bc

Detektif Tampan Penggoda Iman

book_age18+
4.2K
FOLLOW
51.4K
READ
contract marriage
love after marriage
dominant
police
sweet
humorous
mystery
captain
detective
crime
like
intro-logo
Blurb

Zizi, gadis cantik instruktur senam. Sedang memperjuangkan keadilan untuk ayahnya yang masuk penjara karena di fitnah seseorang.

Uang Zizi hampir habis untuk menyewa detektif yang harganya sangat mahal. Zizi membutuhkan seorang detektif yang punya rasa kemanusiaan. Zizi membutuhkan detektif dengan harga murah.

Suatu hari, Zizi nongkrong di kafe, karena kecerobohannya, tanpa sengaja dia duduk di atas pangkuan pria tampan. namanya Kevin. Saat itu juga Kevin marah, dan menjuluki Zizi sebagai cewek c***l. Zizi pun malu dan minta maaf.

Zizi tidak sadar, sebenarnya Kevin lah pria yang sedang dia cari. Seorang detektif yang bisa dia sewa dengan harga yang murah. Seorang detektif super dengan segudang pengalaman tentang menyelidiki kasus rumit.

chap-preview
Free preview
1. Zizi
Zivana linovia salim, seorang gadis cantik, kulit nya putih dan bersih, tinggi badannya hanya 156 cm, namun mempunyai bentuk yang aduhai indah. Panggil saja ia Zizi. Perut nya langsing, d@danya juga membusung indah, tidak kebesaran tapi juga tidak kekecilan. Kakinya halus dan berbentuk ramping. Tidak ada sehelai bulu pun yang rela tumbuh di kaki nya yang putih dan mulus tersebut. Wajah cantik Zizi terpahat indah. Hidung mungilnya berbentuk mancung dan bibirnya yang sensu@l berwarna merah muda, sedang asyik menyedot minuman es kopi di sebuah kafe kekinian. Hari itu di kafe lumayan ramai. Zizi tengah duduk santai di salah satu kursi kafe. Matanya jernihnya lalu memindai arloji mungil di tangannya, jam baru menunjukkan angka dua siang. Masih ada waktu untuk minum dan makan siang tanpa harus terburu-buru. Zizi tidak sendirian di kafe. Rena sahabat karibnya, teman satu profesi dengan dirinya sebagai instruktur senam dan olahraga. Sedang duduk di seberang meja. Dia tengah minum segelas cappucino. Jika Rena melatih khalayak umum dengan berbagai macam usia. Zizi melatih yoga khusus untuk para lansia wanita. Dan para Lansia yang semuanya perempuan menyukai kepribadian Zizi yang baik. Mereka tahu Zizi tidak suka memamerkan bodi indahnya dengan berpakaian serba mini. Selalu memakai baju yang sopan, memakai rok atau bawahan di bawah lutut, namun tetap terlihat anggun dan feminim. Tring tring tring …. Ponsel Zizi menjerit-jerit histeris dari dalam tas ransel murahannya. Buru-buru Zizi mengacak-acak tasnya, segera menempelkan benda berisik tersebut ke telinga nya. "Sebentar ya Ren, aku mau angkat telpon di luar, di sini berisik banget" Ucap Zizi. Rena yang sedang menikmati spagheti nya, hanya mengangguk sekilas. Zizi lalu keluar dari kafe, mengangkat telpon dari detektif swasta yang ia sewa. "Jadi kamu tidak bisa meneruskan penyelidikan ini?" Kedua Alis Zizi melorot kebawah tidak bersemangat. "Kamu yakin? Tidak bisa melanjutkan penyeledikan ini?" Zizi menghembuskan nafasnya panjang. Kekecewaan tersirat di wajah cantiknya. "Sayang sekali, Padahal aku sangat berharap, kamu bisa menuntaskan penyelidikan ayah ku yang di fitnah oleh seseorang sampai tuntas" lanjut Zizi. "Baiklah. Aku minta maaf, karena tidak bisa memberikan bayaran yang lebih baik dari ini" Ucap Zizi dengan berat hati. Dia lalu menutup sambungan telponnya. Zizi menarik napas nya berat. Rasanya dia sudah putus asa dengan kasus ayah nya. Zizi tidak mengerti mengapa sangat sulit mengungkap siapa yang telah memfitnah ayahnya. Detektif yang barusan memutuskan kerja sama dengan Zizi adalah detektif ke sepuluh yang ia sewa. Zizi sebal dengan semua detektif yang ia sewa. Semua mata duitan, selalu meminta uang ekstra ketika merasa menemukan bukti baru. Padahal barang bukti itu belum tentu menunjukkan kebenaran, tapi mereka tidak mau tahu, Zizi harus membayar uang ekstra untuk setiap barang bukti baru. Adakah detektif yang baik? Dan tidak berusaha mengeruk habis harta karunnya yang semakin menipis. Sekarang, ayahnya yang baik hati dan tidak bersalah mendekam di dalam penjara yang kejam, karena kesalahan yang tidak pernah ia buat. Zizi membutuhkan penyelidik dengan harga yang murah. Mata Zizi bergerak-gerak memandangi layar ponselnya yang ia geser-geser. Sedang mencari detektif swasta di aplikasi pencari terpopuler. Zizi berjalan sambil memainkan ponselnya, tidak memperhatikan langkah kaki nya yang kembali masuk ke dalam kafe. Zizi lalu duduk di kursinya. Bibirnya mengembang, tersenyum bahagia, akhirnya dia menemukan detektif swasta dengan harga yang agak miring. Alamat dan nomer telpon nya sudah ia salin di layar ponsel Zizi. Zizi puas. Dia lalu meminum es nya. Aneh. Kenapa minuman nya rasanya s**u alpukat? Zizi semakin bingung sedang duduk di mana. Rena ternyata duduk di seberang sana. Sahabatnya sedang melihat ke arah Zizi dengan mata melotot. "Mau sampai kapan, kamu duduk di pangkuan ku cewek c***l?" Suara dingin nan tegas dari belakang Zizi, membuat bulu kuduk nya meremang. Zizi tersentak kaget mendengar suara bas dari arah belakangnya, ia baru sadar jika semuanya terasa aneh. Minumannya yang berubah jadi jus alpukat, Rena yang duduk jauh di sana, dan tempat duduk nya pun terasa janggal, menjadi lebih tinggi dan juga terasa hangat. Buru-buru Zizi berdiri, wajahnya pucat saat melihat seorang pria tampan yang berada di tempat duduknya. Zizi …, bodohnya dirimu? Kenapa kamu bisa duduk di pangkuan dia sih? Mana wajah dia ganteng banget lagi. Apa tadi? Dia nyebut aku c***l? Oh no …! Kesan pertama yang sangat jelek! Teriak Zizi dalam hati dengan wajah se merah tomat. Laki laki itu tampan. Tubuh nya tinggi dan gagah. Dadanya lebar dan bidang, membuat perempuan manapun berfantasi ingin merasakan pelukan lelaki berdada bidang seperti dia. Wajah laki laki tersebut yang agak ke bule bulean terlihat dingin, bahkan terlihat agak marah, karena jengkel dengan tingkah Zizi yang sembarangan duduk di pangkuan nya. "Ma - maaf kan saya. Saya …, benar-benar tidak sengaja duduk di pangkuan Anda" Zizi berdiri di depan pria dingin tersebut, wajahnya menunduk malu, ingin rasanya ia tenggelam di dalam bumi, menyembunyikan dirinya yang terlihat bagaikan w************n. "Saya akan mengganti minuman anda" Tangan Zizi meraih gelas plastik berisi jus alpukat milik pria tampan tersebut. Jus itu tinggal setengah, rasanya sangat segar dan nikmat, tanpa sadar, Zizi tadi meminumnya hingga habis separuh. "Tidak perlu" Ketus pria tersebut. Tangannya menyambar jus alpukat di tangan Zizi. Berlalu dari hadapan Zizi. Kaki panjang pria itu berjalan menawan keluar kafe. Tubuh tingginya yang gagah, di balut jaket kulit hitam. Terlihat misterius namun sangat elegan. Zizi sampai tidak bisa mengendalikan matanya yang terus memandangi pria tersebut, hingga dia menghilang, masuk ke dalam mobil minibus nya yang berwarna biru. Plok.... "Ah......" Zizi terkejut, saat pundaknya di tepuk lembut sahabatnya. Rena sedang berdiri di samping nyai. "Ketahuan …, Kamu terpesona ya, sama pria itu? Ayo Zi, cepat kejar dia, tanyakan siapa nama nya, berapa nomernya" Rena menyenggolkan Pundak nya pada pundak Zizi. "Gila, banget idemu Ren, aku nanti dikira cewek murahan kalau bertingkah kayak gitu" buset deh, nggak di goda aja, pria itu manggil aku cewek c***l, Bisa-bisa pria galak itu manggil aku cewek pengoda kalau berani nanyain nomernya, mirip pel@cur dong aku? "Tapi kesempatan nggak datang dua kali loh Zi. Kamu terlalu pilih pilih cowok, entar jadi perawan tua lo" "Ih.... Jahat banget doamu, Ren. Aku belum pacaran kan hanya karena sedang milih cowok terbaik, dan tentu saja kalau ayah ku juga merestui, maka aku akan jalan sama dia" "Ah... Ribet banget hidup mu, Zi. Cari cowok aja nunggu ayahmu setuju, maka nya sampai umurmu 26 sekarang, kamu nggak pernah ngerasain enak nya pacaran" "Yah mau gimana lagi, ayah satu satunya keluargaku yang tersisa di dunia ini" pikir Zizi sedih. Apalagi ayahnya sekarang sedang mendekam di penjara, karena fitnah dari seseorang. "Jangan sedih gitu dong Zi, aku juga keluargamu sayang. Yuk kembali. Salad mu keburu nggak enak tuh, kalau lama lama di diemin" Rena merangkul pundak Zizi, kembali ke meja mereka. Sedangkan mata Zizi terus tertuju pada kursi yang di duduki pria misterius tadi. 'Ah kenapa aku terus mikirin dia? Pria tadi emang ganteng sih, tapi, dia pasti juga seorang playboy. Zaman sekarang mana ada cowok ganteng yang setia? Kayak cowok nya Rena yang Ganteng, tapi di belakang Rena dia selalu menggoda ku' Dan untunglah, Akal sehat Zizi selalu hadir di kepalanya, sehingga ia menolak dengan tegas cowok tampan Rena. Zizi hanya menginginkan sosok pria yang baik dan perhatian. Tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu nya. Dan tentu saja ayah nya juga harus menyukainya. Jam menunjukkan pukul tiga sore. Zizi dan Rena meninggalkan kafe. Dia numpang mobil Rena seperti biasanya. Menuju gedung tempat ia dan Rena menjadi instruktur olahraga. "Bye Ren" ucap Zizi, tangannya melambai ke arah sahabatnya. "Bye..." Balas Rena. Rena dan Zizi berpisah di selasar gedung tersebut. Zizi menuju ruangan nya, begitu pun dengan Rena. Kaki Zizi melangkah pasti, semangat menuju ruangan nya. Di sana ternyata beberapa wanita uzur sudah hadir. Wajah mereka terlihat segar dan ceria. Itu karena Zizi selalu memotivasi mereka, agar selalu bahagia walaupun umur sudah tidak muda lagi. Selalu merasa sehat dan cantik, sehingga kepercayaan diri meraka meningkat. Zizi lalu bersalaman dengan semua peserta senam nya. Memang itulah kebiasaan Zizi sebelum memulai senam, bersalaman dengan satu persatu seluruh peserta senamnya. Ada peserta baru di kelasnya, wanita paruh baya yang terlihat masih segar tersebut mempunyai wajah khas orang eropa atau Amerika. Wanita itu, baru masuk di kelas Zizi. "Hi, i am Zizi. Instructur in this class. Nice to meet you" Zizi tersenyum ramah, sambil menyodorkan tangan nya. "Hai, senang juga bertemu kamu. Aku Moly. Senang bisa ikut di kelas mu. Aku dengar dari Feni teman ku, katanya kamu sangat baik dan pintar memandu yoga khusus lansia" Tweeewww …. Zizi tersenyum malu, ternyata wanita bule tersebut fasih berbahasa Indonesia. Ia kira wanita berwajah bule tulen tersebut tidak bisa bahasa Indonesia, tapi ternyata ia salah. ***** Zizi menuju gedung Rezza dengan terburu buru. Hari ini, Ia disuruh sang pemilik gedung untuk menulis daftar nama para anggota arisan sang pemilik gedung. Gedung nyonya Reza yang bernama ' Rezza Sport and Health ' terletak sangat strategis. Gedung itu berada di tengah beberapa apartemen mewah, kampus, masjid, sekolah dan sebuah Mall raksasa. Dan siapa saja yang ikut dalam kelas olahraga maupun gym di gedung itu, menjadi gengsi tersendiri bagi kalangan kelas tengah maupun kelas atas..Nyonya Reza - sang pemilik gedung olahraga, hidup seorang diri, sering gonta ganti suami. Dan dia tidak punya anak. Nyonya Reza suka menyuruh Zizi untuk mengurus administrasi pribadi nya. Ia suka dengan Zizi, karena tidak cerewet, tidak pernah protes terhadap setiap perintah Nyonya Reza. Walau pun dia hanya memberi upah seadanya. Zizi menyelesaikan pekerjaan nya, di depan komputer, jam tiga sore. Setelah itu, Zizi segera menuju ruang senam nya di lantai empat. Gedung Rezza mempunyai lima lantai. Lantai satu, khusus untuk toko buku. Lantai dua, toko peralatan olahraga dan Gym. Lantai tiga, untuk gym. Lantai empat, untuk kegiatan olahraga dan senam..Dan yang paling atas untuk mengurus segala administrasi gedung, atau mungkin bisa disebut juga, kantor nya gedung. Di ruangan nya. Zizi sudah mengganti baju dengan baju senam. Hari ini, dia memakai tank top dan celana ketat diatas lutut. Kelas Zizi masih sepi. Sehingga dia memainkan ponselnya, sambil menunggu peserta kelas nya datang. Zizi tidak pernah putus asa, mencoba mencari lagi detektif swasta di internet. Beberapa menit kemudian, orang orang mulai berdatangan. Dan wanita wanita sepuh itu bergerombol di sekitar Zizi. "Serius banget, Zi. Lagi ngapain?" Celetuk Miranda sambil meletakkan pantatnya di samping Zizi. Perempuan berumur 65 tahun. "Ini Tante, Saya masih cari cari detektif swasta yang murah" "Lho, bukannya kemarin kamu bilang udah dapat?" Ucap wanita yang lain bernama Tutik, dia berumur 70 tahun. "Tadi, sebelum saya ke sini. Saya sudah ketemu sama detektif itu, tapi dia kelihatan tidak meyakinkan, Tante. Dia seperti anak manja. Apalagi dia minta bayaran mahal banget, 5 juta untuk sekali penyelidikan. Dan kalau bisa mengungkapkan siapa pelakunya, saya harus membayar lagi 10 juta" "Mahal banget tuh Zi, nggak usah di pakai, kirain harga nya murah. Tapi siapa ya, yang pintar menyelidiki dengan harga murah? " Ucap Saki, wanita uzur keturunan Jepang. "Ayo dong jeng, bantu Zizi cari penyelidik murah, kalau dia mahal, tawar aja " Ucap Miranda lagi. " Aha! Aku tahu detektif terkenal dan baik " Ucap Saki lagi. " Hah? Bener?.Ayo cepat katakan" Wanita wanita itu bertanya tanya bersahut sahutan, termasuk juga Zizi. " Kita panggil aja Detektif Conan atau Detektif Kindaichi atau Detektif Sherlock Holmes juga boleh. Gimana? " "Hu …, Becanda aja kamu, itu mah detektif fiktif dalam buku" Ucap Miranda lagi. Dan Zizi pun jadi lemas, kirain Saki beneran tahu. "Kok, saya dengar ada yang cari detektif? siapa yang mencarinya? " Moli sang bule tulen baru saja masuk dia sedang menyimpan tasnya di loker. Tidak terasa dia sudah ikut kelas Zizi dua minggu lamanya. Dia lalu ikutan nimbrung bersama, di sekitar Zizi. " Ini, Zizi lagi cari detektif swasta, yang harganya murah. Kamu tahu nggak detektif yang kayak gitu? Mungkin di Belgia kamu punya kenalan cowok tampan? " Ucap Dina yang juga berusia senja. "Kok cowok tampan?" Ucap perempuan perempuan lain serempak. "He he.... Maaf, maksud ku adalah Detektif dari Belgia yang berwajah tampan, dan harga nya yang murmer saja, alias murah meriah. Kamu kan asli sana" "Oh.... Orang yang pintar menyelidiki ... Panggil aja anak ku, dia pinter banget menyelidiki kasus loh jeng! Dia dulu bekerja di tempat yang pekerjaan nya bagian spesial penyidik kasus yang sangat rumit" " Bener jeng? Kamu serius kan?" Tanya Saki ragu. " Iya, aku serius lah. Anak ku itu, dia pinter banget. Kata bapaknya, dia dulu pernah memecahkan kasus pembunuhan berantai di asrama pekerja pabrik. Dia juga pernah naik helikopter, untuk mengejar langsung penjahat yang sudah ia temukan, dia lalu turun pakai parasut. Hebat banget kan dia?" " Lalu kenapa dia sudah nggak bekerja di sana lagi? " Ucap Tutik kepo. " Entahlah. Kata bapak nya, dia resign dari pekerjaanya karena beberapa hal yang nggak bisa di jelaskan pada ku, itu rahasia perusahaan. Tapi kan, yang paling penting, dia ahli menyelidiki Kasus. Apalagi dia tampan lho Zi. Dia pantas deh sama kamu " Ucap Molly, sambil menepuk kaki ramping Zizi. Dan Zizi hanya tersenyum kecil. Dia tidak yakin dengan ucapan tante Molly. Menurut Zizi, tante Molly sepertinya membesar besarkan tentang anak nya. Mana mungkin anaknya yang pintar itu keluar dari tempat kerjanya? Mungkin saja dia dikeluarkan, karena sebenarnya dia tidak kompeten dan kurang ahli dalam menyelidiki kasus. Dan kalau mendengar cerita tante Molly, sepertinya dia sangat dekat dengan anaknya. ' Ah.... Anaknya pasti seperti Detektif di Resto tadi. Kelihatan culun dan anak mami ' Batin Zizi. Ia teringat dengan Detektif tadi. Joni berpenampilan sangat norak. Dia memakai kemeja kuning, ujung kemejanya ia masukkan ke dalam celana. Celana nya itu, ia tarik hingga ke atas pusar. Lalu, ikat pinggangnya berwarna hijau. Di tambah lagi kacamata tebalnya yang besar menggantung di hidungnya yang mancung. Zizi merasa geli bila mengingat Detektif tadi. " Ok, tante. Bisa kita mulai senam nya? Sekarang sudah pukul setengah empat sore" ucap Zizi seraya bangun dari duduknya. Senam sore ini berjalan lancar. Zizi seperti biasanya, selalu memantau wanita wanita di kelasnya dengan baik. Dan ia membetulkan sikap wanita wanita itu dengan hati hati, di setiap gerakan yang ia buat. Tidak terasa satu jam pun berlalu. Zizi menyudahi yoga nya sore ini. Peluh Zizi membanjiri sekujur tubuhnya, kemudian mengelapnya dengan handuk kecil miliknya. Para wanita wanita itu, mulai pulang. Tapi Tante Molly malah duduk duduk di kursi, yang ada di ruang depan. "Hei zi, sini...." Tante Molly melambaikan tangan nya pada Zizi, ketika Zizi lewat. Zizi pun menghampiri tante Molly. Dan duduk di samping nya. " Ada apa tante? " " Aku lagi nungguin anak ku. Katanya tadi, dia mau menjemputku ke sini. Coba kamu kenalan sama dia, siapa tahu berjodoh. Ahahaha ... Maksudku cocok untuk jadi partner kerja. Dia pinter banget lho Zi" Zizi ikut tertawa mendengar ucapan tante Molly. " Saya akan menunggunya " Zizi pun penasaran. " Nggak usah ragukan kemampuan anak ku Zi. Dulu dia sering dapat bonus karena sering memecahkan kasus lho " " Saya harus melihat nya lebih dulu tante, sebelum saya memutuskan kerja, sama dia" " Ya, kalian harus bincang bincang dulu, apa kalian cocok atau tidak. Oh ya, nanti kamu kasih kode sama aku ya, kalau kamu minat. Entar aku kasih waktu buat kalian bicara. Dan aku akan menunggu di bawah, sekalian cari cari buku. Apa kode yang enak dan nggak aneh ya Zi? " "Ehm.... Gimana kalau... ' Saya suka sama kaus kaki anda ' Cocok nggak tante? " " Aku nggak pake kaus kaki Zi. Gimana kalau nasi padang? Anak ku suka sama nasi padang buatan ku. Gimana kalau kodenya 'Saya suka nasi padang kamu ' Eh lihat Zi, anak ku udah datang " Zizi menoleh. Sosok Pria tinggi dan berdada bidang sedang berjalan ke arah dirinya, tidak! Tapi ke arah tante Molly. d**a dan lengan pria itu terlihat sempurna. Gagah dan berotot. Dia memakai kemeja putih, sehingga samar samar, ototnya yang indah itu terlihat dari luar. Rambutnya berwarna hitam dan tebal, tersisir rapi ke belakang. Dan wajahnya itu, alamak..... Ganteng banget. Hidungnya mancung, bibirnya tidak tebal dan tidak tipis, cocok sekali di padu dengan wajah tampan nya. Ia mempunyai garis wajah yang tegas. Dan wajahnya tidak eropa banget. Dia campuran. Pria itu berjalan ke arah tante Molly dengan gaya yang elegan sambil melepas kacamata hitam nya. Deg..... Jantung Zizi berdegup keras. Itu adalah pria misterius di kafe. Zizi bahkan tanpa permisi duduk di pangkuan nya. Dan pria tersebut menyebut Zizi dengan c***l. 'Aaaa..... Tidak, kenapa harus dia sih' Zizi berteriak dalam hati. Ia lalu membalikkan badan nya, tidak siap bertemu lagi dengan pria itu lagi. " Sudah siap mom? Ayo pulang " Ucap pria tersebut di belakang Zizi. " Sebentar Kevin, aku mau memperkenalkan pelatih yoga ku " Zizi pun terpaksa berbalik. Dan ketika berhadap hadapan dengan Kevin, dia berkata. " Saya sangat menyukai Masakan Padang anda tante Molly. Apalagi padang bulan se indah bulan purnama " ( Padang = Terang ) ' Hihihi.... " Tante Molly tertawa di dalam hati. Kevin mengerutkan dahinya, ia merasa aneh dengan ucapan wanita di depan nya. Kevin lalu menjulurkan tangan nya untuk bersalaman. Dan Zizi pun menyalami dengan semangat uluran tangan Kevin. " Kevin " ucap pria itu. " Sa - Saya Zizi" Zizi menjabat tangan Kevin dengan bersemangat, hingga ia tanpa sengaja mengayun pelan, keatas dan kebawah tangan Kevin. Zizi senang, ternyata calon Detektif nya pria tampan dan terlihat seperti seorang jagoan hebat. Jagoan dengan harga murah. Tapi Hati Zizi juga meronta. Ia takut Kalau Kevin masih ingat dirinya. Si wanita c***l. Tanpa di duga Jabatan tangan Zizi yang erat dan bersemangat membuat Kevin meringis kesakitan. " Aw …, Sakit" lirih Kevin tertahan. Zizi pun mengerutkan hidungnya, seketika itu juga, dia jadi il feel ( ilang perasaan ) Bersambung ….

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook