bc

REASON (BTY 2)

book_age0+
1.8K
FOLLOW
11.3K
READ
family
drama
EXO
like
intro-logo
Blurb

Back To You season 2

[PRIVAT ACAK]

Axel berubah. Laki-laki itu tidak mengenal Sisi. Sama sekali tak mengingat Sisi. Tapi Sisi yakin, jika Axel masih mencintainya.

Sisi hanya menunggu waktu, menunggu Axel akan kembali padanya.

chap-preview
Free preview
REASON #1
〰〰 Kuberitahu satu alasan kenapa aku masih bertahan, menunggumu. Kuberitahu satu alasan kenapa aku masih menyimpan namamu, dalam hatiku. Karena aku yakin Kau akan kembali padaku Kan kudaki setiap gunung Kuarungi setiap samudra Hanya utk bersamamu Dan memperbaiki kesalahan dimasa lalu Walau aku tahu senyum itu tak lagi untukku. Tapi lihatlah, aku tetap disini menunggumu. Karena kaulah alasanku. 〰〰 "Terima kasih atas kunjungannya!" Gadis berbulu mata lentik itu tampak menangkupkan kedua tangannya didepan d**a, memberikan ucapan terima kasih pada pelanggan yang telah membeli roti di toko tempatnya bekerja. "Sisi. Bisa keruangan saya sebentar?" suara wanita memanggil nama gadis itu. Gadis bernama Sisi itu menoleh dan mengangguk cepat. Ia melepas apronnya dan bergegas menuju ruangan Cindy, owner dari toko roti ini. "Ada apa Ibu memanggil saya?" tanya Sisi sopan. "Duduk dulu, Si!" perintah Cindy. Sisi menurut dan duduk di depan meja kerja Cindy. "Begini. Rencananya saya akan keluar kota selama 3 hari. Nah sebagai karyawati senior, Ibu titip toko sama kamu, ya!" "Aduh, Bu. Kenapa harus saya? Kenapa tidak Mas Akmal saja?" tolak Sisi dengan nada tidak enak. "Nanti Akmal juga akan kebagian tugas dari saya. Untuk sementara waktu kamu bagi tugas sama Akmal ya. Kalian atur sendirilah jadwal kalian. Intinya saya tidak mau sampai toko kosong nggak ada yang ngawasin!" Sisi mengangguk pelan. "Baik, Bu. Saya berusaha akan menjaga amanat dari Ibu." Cindy tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah. Besok pagi saya sudah berangkat. Oke. Kamu bisa kembali bekerja!" Sisi mengangguk lagi. "Baik, Bu. Permisi!" Sisi melangkah keluar dari ruangan Cindy. Cindy, wanita itu masih belum mempunyai suami diusianya yang mendekati kepala 4. Sebagai wanita yang sukses tentunya Cindy tidak sembarangan memilih pendamping hidup. Setiap sebulan sekali ia memang rutin keluar kota. Untuk mengecek toko cabang dan keperluan pribadi lainnya. Toko rotinya tidak hanya ada dikota ini tapi juga kota-kota lainnya. Tapi baru kali ini Sisi mendapatkan amanat untuk menjaga tokonya. Sebelum-sebelumnya hanya Akmal saja yang mendapat kepercayaan dari Cindy. "Ada apaan, Si?" tanya Rita, rekan kerja Sisi yang hari ini satu shift dengannya. Sisi meraih apronnya dan kembali memakainya. "Biasa. Bu Bos mau keluar kota dan gue dapet amanat buat jaga tokonya!" "Seriusan?" pekik Rita lirih. Sisi hanya mengangguk. "Kok tumben, biasanya kan Mas Akmal!" Sisi mengendik pelan. "Gue juga nggak tau!" jawabnya singkat. "Udah yuk, kerja lagi!" Setelah lulus sekolah Sisi memang memilih untuk bekerja. Padahal keluarga Arlan bersedia menanggung kebutuhannya tapi Sisi menolak. Ia akan hidup dengan hasil keringat sendiri. 1 tahun berlalu sejak kecelakaan pesawat itu, sejak menghilangnya sosok Axel dari hidup Sisi. Sisi menjalani kehidupannya dengan dihantui rasa penasaran. Kalau memang Axel meninggal dalam kecelakaan itu, kenapa jasadnya hingga kini tak bisa ditemukan? Selama 1 tahun ini Sisi terus berharap agar Axel segera ditemukan. Sisi yakin jika Axel masih hidup dan ada diluar sana. 〰〰 Senyum Sisi merekah saat menatap kearah laki-laki yang kini sedang duduk diatas kap mobil putihnya. Sisi mempercepat langkahnya dan menghampiri laki-laki yang kini sedang tersenyum kearahnya. "Kok tiba-tiba ada disini?" seru Sisi bingung. "Surprise!!!" sahut laki-laki itu sambil merentangkan kedua tangannya. Sisi hanya terkekeh kecil. "Kan emang jadwalnya gue pulang, Si!" "Kenapa nggak ngabarin dulu sih, Kak?" "Surprise. Gue bilang apa tadi?" Laki-laki itu turun dari kap mobilnya dan berdiri di sebelah Sisi. "Gue anterin pulang, ya!" "Emangnya Kak Alex nggak capek?" tanya Sisi dengan nada khawatir. Laki-laki bernama Alex itu hanya mengendik pelan. "Dateng jam berapa tadi?" Alex melirik arlojinya sebentar. "Jam 9 tadi. Yuk, gue anter pulang!" ulang Alex. "Oke, deh. Lumayan ngirit ongkos taxi!" Alex mengangguk lalu menuntun Sisi masuk kedalam mobil sport putihnya. "Kenapa nggak tinggal sama Mommy aja, Si?" tanya Alex mencoba mencairkan suasana yang sedikit canggung. "Aku nggak mau ngerepotin orang lain, Kak---" "Lo keluarga kita, Si. Selamanya!" Ya. Sisi membenarkan apa yang dikatakan Alex. Tangan Sisi meraba sebuah kalung yang melingkar dilehernya. Kalung pemberian Axel, kalung yang mengikat hatinya dan tak mungkin bisa memberikan cintanya untuk orang lain. Airmata Sisi yang menitik membuat Alex menepikan mobilnya. Tangan kirinya terulur meraih kepala Sisi, menariknya lalu meletakkan didadanya. "Tumpahkan semuanya disini, Si!" Untuk saat ini Sisi tak akan menolak perlakuan Alex. Ia hanya ingin menumpahkan apa yang selama ini ia pendam. Rasanya sungguh berat, berpura-pura terlihat tegar didepan orang lain. Berpura-pura terlihat baik-baik saja padahal hatinya menjerit dan terluka. Alex menelan salivanya pelan. Dadanya ikut terasa sesak saat mendengar isak tangis Sisi yang terdengar memilukan. Demi apapun. Pulang Ax. Kalo lo emang masih ada didunia ini. Pulang. Seru Alex dalam hati. 〰〰 Sisi menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Pikirannya benar-benar kacau. Malam itu Alex mengatakan satu hal yang membuat Sisi ingin pergi jauh dan tak ingin seorangpun mengenalnya. Bagaimana mungkin bisa, Alex menyatakan perasaannya. Padahal selama ini, Sisi menganggap Alex adalah kakaknya. Tidak lebih. Hatinya tetap terpaut oleh nama Axel. Sejak pertemuannya dengan Alex malam itu, Sisi terus menghindar saat Alex mencoba ingin menemuinya lagi. 3 hari menjauhi Alex membuat ia ingin menyerah saja. Alex benar-benar gigih ingin menemuinya. "Rit, lo liat ada mobil putih nggak di depan sana?" tanya Sisi pada Rita yang tampak siap untuk pulang. Rita melongokkan kepalanya dan menatap keluar. "Iya, ada. Itu bukannya Kak Alex ya, Si?" Sisi mendengus kasar. "Gimana ya caranya keluar tanpa sepengetahuan Kak Alex?" keluh Sisi. "Lah kenapa? Bukannya Kak Alex jemput lo ya?" "Gue lagi ada sedikit masalah dan gue nggak mau ketemu sama dia, Rit. Bantuin gue doonk!" rengek Sisi. "Masalah apaan sih sampe bikin lo kabur gini?" "Ntar gue jelasin. Yang penting sekarang bantuin gue dulu!" Rita mengangguk. Sisi lalu membisikkan sesuatu ketelinga Rita dan gadis itu manggut-manggut saja mendengar ide Sisi. "Oke!" seru Rita dan bergegas keluar. Sisi menahan dirinya dan mengamati dari dalam. Harapannya hanya satu, semoga Rita berhasil mengecoh Alex. Rita tampak berjalan melewati Alex dan tiba-tiba ia menjatuhkan diri tak jauh dari tempat Alex berdiri. Merasa rencananya berhasil,Sisi mengendap keluar dari toko dan berlari berlawanan arah. Berlari secepat mungkin. Malam ini ia harus memutar rutenya. Ini semua karena Alex. Sebentar-sebentar Sisi menatap mobil yang lalu lalang di jalan raya, berharap ada taxi kosong yang bisa ia tumpangi. Setiap taxi yang melintas, Sisi melambaikan tangannya tapi mobil biru itu hanya melewatinya begitu saja. Sisi mendengus pelan dan memilih melanjutkan perjalanannya. Selang beberapa menit kemudian, langkah Sisi melambat saat matanya menangkap sosok yang begitu familiar. Kedua mata Sisi seketika basah dan buliran bening itu menetes. Seorang laki-laki keluar dari sebuah apotik dengan menggandeng jemari seorang wanita. "Bu Cindy!" panggil Sisi pelan saat pandangan matanya menatap sosok wanita yang berjalan disamping laki-laki itu. Mata Sisi kembali beralih menatap laki-laki yang sedang berjalan dengan atasannya itu. Sisi yakin laki-laki itu adalah Axel. Mata Sisi masih normal, sedikitpun ia tidak menderita rabun jauh. Melihat Axel masuk kedalam mobil Cindy, membuat tubuh Sisi membeku. Ingin ia berlari dan memeluk Axel. Tapi yang terjadi, kakinya terkunci. Seolah bumi menahannya untuk tetap berada di tempatnya. Mata Sisi tak bisa lepas dari sosok Axel. Sebuah topi menghiasi kepalanya. Ada sedikit kumis tipis diatas bibir merahnya. Jambang dan jenggotnya juga terlihat. Perubahan fisik itu tak membuat Sisi lupa akan wajah Axel. Mobil hitam itu perlahan melaju. Sisi tersadar dari lamunannya dan ia melangkah cepat mengejar mobil hitam itu. Langkahnya semakin cepat tapi apa daya, mobil itu sudah hilang dari pandangannya. "AXEEEEEL!!!" teriak Sisi pada akhirnya. 〰〰 Surabaya, 01 Juli 2018 ayastoria

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
463.6K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.6K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.6K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
111.9K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
452.8K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
287.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook