bc

Tidak ada yang salah dengan menikah lagi.

book_age12+
6
FOLLOW
1K
READ
others
family
tragedy
serious
mystery
scary
friendship
intersex
Writing Academy
Indonesia-My Possessive CEO Writing Contest
like
intro-logo
Blurb

Tidak ada yang salah dengan menikah lagi. Terlepas dari apa penyebabnya, entah karena bercerai atau pasangan meninggal, menikah lagi adalah hak setiap manusia. Kamu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Kamu berhak untuk bahagia pasca trauma pernikahan. Percayalah, Tuhan juga setuju kalau kamu berhak bahagia. Tapi ingatt… asal dilakukan dengan cara yang benar.

Sebut saja Alia dia tetanggaku dan apa yang terjadi dengan alia tidak jauh berbeda denganku. Sejak kecil ia tidak pernah mengenal ibu dan ayahnya. Sejak kecil neneknya lah yang mengasuhnya. Jangankan kenal orang tuanya, sejak usia 5 tahun, Alia tidak pernah melihat lagi orang tua. Tidak ada kenangan sedikitpun. Yang ia tahu, dari cerita orang- orang, orang tuanya bercerai, dan kemudian menikah lagi, lalu masing- masing hidup bahagia dengan pasangan baru mereka.

Apakah Alia sedih? Tentu saja.

Dia setiap hari membantu nenek berjualan di pasar. Walau terlihat bersemangat dan selalu bahagia, Alia merasakan kekosongan dalam dirinya. Neneknya memang bisa menyekolahkannya. Tapi untuk itu, neneknya mengorbankan waktu yang sangat besar.

Nenek tak sempat memiliki waktu untuk bercerita dengan si cucu atau memberikan kehangatan yang dibutuhkan oleh anak- anak dan ketika ia tumbuh dewasa. Itu masih tidak membuat Alia sedih, karena ia pun tahu diri, bahwa neneknya sudah berjuang mati- matian agar ia bisa sekolah.

Sayangnya ibu Alia ini adalah anak tunggal, sehingga secara otomatis ia tidak memiliki tante atau om yang ikut menjaganya dan mengisi kekosongannya. Sesekali ada rasa sakit yang tak bisa diungkapkan ketika ia melihat teman- temannya dijemput orang tua dan mendapat satu atau dua kecupan di pipi.

Ada perasaan hampa luar biasa setiap kali ia melihat kerumunan orang tua di acara pembagian raport. Kalau bukan karena kuat mental saja, Alia mungkin sudah terjerumus ke pergaulan yang salah atau stress berat. Tapi sekali lagi, ia adalah wanita yang kuat dan tahu diri karena melihat perjuangan neneknya.

chap-preview
Free preview
Tidak ada yang salah dengan menikah lagi.
Tidak ada yang salah dengan menikah lagi. Dari apa penyebabnya, entah karena bercerai atau pasangan meninggal, menikah lagi adalah hak setiap manusia. Kamu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Kamu berhak untuk bahagia pasca trauma pernikahan. Percayalah, Tuhan juga setuju kalau kamu berhak bahagia. Tapi ingatt… asal dilakukan dengan cara yang benar. Sebut saja Alia dia gadis kecil yang kisah hidupnya sama denganku. Sejak kecil ia tidak pernah mengenal ibu dan menyatakan. Sejak kecil neneknya lah yang mengasuhnya. Jangankan kenal orang tua, sejak usia 5 tahun, Alia tidak pernah melihat lagi orang tua. Tidak ada kenangan sedikit pun.Yang ia tahu, dari cerita orang-orang, orang tuanya bercerai, dan kemudian menikah lagi, lalu masing-masing hidup bahagia dengan pasangan baru mereka. Apakah Alia sedih? Tentu saja. Dia setiap hari membantu nenek berjualan di pasar. Walau terlihat jelas dan selalu bahagia, Alia merasakan kekosongan dalam dirinya. Neneknya memang bisa menyekolahkannya. Tapi untuk itu, neneknya waktu yang sangat besar. Nenek tak sempat memiliki waktu untuk bercerita dengan si cucu atau memberikan kehangatan yang dibutuhkan oleh anak- anak dan ketika ia tumbuh dewasa. Itu tidak membuat Alia sedih, karena ia tahu diri, bahwa neneknya sudah berjuangan agar ia bisa sekolah. Sayangnya ibu Alia ini adalah anak tunggal, sehingga secara otomatis ia tidak memiliki tante atau om yang ikut menjaganya dan mengisi kekosongannya. Sesekali ada rasa sakit yang tidak bisa dilayani ketika dia melihat teman- teman dijemput orang tua dan mendapat satu atau dua kecupan di pipi. Ada perasaan hampa luar biasa setiap kali ia melihat kerumunan orang tua di acara pembagian raport. Kalau bukan karena kuat mental saja, Alia mungkin sudah terjerumus ke pergaulan yang salah atau stress berat. Tapi sekali lagi, ia adalah wanita yang kuat dan tahu diri karena perjuangan neneknya. Selain tidak mendapatkan kasih sayang, ia juga merasa terbebani jika tidak bisa mendapatkan kasih neneknya. Menjadi anak yang baik adalah harga yang tetap, jadi dia berusaha menjaga diri. Berapa banyak anak seperti Alia di sekitar kita? Sangat banyak! Tapi Alia adalah contoh yang beruntung, karena ia masih memiliki nenek yang memperjuangkannya. Dan di cerita ini, ia digambarkan sebagai sosok yang kuat mentalnya. Di luar sana, banyak anak yang tidak sekuat Alia. Banyak yang nasibnya lebih malang: tidak bisa melanjutkan sekolah, mentalnya tidak kuat, sering stres dan akhirnya terjerumus ke n*****a atau pergaulan bebas, hamil tanpa tahu dengan siapa, dan siklus berulang seperti lingkaran setan. Tidak bisa dipungkiri, setidaknya beberapa orang yang membaca ini pasti pernah mendengar cerita tentang orang- orang di dekatnya yang mengalami nasib seperti ini. Bahkan ada juga cerita tentang lima bersaudara yang ditinggal orang tuanya entah kemana. Kasusnya hampir sama, kedua orang tua bercerai dan masing- masing ingin lari dari kehidupan masa lalu dan membangun kehidupan yang baru. Mereka menganggap kehidupan masa lalu mereka sebagai dosa dan racun yang ingin dinetralkan. Mereka tak pernah kembali ke rumah. Tak pernah peduli bagaimana nasih kelima anaknya itu. Mereka mendadak amnesia. Mereka pun bahagia juga untuk menyambut kelahiran putra- putri di keluarga barunya. Terharu karena Tuhan masih memberi kepercayaan -perasaan ini sama seperti mereka mendapatkan anak mereka pertama kalinya. Lalu bagaimana dengan anaknya? Si sulung adalah drop out SMA dan bekerja dengan dua job berbeda agar bisa menghidupi adik-adiknya. Si adik yang duduk di bangku SMP pun mau keluar sekolah untuk menjaga adiknya yang masih kecil- kecil. Bagaimana bisa ia tega meninggalkan si adik yang baru berumur kurang dari satu tahun?? Itu pun si adik sudah terbiasa minum air putih dan s**u kental manis. Keluarga terdekat, sang paman juga tidak bisa membantu banyak karena beliau juga termasuk keluarga menengah kebawah. Meski begitu, ia dan tetangga sekitar sering datang ke rumah untuk sekedar mengirimkan makanan. Namun sekali lagi, contoh diatas masih lebih baik. Kenapa? Karena si sulung dan adiknya digambarkan sebagai anak yang bertanggung jawab. Mereka sadar diri untuk menjaga satu sama lain, bagaimana pun pedih yang mereka alami. Ada yang lebih buruk? Ya, adaa… ketika sang kakak tidak kuat mental dan terjerumus ke n*****a dan pergaulan bebas. Si sulung bisa saja ikut menghilang atau melakukan tindakan k*******n pada adik- adiknya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mereka yang masih sangat polos ini semua akan hancur. Siklus lingkaran setan juga bisa terulang untuk menghasilkan anak- anak yang kosong dan hatinya hancur. Generasi hitam mulai bertumbuhan. Dan kita hanya bisa berujar prihatin, meskipun kita mungkin salah satu orang yang pernah melakukan dosa serupa atau melihat kejadian ini di sekitar kita lantas memilih untuk diam saja. Acuh. KISAH INSPIRASIKalau Kamu Menikah Lagi, Jangan Pernah Berpikir untuk Meninggalkan AnakmuRedvaBagikan : Tidak ada yang salah dengan menikah lagi. Terlepas dari apa penyebabnya, entah karena bercerai atau pasangan meninggal, menikah lagi adalah hak setiap manusia. Kamu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Kamu berhak untuk bahagia pasca trauma pernikahan. Percayalah, Tuhan juga setuju kalau kamu berhak bahagia. Tapi ingatt… asal dilakukan dengan cara yang benar. Sebut saja Alia. Sejak kecil ia tidak pernah mengenal ibu dan ayahnya. Sejak kecil neneknya lah yang mengasuhnya. Jangankan kenal orang tuanya, sejak usia 5 tahun, Alia tidak pernah melihat lagi orang tua. Tidak ada kenangan sedikit pun. Yang ia tahu, dari cerita orang- orang, orang orang tuanya bercerai, dan kemudian menikah lagi, lalu masing-masing hidup bahagia dengan pasangan baru mereka. Apakah Alia sedih? Tentu saja. Dia setiap hari membantu nenek berjualan di pasar. Walau terlihat jelas dan selalu bahagia, Alia merasakan kekosongan dalam dirinya. Neneknya memang bisa menyekolahkannya. Tapi untuk itu, neneknya waktu yang sangat besar. Nenek tak sempat memiliki waktu untuk bercerita dengan si cucu atau memberikan kehangatan yang dibutuhkan oleh anak- anak dan ketika ia tumbuh dewasa. Itu tidak membuat Alia sedih, karena ia pun tahu diri, bahwa neneknya sudah berjuangan agar ia bisa sekolah. Sayangnya ibu Alia ini adalah anak tunggal, sehingga secara otomatis ia tidak memiliki tante atau om yang ikut menjaganya dan mengisi kekosongannya. Sesekali ada rasa sakit yang tak bisa dilayani ketika dia melihat teman- teman dijemput orang tua dan mendapat satu atau dua kecupan di pipi. Ada perasaan hampa luar biasa setiap kali ia melihat kerumunan orang tua di acara pembagian raport. Kalau bukan karena kuat mental saja, Alia mungkin sudah terjerumus ke pergaulan yang salah atau stress berat. Tapi sekali lagi, ia adalah wanita yang kuat dan tahu diri karena perjuangan neneknya. Selain tidak mendapatkan kasih sayang, ia juga merasa terbebani jika tidak bisa mendapatkan kasih neneknya. Menjadi anak yang baik adalah harga yang tetap, jadi dia berusaha menjaga diri. Berapa banyak anak seperti Alia di sekitar kita? Sangat banyak! Tapi Alia adalah contoh yang beruntung, karena ia masih memiliki nenek yang memperjuangkannya. Dan di cerita ini, ia digambarkan sebagai sosok yang kuat mentalnya. Di luar sana, banyak anak yang tidak sekuat Alia. Banyak yang nasibnya lebih malang: tidak bisa melanjutkan sekolah, mentalnya tidak kuat, sering stres dan akhirnya terjerumus ke n*****a atau pergaulan bebas, hamil tanpa tahu dengan siapa, dan siklus berulang seperti lingkaran setan. Tidak bisa dipungkiri, setidaknya beberapa orang yang membaca ini pasti pernah mendengar cerita tentang orang- orang di timeline yang mengalami nasib seperti ini. Bahkan ada juga cerita tentang lima bersaudara yang ditinggal orang orang tuanya entah kemana. Kasusnya hampir sama, kedua orang tua bercerai dan masing-masing ingin lari dari kehidupan masa lalu dan membangun kehidupan yang baru. Mereka menganggap kehidupan masa lalu mereka sebagai dosa dan racun yang ingin dinetralkan. Mereka tak pernah kembali ke rumah. Tak pernah peduli bagaimana nasih anaknya itu. Mereka mendadak amnesia. Mereka pun bahagia juga untuk menyambut kelahiran putra- putri di keluarga barunya. Terharu karena Tuhan masih memberi kepercayaan -perasaan ini sama seperti mereka mendapatkan anak mereka pertama kali. Lalu bagaimana dengan anaknya? Si sulung adalah siswa putus sekolah SMA dan bekerja dengan dua pekerjaan berbeda agar bisa menghidupi adik-adiknya. Si adik yang duduk di bangku SMP pun mau keluar sekolah untuk menjaga adiknya yang masih kecil. Bagaimana bisa ia meninggalkan si adik yang baru berumur kurang dari satu tahun ?? Itu pun si adik sudah terbiasa minum air putih dan s**u kental manis. Keluarga terdekat, sang paman juga tidak bisa membantu banyak karena beliau juga termasuk keluarga menengah kebawah. Meski begitu, ia dan tetangga sering datang ke rumah untuk mengirimkan makanan.Baca Ini Juga Ya: 7 Alasan Menarik Kenapa Anak Sulung Cewek adalah Istri IdamanNamun sekali lagi, contoh diatas masih lebih baik. Kenapa? Karena si sulung dan adiknya digambarkan sebagai anak yang bertanggung jawab. Mereka sadar diri untuk menjaga satu sama lain, bagaimana pun pedih yang mereka alami. Ada yang lebih buruk? Ya, adaa… ketika sang kakak tidak kuat mental dan terjerumus ke n*****a dan pergaulan bebas. Si sulung bisa saja ikut menghilang atau melakukan tindakan k*******n pada adik- adiknya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mereka yang masih sangat polos ini semua akan hancur. Siklus lingkaran setan juga bisa terulang untuk menghasilkan anak- anak yang kosong dan hatinya hancur. Generasi hitam mulai bertumbuhan. Dan kita hanya bisa berujar prihatin, meskipun kita mungkin salah satu orang yang pernah melakukan dosa serupa atau melihat kejadian ini di sekitar kita lantas memilih untuk diam saja. Acuh. Orang Tua yang Rela Meninggalkan Anaknya Demi Menikah Lagi itu Banyak….Sayangnya… di realita, tidak sedikit dari mereka yang menikah lagi dengan mengabaikan sakralnya tanggung jawab dalam mengurus anak. Banyak dari mereka yang memilih tinggal dengan pasangan barunya, sedangkan anak dari pasangan yang terdahulu diabaikan dan seolah- olah dianggap beban. Ada yang ditinggal bersama #orangtua atau mertua. Dan parahnya, si ibu atau si ayah ini seakan lupa dengan anaknya itu. Jarang menengok atau bahkan tidak pernah kembali lagi. Seolah ingin membuang kehidupan masa lalunya. Seolah anaknya itu tidak pernah ada. Padahal di hidupnya yang baru mereka juga memiliki anak. Namun entah bagaimana, perasaannya terhadap si anak yang dulu sangat disayanginya itu hilang. Terbang entah kemana. Tidak tersisa rasa belas kasihan. Heiii wanita, heii pria, yang menikah lagi dan melakukan hal bodoh ini…. jika kamu memilih menelantarkan anakmu demi kehidupan baru, dan berpikir anakmu ini akan mengganggu kebahagiaanmu dengan wanita atau pria baru dalam hidupmu, maka manusia seperti apakah kamu? Bagaimana dengan rasa sayang yang dulu kamu curahkan pada anakmu? Dimana nuranimu? Pernahkah kamu berpikir bagaimana hampanya anakmu tanpa dirimu?? Mungkin benar dia masih bisa hidup dari kasih sayang dan belas kasih orang- orang di sekitarnya, tapi kamu tidak pernah tahu betapa hampa dan kosongnya hati mereka? Dan salah satu pertanyaan terpenting, kalau orang lain bisa menaruh belas kasihan padanya, kenapa kamu sebagai orang pertama yang menyambutnya sebagai malaikat suci tidak punya belas kasihan kepadanya? Kenapa egomu yang sebesar gunung itu menghilangkan rasa kasih sayang yang dulu begitu besar? Karena trauma pernikahan? Kebohongan besar! Ada beberapa pria dan wanita, hanya karena kehidupan pernikahannya tidak seperti yang ia harapkan, ia memilih untuk meninggalkan anaknya demi pria lain. Baginya, ini adalah kesempatan kedua, untuk menebus rasa tidak bahagia di pernikahan sebelumnya. Harapan wanita memang kerap terlalu besar saat menikah. Mereka ingin cerita cintanya seperti film romantis Korea atau India. Baby, real life ain’t that easy! Be real! Dan ketika ia bertemu dengan pria baru yang menginginkannya untuk bersama, wanita sering merasa sulit untuk menolak. Padahal pernikahan sebelumnya telah memberinya pelajaran berharga. Setelah gagal, wanita sudah seharusnya punya prinsip dan menjadi lebih kuat, bukan rapuh dan mudah diombang- ambingkan. Wanita yang tidak punya prinsip dan nuraninya terkikis ini akan mudah saja mengiyakan ajakan si pria untuk menikah bersama dan membangun kehidupan baru…. Dengan meninggalkan si anak dari pernikahan lama. Dan akhirnya mereka menikah dan bahagia, lupa dengan kehidupan lamanya. Ketika kamu merasa sedih, hampa dan menderita karena trauma pernikahan, jangan pikir hanya kamu yang merasakan penderitaan itu. Anakmu juga akan sangat sedih dan luar biasa hampa jika kamu meninggalkannya demi hidup ‘bahagia’ bersama orang lain. Anakmu akan merasa terbuang dan tidak ada yang menyayanginya. Ia akan merasa sangat sendirian di dunia ini, walaupun Tuhan dan malaikat- malaikat- Nya selalu ada untuk menjaganya. Entah bagaimana hidupnya nanti, itu sangat tergantung dari belas kasih orang- orang di sekitarnya, kekuatan mentalnya dan pengaruh lingkungannya. Suatu saat nanti, ketika kamu tidak bahagia dengan kehidupan pernikahanmu yang lain, kamu mungkin saja ingin kembali untuk melihat anakmu. Tapi terlambat, anakmu tak lagi mengenalmu. Dia mungkin tetap menganggapmu sebagai orang tua karena rasa hormat ( yang terkait dengan norma agama dan kesopanan ) dan tak ingin dicap sebagai anak durhaka. Tapi kamu tak pernah hidup di hatinya, dan tidak di memorinya. Baginya orang tua hanya lah sebuah istilah, tidak pernah terasa nyata untuknya. Dia akan melihatmu dengan pandangan seperti pada orang asing. Di saat itu terjadi, kamu bisa merasakan perih, sebab kamu bisa melihat jauh ke dalam hatinya  dan melihat betapa dia pernah terluka. Kamu bisa melihat kehampaan di matanya dan ada lubang di hatinya. Betapa pun kamu mencoba untuk memperbaikinya, itu tidak bisa ditutup dengan rasa bahagia yang baru. Mungkin bisa, tapi sangat tidak mudah dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Dan di saat itu terjadi, kamu akan berharap tidak pernah meninggalkannya waktu itu. Tapi sekali lagi, itu sudah terlambat.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
612.7K
bc

Hurt

read
1.1M
bc

LIKE A VIRGIN

read
840.8K
bc

BILLION BUCKS [INDONESIA]

read
2.1M
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.2K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook