bc

Being a Polyamorist (Bahasa Indonesia)

book_age18+
2.9K
FOLLOW
29.0K
READ
dark
forbidden
polyamory
pregnant
scandal
drama
tragedy
twisted
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+

Jason dihadapkan pada situasi rumit. Ketika ia memiliki kekasih, yang begitu mencintainya, ia justru terjebak dengan masa lalunya. Kini ia harus memilih, menikahi, Viola, kekasihnya atau menikahi Carla, wanita yang ia hamili.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Jason memandang pengantin baru itu turun tangga secara bersamaan. Turun dengan bergandengan tangan, lalu saling pandang dan saling melempar senyum. Itu sangat manis. Tapi, Jason mendadak ingin melempar mereka dengan apapun yang ada di hadapannya. "Jadi, kalau pengantin baru itu... kalau turun tangga aja bisa sepuluh menit," protes Jason. "Kamu ini... gitu aja kok diprotes."Mama tertawa. "Kepengen, ya? Nikah, dong!" Balas James. "Enak nikah?" Tanya Jason dengan polosnya. "Coba dulu, baru tau enak apa enggaknya." James tertawa. "James enggak pernah bawa cewek, nih. Punya enggak, sih , jas?" Tanya Riri. "Belum ada" jawab Jason bete. "Kalian mau bulan madu di mana?" Tanya Papa pada Riri dan James. "Enggak kemana-mana, Pa. Kita mau bulan madu di rumahnya Riri." "Bulan madu itu, ya pergi ke mana gitu... kira-kira seminggu. Terus pulang-pulang hamil, dah." "Memangnya harus gitu? Enggak, lah. Kita mau mesra-mesraan di rumah aja," jelas James. "Ngirit banget, sih," ucap Jason. "Sudah... itu pilihan mereka. Kamu gantikan James sampai mereka selesai bulan madu." Papa memutuskan. "Gaji kakak bulan ini buat aku, dong!" Jason menatap James dengan puas. "Ya silahkan, enggak gajian juga... aku punya duit kok," balas James sombong. Jason tidak menjawab, mendadak kepalanya gatal. Kini ia harus menyaksikan adegan-adegan romantis dari James dan Riri. Belum lagi ucapan mereka yang manis, saling memuji, dan pastinya bikin Jason mupeng. Akhirnya ia memutuskan untuk segera pergi ke kantor daripada harus gigit jari. Bahkan saat ini ia belum memikirkan pasangan. Sesampai di kantor, Jason memeriksa ponselnya. Mengecek ponsel yang tak ia buka setelah resepsi pernikahan James. Jason terkejut kala membaca pesan dari seorang wanita yang dua hari yang lalu ia antar pulang. Gadis itu cantik dan terlihat sederhana. Sejak awal Jason memang suka memandangi Yessi, salah satu karyawan di butik Rila. Bahkan ia dengan sengaja menitipkan dompetnya pada Yessi untuk menghindari Ayu (Cerita : Wanita Pemikat). Tapi itu sekaligus agar dapat menatap mata Yessi. Semalam ia melihat Yessi tampak kebingungan saat acara selesai. Jason berinisiatif mengantar Yessi pulang ke kostnya. Mereka sempat bertukar nomor ponsel. Dan pagi ini, Jason tersenyum karena pesan gadis itu. Jason membalas pesannya bahkan ia sampai senyum-senyum sendiri. Jason kembali disibukkan dengan pekerjaan kantor karena sempat ia tinggalkan selama dua hari. Sekitar pukul lima sore Jason kembali mengecek pesan dari Yessi.   Yessi : Aku pengen ketemu Jason : oh, ya? Kenapa? Yessi : Rindu. Jason menarik napas berat. Sebenarnya ia sedikit kegeeran. Jason : oh, ya? Pulang jam berapa? Yessi : jam 8 Jason : oke. Aku jemput. Yessi : oke. Aku tunggu.   Jason menyimpan ponselnya. Ia segera keluar dari ruangan dan segera pulang. Pukul delapan malam, Jason sudah memakirkan kendaraan mewah milik James di halaman butik Rila. Lampu butik sudah dipadamkan sebagian. Beberapa karyawan tengah berbenah bersiap untuk pulang. Eve yang melihat mobil James dan Jason di luar langsung memghampiri. "Ngapain, yey?" Eve mengerutkan keningnya. "Jemput seseorang," jawab Jason. "Siapa? Riri ... enggak mungkin. Dia kan lagi bulan madu sama James. Gue? Kita kan musuh bebuyutan. Terus?" Eve berpikir keras. Jason menunjuk ke arah belakang Eve."Dia." Eve menoleh ke belakang."Yessi? Kalian?" Jason menepuk lengan Eve."kami pergi dulu." "Pulang dulu,Mam," kata Yessi sambil memberikan senyuman manisnya. "Yessi dan Jason? Bukan ide yang bagus." Eve melipat tangannya sambil masuk kembali ke dalam butik. "Gimana kerjanya hari ini?" Tanya yessi. "Hmmm... lancar-lancar aja. Seperti biasa. Kamu gimana? Capek ya kerja di sana?" Jason balik bertanya. "Iya... capek. Namanya juga kerja jadi pelayan toko. Enggak ada istirahatnya." Yessi tertawa. "Kita makan malam, yuk!" Jason menunjuk sebuah resto. Yessi mengangguk."Boleh...." Jason mengarahkan mobilnya ke arah kanan. Memasuki resto yang sebenarnya baru pertama kali ini ia kunjungi. Jason lebih suka makanan rumahan. Jason hanya memilih satu menu karena ia tidak begitu lapar. Yessi memesan beberapa yang menurutnya lezat. "Jadi, kenapa kamu rindu sama aku?" Tanya Jason setelah pramusaji pergi membawa catatan pesanan mereka. "Kamu... lucu. Suka bikin suasana jadi nyaman," jawab Yessi. Jason mengangguk-angguk."Biasanya ... kalau pulang kerja gitu, kamu ngapain?" "Palingan juga ngumpul sama temen-temen. Atau kalau kerjaan banyak banget ya... langsung tidur," jelas Yessi. Jason menaikkan kedua alisnya."Wow... ngumpul dimana?" Yessi berpikir sejenak."maksudnya ngumpul sama temen-temen di kostan. Sama temen satu kost." "Oh..  kirain kamu pergi kemana gitu, ke club atau ke cafe." Jason tersenyum, menatap wanita di hadapannya membuat deg-degan. "Ah... enggak mungkin juga aku ke sana." Yessi tertawa dan salah tingkah karena Jason terus menatapnya. Keduanya terlibat pembicaraan hangat sampai lupa waktu. Jason mengantar Riri ke kostnya. "Enggak mau mampir dulu, Jas?" Tanya Yessi menawarkan. Jason menggeleng sambil melihat jam tangannya."Sudah jam sebelas juga, Yes. Enggak bagus bertamu jam segini." Yessi mengangkat kedua tangannya."Kostan aku enggak ada jam malamnya, kok." Jason tetap menggeleng."Enggak usah. Besok-besok aja. Soalnya aku gak mau nanti kamu dikirain cewek gak bener bawa cowok malam-malam. Ya sudah, aku pulang. Makasih... udah dirinduin." Yessi menatap Jason yang kini berjalan ke mobilnya."Jason!" Jason membalikkan  badannya." Iya?" Yessi melangkah cepat menghampiri Jason. Ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Jason, berjinjit sedikit dan mengecup bibir Jason. Jason terdiam sejenak karena kaget akan perlakuan Yessi padanya. Tapi setelah Yessi mengecupnya kembali, Jason membalasnya menjadi lumatan. Mereka berpelukan sambil berciuman mesra. Tangan Yessi pun kini meremas rambut Jason. Ciuman terlepas saat mereka sudah kehabisan napas. Mereka saling bertatapan beberapa detik sambil terengah-engah, kemudian berciuman kembali. "Aku rasa... aku mencintaimu," bisik Yessi di telinga Jason. Jason tersenyum." Oh,ya? So... what?" "Aku pengen jadi pacar kamu, Jason," ucap Yessi tanpa malu-malu. Kini tatapannya benar-benar menantang Jason. Jason terkekeh pelan."Are you sure?" "Yeah. Im sure." Yessi tersenyum. Jason kembali melumat bibir Yessi, tangannya sudah meraba punggungnya. Bahkan merek seakan lupa kalau mereka sedang di halaman kost-kostan."kamu pacar aku sekarang!" Yessi tersenyum puas dengan jawaban Jason. Ia memang menyukai Jason sejak awal bertemu. Kehadiran sosok Jason dalam hidupnya telah membawa warna baru. Tak ada lagi kekhawatiran bahwa Jason tak akan mengingat dirinya, sebab sekarang ia telah menjadi kekasih seorang Jason. "Sampai jumpa besok." Jason mengecup kening Yessi, lalu masuk ke dalam mobil. Yessi melambaikan tangan sampai mobil Jason menghilang dari pandangan. "Darimana aja, lo? Lama banget kita tungguin," tanya Ana saat Yessi baru saja hendak membuka pintu kamarnya. Yessi senyum-senyum tak jelas. Membuat Ana dan Lusi penasaran.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MENGGENGGAM JANJI

read
473.9K
bc

LARA CINTAKU

read
1.5M
bc

Rewind Our Time

read
160.8K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.0K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Dua Cincin CEO

read
231.2K
bc

SEXRETARY

read
2.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook