bc

Catch Me If You Can

book_age18+
337
FOLLOW
1.4K
READ
stalker
dark
badboy
sensitive
bitch
tragedy
twisted
like
intro-logo
Blurb

Awalnya semua baik-baik saja. Tak ada hal aneh di hidup Darius. Sampai hari di mana dia menerima sekotak kado misterius, semua mulai berubah. Hari demi hari teror dan ketakutan membuatnya berniat mengakhiri hidup.

Darius tidak tahu apa kesalahannya. Intuisinya menggiring tuduhan itu pada seseorang di kehidupannya sekarang. Joe, lelaki berkacamata yang senantiasa bersikap polos.

Lantas, bantuan dari Sean sahabatnya akan membuatnya terbebas dari terror dan menguak sosok di balik semua ini? Atau justru sebaliknya?

***

Disclaimer : Castortwelvy

chap-preview
Free preview
Prolog. 1
Malam minggu yang menyebalkan. Aku  tak punya banyak waktu lagi. Bagaimana ini? Menjambak rambut sendiri, melenguh seperti orang t***l yang frustrasi, aku mengacak-acak kepalaku dengan harapan dapat menghilangkan sedikit beban berat yang saling bertumpang-tindih di dalamnya. Sial! Aku terlalu pusing memikirkan apa yang akan kulakukan setelah ini? Ke mana lagi aku harus pergi mencari pinjaman uang? Aku tak mungkin bicara pada teman-temanku soal kondisi keluargaku saat ini. Terlebih, jangan sampai manusia satu itu mengetahuinya. Rasanya, akan lebih baik jatuh dari atas menara air saja ketimbang harus mendengar mulut sialan itu berkomentar yang bukan-bukan mengenai kehidupanku. Aku butuh uang banyak untuk membayar biaya operasi tumor otak ibu. Tujuh hari yang lalu, klinik dokter yang biasa menangani ibu menelepon dan meminta persetujuan untuk segera melakukan serangkaian operasi pembedahan pada kepalanya. Hal itu membutuhkan biaya yang tak sedikit, berhubung kami tak memperoleh bagian asuransi gratis dari pemerintah walau tergolong dalam keluarga tak mampu. Aku hampir gila saat melihat deretan angka tercetak pada kertas yang kudapatkan di bagian administrasi rumah sakit tempat ibu dirujuk. Total keseluruhan biaya yang harus kubayarkan nyaris menembus angka puluhan juta rupiah. Lututku sampai dibuat gemetaran karenanya. Beruntung, dokter yang baik hati memberikan tempo untukku selama dua minggu. “Sambil menunggu ibumu pulih pasca operasi,” katanya padaku. Meskipun terdengar menakjubkan karena hampir mustahil di zaman sekarang masih ada orang sebaik Dokter Arian, perasaan tak tenang dan was-was ini tetap saja bergumul dalam hati. Pasalnya, mendapatkan uang sebanyak itu dalam tenggat waktu 14 hari merupakan hal yang berada di jalur ‘tak mungkin’ untuk seorang mahasiswa kere sepertiku. Aku sudah berusaha semampuku. Mencari pinjaman ke sana kemari, mengunjungi keluarga ibu dan almarhum bapak di kampung mereka masing-masing. Berharap, ada satu atau dua kerabatnya yang sudi membantu kami. Hasilnya nihil. Mereka malah menyalahkan ekonomi negara yang katanya sedang tak stabil. Aku harus kembali pulang dengan tangan kosong. Langkahku gontai, nyaris pincang. Seolah dapat ambruk kapan saja, meski oleh tiupan angin kecil sekalipun. Sial! Aku malu sekali jika harus menjadi anak lelaki tak berguna seperti ini. Aku memutuskan untuk memesan segelas kopi hitam saja di sebuah warung kopi butut yang berada tak jauh dari tempat indekosku. Aku tak bisa tidur meskipun angka pada arloji murahan yang melilit di pergelangan tangan kiri ini menunjukkan angka satu dini hari. Dengan lesu, aku terus menyesap minuman itu sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya habis dan meninggalkan jejak kerak dari ampas pada dinding-dinding gelas. Gir di dalam otakku masih saja mencoba untuk terus berputar dengan keterbatasannya. Efeknya membuatku jadi memikirkan hal yang tidak-tidak. Ya Tuhan! Apakah aku harus jadi seorang pencuri? Apakah aku harus membobol rumah seseorang di sekitar sini? Tidak! Tidak! Meski aku nekat melakukannya, uang yang kudapatkan pun tak mungkin langsung bisa sebanyak itu. Percuma saja! Lagi pula, aku hanya yatim miskin yang hidup bersama seorang adik perempuan dan ibu yang sakit-sakitan. Sedang mencoba peruntungan dengan terus bertahan mengejar cita-cita di kota besar seperti Bandung. Aku bukanlah orang bersumbu pendek yang menyukai jalan pintas seperti itu. Banyak nama yang akan kupertaruhkan saat aku memutuskan untuk terjebak dalam arus kenakalan remaja. Pasalnya, pengorbananku sampai dapat berdiri seperti ini terlalu besar. Aku termasuk murid berprestasi semasa sekolah dulu. Hampir separuh dari piala-piala yang tersusun di koridor jurusan membubuhkan namaku sebagai pemiliknya. Semua teman satu angkatanku, termasuk para staf pengajar dan kepala jurusan, begitu mengagumi dan bangga terhadap pencapaianku dalam mengharumkan nama sekolah. Hingga akhirnya, jerih payahku pun terbayarkan. Aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang tersohor sebagai tempatnya anak-anak dari kalangan borjuis kuliah. Kesempatan seperti ini takkan bisa didapatkan dua kali. Aku berjuang dengan sungguh-sungguh meski harus dengan berat hati meninggalkan ibu dan adik di kampung. Nyaris 4 tahun lamanya aku memenuhi kebutuhan tersier sebagai seorang mahasiswa perantauan seorang diri. Mengingat penghasilan ibu dari menjajakan gorengan di kantin sekolah hanya cukup untuk kehidupannya sehari-hari saja. Jadi, risiko yang akan kudapatkan jika tertangkap warga nanti pastilah jauh lebih mengerikan. Lalu, apa yang harus kulakukan? Rasanya aku ingin protes mengenai hidupku pada Tuhan. Mengapa anak miskin sepertiku harus akrab dengan cobaan? Mengapa bukan orang-orang kaya di luar sana saja yang mendapatkan kesulitan dan musibah seperti ini? Apakah Dia tak terlalu kejam kepadaku? Aku mengepalkan tinju dan menggigit bibir bawah ini karena menahan gejolak amarah. Ada rasa amis pada daging bibir yang kebas. Rupanya gigitanku terlampau kuat hingga tak sengaja membuatnya berdarah. Aku kembali termenung. Wajah keruh tanpa cahaya dariku membuat orang-orang yang sama-sama sedang berada di warung kopi ini menghindar untuk menyapa. Mereka enggan bertanya, hanya berlalu lalang saja. Waktu terus berlalu. Aku sudah tak peduli lagi dengan mata nyalang si empunya warung yang mendelik ke arahku. Dia pasti kesal karena aku tak terlihat memesan makanan atau minuman apa pun lagi. Aku mendesah. Bagaimana jika akhirnya aku tak juga mendapatkan uang itu? Apa Dokter Arian masih akan berbaik hati padaku? Apa pihak rumah sakit akan mengurung ibu sebagai jaminan sampai aku berhasil membawa uang mereka? Apa yang ... akan kukatakan pada ibu seandainya itu semua terjadi nanti? “Gue bisa menolong, kalau lo mau.” Responsku tak terlalu bagus saat mengetahui ada seseorang yang sama sekali tak diharapkan malah duduk manis di sampingku dengan segelas teh manis mengepul di tangan. Dengan penampilan bak seorang pangeran dari negeri khayalan, minuman di hadapannya tampak seperti formalitas agar dia dapat berbicara denganku di tempat ini. Wajahnya terlalu mulus untuk ukuran seorang lelaki. Apalagi mata sayu dan bulu mata panjangnya yang begitu mengganggu. Aku tampak seperti manusia paling jelek jika harus berdekatan dengan orang seperti dirinya. “Gue bisa dengan jelas mendengar embusan napas berat itu keluar dari hidung lo.” Dia menyeringai tanpa benar-benar menatapku. “Bagaimana? Mau terima bantuan gue?” Seolah terhipnotis dengan pesonanya, aku menatap orang itu tanpa berkedip. Menunggu dirinya bicara lebih banyak tentang apa yang dia inginkan malam itu dariku. Dengan wajah kaku, dirinya membuka suara, menyebutkan banyak hal menyedihkan dalam hidupku.Memberendel dengan pernyataan-pernyataan yang menikam ulu hati. Ia terus bicara tanpa memberikan kesempatan untukku menginterupsi. Seolah dia tahu apa yang sesungguhnya sedang kurasakan selama ini. Seolah ... dia tahu apa yang benar-benar sedang kubutuhkan saat ini. "Bagaimana?" tanya orang itu menutup narasinya. Setelah lama bungkam, akhirnya aku bereaksi dengan menyunggingkan senyum meremehkan, kemudian tertawa kecil seraya memukul-mukul meja panjang dari tripleks tipis di depanku. Orang ini lucu! Sungguh. Jadi, apa yang akan dilakukan oleh orang itu untuk mendapatkan uang? Jawabannya ada di part prolog.2. Segera cari tahu!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marrying Mr. TSUNDERE

read
380.2K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.8K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.5K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

Destiny And Love

read
1.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook