bc

My Beloved Crazy Rich

book_age0+
214
FOLLOW
1.6K
READ
possessive
mate
playboy
badboy
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Warning!

Mature content 21+.

(Masih unyu-unyu dilarang masuk)

Jika ketampanan dan harta berlimpah adalah penyakit mematikan, mungkin Davin Hart sudah lama mati. Mata kelabunya mampu menundukkan segala jenis wanita di muka bumi. Sentuhannya bagaikan selimut di musim dingin. Desahan napasnya serupa dengan hangat mentari di musim semi. Sempurna adalah kutukannya.

Namun, dari sekian banyak gadis yang ia tiduri, hanya satu yang mampu membuatnya candu. Davin Hart tidak tahu namanya. Ia hanya mengingat aromanya, juga mata birunya yang gelap, seperti langit malam yang penuh bintang.

Di saat semua gadis berterima kasih karena sudah ditidurinya, gadis tanpa nama itu justru memberikannya sumpah serapah.

Sayang sekali, Davin tidak tahu siapa dia. Mereka bertemu di pesta pernikahan di sebuah hotel berbintang. Akibat mabuk, gadis itu menariknya ke dalam sebuah kamar yang gelap. Mencumbunya seakan esok akan mati. Lalu, ya, seperti biasanya, Davin Hart tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Mereka bercinta di bawah sinar bulan yang mengintip malu-malu dari balik tirai jendela.

Sampai pada suatu hari, mereka bertemu kembali dan gadis bermata biru itu menampar dan mencaci makinya. Davin Hart bersumpah akan mencumbunya sampai mati.

****

chap-preview
Free preview
Prolog
Davin Hart terus mencumbui setiap titik sensitif di tubuh gadis yang kini tengah berada di bawahnya. Entah siapa dan bagaimana rupanya. Gadis itu yang lebih dulu menariknya masuk ke kamar lalu menciumnya bertubi-tubi. Ia mabuk berat dan Davin membiarkannya. Aroma gadis itu benar-benar telah membangkitkan hasratnya. Gadis itu mengeluarkan suara setengah mengerang ketika Davin mengecup lehernya yang berkeringat. Tak cukup sampai di sana, Davin sengaja berlama-lama di telinganya, membisikkan desahan-desahan kecil yang membuat gadis itu kian terlena, sementara tangannya yang bebas menjelajahi bagian tubuhnya yang lain. Davin lalu menyusuri ceruk lehernya dan berhenti tepat di gundukan dadanya yang padat. Tonjolan kecil itu mengeras, seakan-akan menantangnya. Dan Davin tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecupnya, menyesapnya hingga gadis itu bergerak gelisah dan kembali mengerang nikmat. Davin memainkan lidahnya di sana, menggigitnya perlahan dan melumat, mengisap dalam waktu bersamaan. "Aah, tidak. Kumohon," rintih gadis itu seraya menjambak rambut Davin. "Hentikan, kumohon." "Kita baru saja memulainya, Babe. Diam dan biarkan aku yang bekerja di sini," bisik Davin dengan suara rendah yang menggoda. Davin menarik celana dalam gadis itu lalu menciumi ujung jemari kakinya. Lalu perlahan-lahan menyapu pahanya yang selembut krim dengan bibirnya. Davin membelai milik gadis itu dengan penuh perasaan dan ia langsung membayangkan betapa nikmatnya 'cherry' itu. Tanpa membuang waktunya, Davin membenamkan wajahnya ke sana dengan perlahan, mencecapnya sampai-sampai tubuh gadis itu menggelinjang. "A-apa yang kau, ah, apa yang kau lakukan, b******k! Hentikan, eugh!" Gadis itu mengerang kuat ketika merasakan gigi dan lidah Davin mencecap miliknya dengan lembut. Sayang sekali, Davin tidak suka berhenti di tengah jalan. Bagian miliknya sudah bersiap-siap di bawah sana, tinggal menunggu waktu saja untuk mengakhiri malam yang penuh gairah ini. "Tenanglah, Sayang. Ini tidak akan lama, kau sendiri yang menginginkannya, bukan?" Davin memasukkan dua jarinya ke dalam sana, membuat gerakan berputar dan keluar masuk. Ia membelai tonjolan kecil di sana sehingga lagi-lagi tubuh gadis itu bergerak-gerak gelisah akan sensasi geli di sekujur tubuhnya. "Aah! Lakukan!" seru gadis itu tiba-tiba. Ia mengambil posisi setengah duduk lalu menarik Davin sekuat tenaga sehingga Davin berada di atasnya. "Lakukan, sekarang!" tambahnya. Davin bangkit berdiri, dan pada saat yang sama suara gadis itu terdengar. "Apa yang kau lakukan? Kita belum selesai," katanya terengah-engah. "Sebentar, Sayang." Davin berjalan ke arah jendela lalu menyibakkan tirainya sehingga sinar bulan menerobos masuk ke dalam kamar yang gelap gulita tersebut. Ketika berbalik, Davin bisa melihat mata gadis itu berpendar di antara sinar bulan. Meski Davin tidak bisa melihat seluruh wajahnya, namun ia yakin gadis itu sangat cantik. Davin kembali mendekatinya, membuka pakaiannya sehingga tak menyisakan sehelai benang pun di tubuhnya. Kemudian ia merangkak naik ke atas tubuh gadis itu yang mulai basah karena keringat. "Masih menginginkanku?" tanya Davin di depan bibirnya. Belum sempat gadis itu menjawab, Davin segera melumat bibirnya yang basah, memaksa masuk ke dalam mulutnya sampai lidah mereka saling membelit. Untuk memancing gairah gadis itu yang hampir padam, Davin kembali memasukkan jarinya ke dalam sana, sekaligus mengisap p****g payudaranya. Gadis itu menggeliat, mengentakkan punggung dan pinggulnya dengan gelisah. Ia mengerang, terengah-engah. "Lakukan! Lakukanlah!" desahnya penuh harapan. "Bersiaplah, karena ini akan membawamu ke surga dunia," sahut Davin seraya membuka kaki milik gadis itu lebar-lebar. "Ah, apa-apaan ini, Babe. Kau masih virgin?" tanya Davin ketika miliknya begitu sulit masuk ke dalam sana. "Ah." Gadis itu mendesah ketika sesuatu yang begitu keras mencoba mendobrak masuk ke dalam bagian dirinya. Rasanya begitu sakit namun juga nikmat dalam satu waktu. "Aaah!" Gadis itu menjerit saat milik Davin berhasil masuk dan menyatukan diri mereka. "Oh, astaga! Kau benar-benar menguras tenagaku." Davin lalu menggerakkan pinggulnya dengan konstan dan tempo yang lambat. Mulanya pelan. Lalu lebih cepat. Davin bisa merasakan keringat gadis itu menempel di tubuhnya. Matanya yang sayu, bibirnya yang setengah terbuka mengeluarkan desahan-desahan yang menggoda. Davin menyingkirkan rambut-rambut nakal yang menutupi wajah gadis itu, sehingga Davin bisa melihat sinar matanya yang redup, seolah-olah sedang tenggelam dalam gairah tanpa batas. "Lebih cepat! Lebih cepat!" kata gadis itu dengan kedua tangan mencengkeram sprei. Davin mengecup payudaranya sekali lagi. "Baiklah, sugar." Davin bergerak lebih cepat diriingi desahan-desahan yang memenuhi udara di dalam kamar. Semakin cepat sehingga gadis itu kini mencengkeram lengannya yang berotot. "Oh, tidak! Ahhh! Aku ingin—" "Psssst!" Davin menutup bibir gadis itu dengan jarinya. "Aku tahu, aku akan membawamu ke angkasa sebentar lagi." "Hmmm, ahhh!" Davin mengentakkan miliknya di dalam sana dengan kuat, menutup jalur masuk dan menguasainya. Begerak semakin cepat, cepat, kian cepat. Lalu ... meledak. Mereka sampai pada puncak kenikmatan yang tiada tara. Davin mengerang nikmat di atas tubuh seharum mawar itu. Pun dengan gadis itu, ia menegang beberapa saat lalu perlahan menjatuhkan tangannya dari leher Davin dengan lemah. "Dasar b******k!" ucap gadis itu sebelum memejamkan matanya. Davin pindah ke sampingnya, lalu merebahkan tubuh. Ia tidak pernah merasa selelah ini ketika bercinta. Malam hari ini tenaganya benar-benar terkuras habis oleh gadis yang tidak ia kenali ini. Namun, Davin mengakui bahwa gadis ini berbeda dari wanita yang sering ia tiduri. Entah apa, yang jelas, Davin merasakan jantungnya berdetak aneh ketika menatap matanya. "Oh, astaga! Ini pertama kalinya aku menginginkan bercinta lebih dari satu kali dengan gadis yang sama!" ujar Davin pada dirinya sendiri. Ia menarik selimut sehingga menutup seluruh bagian tubuh mereka. "Sampai besok, Babe. Kita harus melakukannya sekali lagi besok," bisik Davin di telinga gadis itu. Gadis itu hanya menjawab dengan gumaman tak jelas. Keesokan harinya, ketika Davin terbangun, ia menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan yang sepertinya dibuat dalam keadaan marah. Terlihat jelas tinta bolpoin itu ditekan begitu kuat sehingga membuat bagian kertas sobek. Pesan itu sangat singkat dan langsung membuat alisnya yang tebal terangkat. "Dasar b******n! Berani sekali kau menyentuhku! Dasar pria b******k! Mati saja kau!" "Hei, apa-apaan ini?" Di saat semua gadis berterima kasih karena telah ditidurinya, gadis itu justru mencaci-makinya? Luar biasa. Satu lagi. Davin selalu pergi lebih dulu ketika usai bercinta, akan tetapi hari ini, ia ditinggalkan lebih dulu dengan secarik kertas berisi umpatan. Bagus sekali. "Dasar gadis aneh." ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
53.9K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

MOVE ON

read
94.6K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.2K
bc

CRAZY OF YOU UNCLE [INDONESIA][COMPLETE]

read
3.2M
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook