawab Jeff pelan lalu menghela nafas. "Dan dia koma sekarang."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.2K
bc

Broken

read
6.2K
bc

SHACKLES OF GERALD 21+

read
1.2M
bc

Rewind Our Time

read
160.8K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.4K
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook