bc

Love Will Remember

book_age12+
2.0K
FOLLOW
11.9K
READ
opposites attract
friends to lovers
goodgirl
student
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Kina rela mati-matian mengejar cowok yang tak dikenalnya di mal hanya untuk mendapatkan dua lembar tiket nonton demi bisa nonton bareng sama Galang, pacarnya, di hari jadi mereka. Ini bukanlah perkara mudah karena cowok yang dia kejar ngotot tidak mau memberikan tiket itu. Hingga akhirnya, ketika dia sudah mendapatkan tiket tersebut, dia malah kehilangan pacarnya. Dunia Kina rasanya mendadak jadi jungkir balik.

chap-preview
Free preview
Bab 1
“Mbak tiket Chasing Mr. Ticket buat jam 7 dua,” kataku kepada penjaga tiket bioskop. “Maaf Kak, tiket untuk jam 7 habis,” katanya sambil tersenyum ramah. “Habis? Ya udah buat yang jam 5 deh,” kataku lagi. “Habis juga, Kak.” Aku menatap tak percaya perempuan yang berada di depanku. “Lalu yang masih jam berapa, Mbak?” tanyaku was-was. “Untuk hari ini sudah terjual semua, Kak,” katanya lagi masih dengan senyum ramahnya. “Bagaimana kalau film yang lainnaya, Kak?” Aku menggeleng lesu. “Nggak deh, Mbak. Makasih.” Dengan begitu aku berjalan keluar antrean. Aku tak percaya ini. Masak sudah habis? Ya tuhan, ini kan hari jadianku yang pertama sama Galang. Aku pengennya kan jadi hari yang super spesial. Padahal aku sudah membayangkan bisa merayakannya bareng Galang sambil nonton film Chasing Mr. Ticket yang katanya romantis abis. Terus kemudian di dalam bioskop ketika filmnya udah selesai Galangbakalan ngucapin ‘sayang I love you’ lalu habis itu dia menciumku. Aaaaah, itu kan romantis banget! Masak iya gara-gara tiketnya abis impianku itu bakalan musnah? Gak mauu! Bruk. Karena aku jalan sambil melamun, tanpa sengaja aku menabrak orang. “Ah.. maaf. Nggak sengaja,” kataku. “Iya gak apa-apa,” kata cowok yang kutabrak tersebut. Dan setelah itu aku melihat ada dua tiket film yang ingin aku tonton berada pada genggaman cowok tersebut. Sebelum cowok tersebut sempat pergi, aku langsung menarik bagian belakang jaketnya. Dan ketika cowok tersebut menyadari apa yang aku lakukan, dia langsung menoleh ke arahku sambil memperlihatkan tampang bingungnya. Namun aku hanya tersenyum lebar sambil memperlihatkan gigi gingsulku yang membuatku terlihat manis. Yap, aku memang sadar diri kalau aku manis. “Ada apa, ya?” tanya cowok tersebut tambah bingung melihatku tersenyum lebar seperti ini. Aku harap dia tidak menganggapku gila. “Masnya mau nonton film Chasing Mr. Ticket, ya?” tanyaku masih memegangi jaketnya. Aku takut jika genggamanku kulepaskan, dia akan pergi begitu saja. “Iya, kenapa emang?” tanyanya lagi dengan kernyitan di dahi. “Buat yang jam berapa?” tanyaku tanpa mempedulikan pertanyaannya. “Hmm..., rahasia,” katanya sambil memandang curiga kearahku. Aku menggoyang-goyangkan jaketny. “Kok rahasia, sih? Masnya kok gitu,” kataku sambil cemberut. “Habis Adiknya juga gitu,” katanya sambil tertawa. Kok aku dipanggil Adik? Kami kan sepertinya seumuran. Aku memanggilnya Mas juga biar terdengar sopan. Aku jadi berasa kayak anak SD dipanggil Adik sama dia. Lagian aku juga udah punya kakak! “Mas jangan ketawa dong, serius ini aku nanyanya,” kataku dengan memasang tampang serius yang kubisa. Cowok itu kembali tertawa. Dia tampak terhibur. “Udah ya, aku lagi buru-buru nih, udah di tungguin sama temen,” katanya sambil melepaskan genggaman tanganku pada jaketnya dan kemudian pergi dari hadapanku. Aku mendelik kesal ke arah punggungnya yang sudah menjauh. Gak sopan banget sih Masnya, main pergi gitu aja. Aku mendesah lesu, lalu bagimana nasib acara nonton romantisku bersama Galang? Pokoknya, nggak boleh gagal! Apa pun yang terjadi aku harus bisa mendapatkan tiket film Chasing Mr. Tickett dari Masnya tadi. Dan tanpa berpikir panjang, aku langsung lari untuk menyusul mas-mas tadi. Setelah menyisir pandangan ke segala arah akhirnya aku menemukan mas-mas tadi. Saat ini dia sedang berada di bagian baju-baju cowok. Dengan perasaan senang dan semangat membara aku segera menghampirinya. “Mas!” panggilku sambil menarik-narik jaket hitam yang dikenakannya. “Heh! Ngapain di sini?” tanyanya terkejut sambil mengamati sekitar. Sepertinya dia bingung aku datang dari mana. “Mas, aku butuh tiket Chasing Mr. Ticket,” kataku memasang wajah memelas. Bibirku bahkan sudah melengkung ke bawah menegaskan ekspresi sedihku. “Terus urusannya sama aku apa?” tanyanya bingung. “Kan masnya punya tiketnya, aku beli deh,” kataku lagi sambil menarik-narik lengan jaketnya. “Aku kan bukan calo tiket Dek,” katanya bingung. Aku kan juga tidak pernah bilang kalau dia calo tiket. Terus kenapa masih manggil aku ‘Dek’, sih? Memang tampangku kayak anak kecil apa? “Tan! Loe di sini ternyata. Gue nyari lo di toko buku tadi,” kata seorang cowok yang tiba- tiba datang sambil memukul pelan pundak si Masnya. Jadi tternyata masnya namanya ‘Tan’. ‘Tan’ itu kira-kira kepanjangan dari apa, ya? Tan? Tan-nia? Ah itu kan nama cewek! Tan-i? Bukan, itu kan pekerjaan, masak Mas tani? Apa  mungkin Se-Tan? Aku terkikik geli membayangkan nama-nama itu. Astaga, apa yang sedang kupikirkan. Tawaku sontak berhenti ketika tak kudapati Mas Tan yang tadi berdiri di depanku. Aku menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaannya, tapi tak kutemukan Masnya tadi. Dia ke mana coba? Aku yang panik langsung mencari Mas Tan di setiap sudut bagian pakaian cowok. Tempat ini begitu ramai, aku jadi kesusahan untuk mencarinya. Tapi kan Mas Tan cakep, sekali lihat pasti ketemu. Ya, Mas Tan memang cakep banget! Tubuhnya tinggi. Badannya tegap. Kulitnya putih. Hidungnya mancung. Ada lesung pipit di pipi kirinya. Kalau tersenyum dia kelihatan manis. Seharusnya menemukan cowok cakep model kayak dia kan mudah.Tapi ternyata tidak. Jika Mas Tan hilang, tiketku pun juga hilang. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Long Road

read
118.3K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Marriage Agreement

read
590.3K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.5K
bc

Bridesmaid on Duty

read
161.8K
bc

His Secret : LTP S3

read
649.3K
bc

LARA CINTAKU

read
1.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook