bc

Maaf, Aku Memilih Dia!

book_age18+
36.9K
FOLLOW
224.0K
READ
goodgirl
confident
drama
sweet
campus
city
first love
love at the first sight
wife
husband
like
intro-logo
Blurb

Bertahun tahun Ara mencintai Damar dalam diam. Damar hanya tau Ara sebagai sahabat adiknya.

Empat tahun berlalu.

Ara si anak SMA sudah menjadi anak Kuliahan.

Kembali bertemu dengan Damar. Masihkah Ara menyimpan cinta untuk Damar?

Apakah kini berbalik, Damar yang mengejar cinta Ara?

Ditengah kegalauanya, Ara bertemu Samudra, laki-laki yang lebih terbuka dan blak-blakan mengakui cintanya.

Akhirnya Ara harus memilih..

Cover : Siera76

Gambar : Canva Premium

Font : Playlist Script, Canva

Helveticish, Canva

chap-preview
Free preview
MAMD-01
Namanya Haura Syafiqa. Biasa dipanggil Ara. Gadis berusia 19 tahun ini anak tunggal pasangan Donni Syafiq dan Airina Mutia. Berparas cantik, badan proporsional dengan kulit kuning langsat membuat orang betah berlama-lama memandangnya, ditambah lagi sifatnya yang ramah dan mudah bergaul. Walau terlahir dalam keluarga yang kaya dan terpandang, namun di kesehariannya, Ara sangatlah rendah hati. Memiliki dua orang sahabat sejak SMA hingga sekarang kuliah semester tiga, membuatnya tak pernah merasa kesepian. Secara rutin mereka selalu menyiapkan waktu untuk acara menginap bersama. Bahkan para orangtua juga sudah saling akrab. Persahabatan yang sudah terjalian sekian lama itu bahkan telah berubah rasa menjadi tali persaudaraan. --- "Hei ... bangun ... banguuun! Anak gadis, udah jam sembilan begini masih ngumpet dalam selimut, mau jadi apa? Jodohnya ntar dipatok ayam lho!" seru Dinda, mama Danisha sambil membuka satu persatu tirai jendela di kamar Danisha. Ya, ini weekend, ketiga sahabat ini sedang menginap di rumah Danisha. "Ngantuk Ma, tadi habis subuhan gak bisa langsung tidur. Hampir jam tujuh tadi kami baru tidur lagi!" Danisha bersuara dari balik selimut. Ketiga remaja itu kompak menutup wajah mereka dengan selimut, karena silau matahari yang tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam kamar yang awalnya gelap. "Gak mau tau, pokoknya jam sepuluhan udah harus pada rapi ya. Selesai beresin kamar, langsung mandi, sarapan. Terus jeput Kak Damar di bandara. Pesawatnya landing sekitar jam dua belas," titah Dinda sambil beranjak keluar kamar. Ara yang tidur sambil menelungkup, sontak mengangkat kepalanya tegak. Masih di dalam selimut, berusaha sadar dari rasa kantuknya dan memastikan pendengarannya tidak salah. Ara mengguncang pelan tubuh Danisha yang masih memejamkan mata. Danisha bergeming. Ara kembali mengguncang bahu Danisha, hingga akhirnya Danisha terbangun dengan wajah kesal. "Kak Damar pulang hari ini?" tanya Ara. "Bodo amat!" Danisha menjawab kesal sambil bergeser menjauh dari Ara, berharap tak lagi diguncang Ara agar bangun. "Udah empat tahun juga gue gak ketemu Kak Damar ya Sha. Sombong banget tu orang gak pulang-pulang, udah kayak bang toyib." Bernafas lega setelah mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut, Ara tak berharap dijawab oleh Danisha yang dia yakini sudah kembali terlelap. "Kak Damar ada pulang 'kan, dua kali, tapi pas banget, elu nya juga lagi liburan ama bokap nyokap lu. Jadinya gak pernah ketemu. Selebihnya Danisha dan keluarga yang ke Perth," ucap Shafa yang menjawab dari dalam selimut. Sudah bangun dia. "Iya sih, padahal gue lagi kangen-kangennya ama Kak Damar waktu itu ya, Fa!" Ara terkekeh pelan. Matanya menatap langit-langit kamar tak berkedip, mengingat masa-masa berdukanya yang cukup panjang kala itu. Flash back on Empat tahun yang lalu. Untuk kali pertama Ara jatuh cinta. Tapi sayang, cintanya tak berbalas. Sang pujaan bahkan tak tau kalau ada seorang gadis usia lima belas tahun yang bisa mendadak deg-degan, lidah kelu, lutut lemas tiap kali memandangnya, walaupun hanya dari kejauhan. Ya, dialah Damar, sang pemilik cinta pertama Ara. Kakak satu satunya Danisha. Jarak usia yang terbentang tujuh tahun, membuat Damar tak pernah berinteraksi langsung ataupun mengenal dekat teman teman adiknya. Hanya sekedar tau bahwa Ara dan Shafa adalah sahabat adiknya. Danisha dan Shafa tau, kalau Ara jatuh cinta pada Damar, bahkan sejak pada pandangan pertama. Memang tidak ada rahasia di antara mereka. Namun Ara mati-matian meminta Danisha dan Shafa berjanji untuk tidak memberitahukan siapapun tentang perasaannya itu. Sampai akhirnya Damar lulus kuliah dan mendapat tawaran bekerja di Perth, Australia. Ara benar-benar patah hati. Merasa selama ini, walaupun cinta dalam diam, si cinta selalu ada di depan mata jikalau rindu melanda. Sedangkan kini, sebentar lagi si cinta akan pergi jauh, entah kapan kembali. Yakin bahwa cintanya takkan pernah tersampaikan, saat itu Ara menjadi lebih pendiam dan tak pernah mau diajak ke rumah Danisha lagi. Mau belajar move on katanya. Namun tetap saja, pada hari keberangkatan Damar, Ara memaksa Danisha untuk mengajaknya ikut serta mengantar Damar ke bandara. "Janji lu gak bakal nangis bombay di sana nanti ya! Jangan bikin malu gue! Kak Damar gak tau apa-apa tentang perasaan lu." Ara mengerucutkan bibirnya kesal tapi tak urung tetap mengangguk sambil memeluk lengan Danisha tanda terima kasih. Iyain aja, daripada gak dibolehin ikut, pikir Ara waktu itu. Saatnya pesawat Damar boarding, semua calon penumpang sudah harus masuk ke ruang tunggu. Damar pun berpamitan, mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya. Memeluk Dinda sang mama yang menangis sesunggukan. Lama, hingga akhirnya Dewanto ayah Damar menepuk pelan punggung Damar agar segera melepas pelukannya dari Dinda. Damar beralih ke arah Danisha dan Ara. Janji yang tadi tak akan menangis ternyata hanya tinggal janji. Bukan hanya Ara, bahkan Danisha saat itu sudah tak bisa menahan ingusnya yang sudah mulai meleleh. Untung Ara sudah sedia tisu. Damar memeluk Danisha erat, mencium pipinya. Kemudian menepuk pelan pucuk kepala Danisha. "Belajar yang bener ya, Dek, jangan keluyuran, dengerin Papa, jagain Mama." Ara mendengar pesan Damar pada Danisha. Matanya tak lepas dari memandang Damar. Air mata tak berhenti mengalir. Ara tak berharap apa-apa, disalami Damar saja sudah bersyukur, pikir Ara kala itu. Namun tak disangka, Damar juga memeluk Ara, walau singkat tapi cukup membuat Ara tersedak ludahnya sendiri. Membeku saat Damar meninggalkan pesan juga untuknya. Sambil menepuk pucuk kepala Ara, Damar berujar, "Yang rajin belajarnya ya, temenin Danisha terus. Jangan biarin dia kebanyakan baca novel di hape!" Senyum Damar membuat Ara benar-benar tak berkutik. Ara hanya mengangguk sambil mengusap air matanya. Beruntung Dinda dan Danisha juga menangis, jadi Ara tak malu dan tak jadi kena omel habis-habisan oleh Danisha. Berminggu-minggu setelah pelukan Damar waktu itu, Ara benar benar gagal move on. Setiap malam perasaannya campur aduk, antara bahagia terbayang waktu dipeluk Damar, namun juga sedih karena rindu yang tak kunjung ada obatnya. Damar bukan penggila sosmed. Walau memiliki akun di ** dan f******k tapi jarang sekali update status. Berharap informasi dari Danisha pun waktu itu tak mungkin, karena dia justru ingin Ara segera move on dari sang kakak. Flash back off. --- Ketiga sahabat itu saat ini sedang berada di bandara, menanti Damar keluar dari lobby kedatangan. Ara merasakan kegugupan melanda. Padahal sudah berulang kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia sudah move on dari Damar, berjanji pada diri sendiri takkan lagi termakan pesona Damar. Bahkan Danisha dan Shafa turut menyemangati dan mewanti-wanti Ara, agar jangan sampai ada masa Ara patah hati jilid 2. "Kak Damar!" Ara tersentak dari lamunannya tatkala mendengar teriakan Danisha. Damar tersenyum lebar saat matanya menemukan pemilik suara cempreng yg memanggilnya. Sungguh, empat tahun lebih ternyata banyak merubah penampilan Damar di mata Ara. Makin dewasa, makin tampan. Ditambah lagi sekarang tubuh Damar kelihatan lebih berisi, dadanya lebih bidang. Sandar able banget kayaknya, batin Ara. buru-buru ia menggigit bibir bawahnya. Ingat janjinya takkan terpesona pada Damar lagi. Mengenakan kaos putih polos berlengan panjang yang lengannya ditarik sampe siku, bagian depan kaos sebagian masuk di dalam celana panjang jins biru tuanya. Kaca mata hitam bertengger manis di atas kepala. Berjalan santai, menyeret koper kecilnya sambil tersenyum lebar menuju ke arah mereka, menuju Danisha tepatnya. Damar semakin dekat. Ara meraba dadanya, terasa jantungnya berdebar lebih cepat. Ditepuk-tepuknya pelan dadanya, berharap jantungnya tenang dan gugupnya berkurang. Damar sudah di depan mata. Ara merasa kadar ketampanan Damar naik berkali lipat setelah empat tahun lebih tidak bersua. Sialan! Seketika Ara jatuh cinta untuk yang kesekian kali pada Damar. Cepat-cepat dipeluknya lengan Shafa. Mencari pegangan agar tak hanyut pesona Damar yang merasuki hatinya. "Hai Dek, apa kabar?" Damar memeluk Danisha sambil tersenyum lebar. "Kangen juga ternyata sama kamu!" Danisha membalas pelukan Damar dengan erat dan balas tersenyum. "Aku memang selalu ngangenin, Kak!" Damar meregangkan pelukannya dan meneliti serius wajah Danisha lalu mencebikkan bibirnya, yang kemudian dibalas cubitan oleh Danisha. Keduanya kemudian tertawa sambil kembali berpelukan. Sesaat setelah kakak beradik itu melepas rindu, Damar menyapa Shafa, basa-basi bertanya kabar. Kemudian beralih menatap ke arah Ara, sekian detik berlalu tapi Damar cuma memberinya senyum dan menganggukkan kepala. "Yuk jalan, kakak capek!" Damar merangkul bahu Danisha menuju ke parkiran. Danisha dan Damar berjalan bersisian di depan. Terdengar celoteh Danisha panjang lebar tentang oleh-oleh. Sementara Ara dan Shafa berjalan di belakangnya. Sambil berjalan, Shafa memandang Ara yang tampak melamun, kemudian menyenggolkan bahunya ke bahu Ara. Shafa tau, sesuatu pasti terjadi pada Ara. Firasat Shafa benar. Ara kecewa. Kenapa tadi Damar tidak menyapanya seramah saat menyapa Shafa, walaupun sekedar basa-basi? Apa Damar lupa pada Ara? Apa Ara semudah itu dilupakan? . . . ...Tbc gaes ^_^

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Prince Meet The Princess

read
181.5K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.4K
bc

The Perfect You (Indonesia)

read
289.1K
bc

Skylove (Indonesia)

read
108.8K
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.4K
bc

You're Still the One

read
117.1K
bc

His Secret : LTP S3

read
649.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook