bc

NOT PERFECT WEDDING (Complete)

book_age16+
1.0K
FOLLOW
17.0K
READ
arranged marriage
arrogant
dominant
scandal
badgirl
dare to love and hate
drama
comedy
bxg
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Kisah kami tak seindah drama Korea, pernikahan yang begitu rumit dan sulit dimengerti. Banyak konflik yang terjadi antara aku dan dia.

Langsung baca jika kalian penasaran.

chap-preview
Free preview
Chapter 01
Universitas Wijaya. Universits elit yang hanya dapat dimasuki oleh siswa pilihan yang cerdas. Bangunannya pun begitu luas, bahkan untuk jalan dari gerbang menuju gedung harus menaiki bus pribadi kelas mereka. Wanita bersurai hitam legam keluar dari mobil pribadinya. Senyumnya begitu lebar, kedua tangannya dimasukan ke dalam jaket denim miliknya, kemudian wanita itu melangkahkan masuk ke dalam gedung universitas. Banyak sekali mahasiswi yang berbisik mengenai dirinya. Mulai dari kagum, hingga iri dengan kecantikannya. Meski wanita itu menggunakan kacamata, tapi tak menutupi paras ayunya. Orang - orang mulai berbisik ketika Sisillia Pradita mulai melangkahkan kaki membelah kerumunan. Dia tidak mempedulikan tatapan sekitar dan terus melangkahkan kakinya.  "Gila cantik banget," ucap wanita rambut pirang sambil terkesima melihat Silla yang lewat didepannya. Sedangkan wanita satunya lagi juga ikut kagum saat Silla lewat didepannya. "Gue iri banget sama dia. Dia udah cantik, pinter, uaaaa." "Cantikan gue!" katanya tidak terima. "Primadonanya masih Alea disini. Walau doi gue udah nikah sama cowok lain.." "Gue lebih suka Silla, naturalnya bikin gue pingin halalin," kata pemuda yang memakai kacamata sambil membawa laptop ditangannya. Sedangkan Silla membusungkan d**a menatap lurus ke depan. Wanita itu menulikan telinganya seolah tak perduli dengan apa yang dia dengar. Langkahnya sampai didepan kelas bertuliskan 'Kedokteran 2'. Wanita itu kemudian masuk ke dalam kelas, dan meletakan tasnya dilaci meja. "Woy!" teriakan dari belakang, membuat wanita itu sebal dan menoleh jengah. "Apasih Dimas!" jawab Silla jutek. Silla kemudian melanjutkan kegiatannya mengambil buku didalam tasnya dan menaruhnya dimeja. "Gue pinjem catatan lo," pria bernama Dimas meringis duduk di atas meja. "Ogah, minggir!" usir Silla jutek. "Nenek lampir, gue aduin ke bokap lu yaa. Lu nelantarin gue." Silla berdecih mendengar ucapan pria itu. Tangannya mengambil sepatu miliknya dan siap untuk melayangkan pukulan dengan sepatunya, "Gue tampol pake sepatu kalau lo nggak bisa diem!" "Buset galak banget, gue yakin nggak akan ada yang mau sama lo," cibir Dimas. Silla mengibaskan rambutnya ke arah Dimas kemudian menatapnya tajam. Lalu, wanita itu menyilangkan tangannya bersedekap didepan d**a. "Helow, seluruh kampus banyak yang ngantri buat jadi pacar gue. Jadi tutup mulut lo itu, sebelum gue tarik mulut lo sampai ke ujung jalan." Dimas hanya menanggapi ucapan Silla dengan tertawa terbahak - bahak, "Ngimpi! Gue yakin cuma orang buta yang sampe suka sama lo." Kemudian Dimas turun dari atas meja lalu duduk disebelah Silla. Dia kemudian menyerobot catatan milik Silla dan menyalin dibukunya. Silla yang sudah terbiasa dengan tingkah sahabatnya hanya memutar bola matanya malas. "Dih!" dengusnya. Tak lama setelah itu dosen pun datang ke kelas mereka. Kelas pun yang semulanya sayup berubah heboh setelah dosen itu membuka suaranya. "Selamat pagi semua," sapa dosen itu ramah. Dosen itu berdiri gagah didepan kelas dan menyapa hangat seluruh kelas dengan tersenyum. Seketika ruang kelas menjadi heboh melihat senyumnya. Semua siswi berbisik dan menatap histeris dosen yang mengajarnya saat ini. "Huaaa!!!!" "Dosteng.. dostengg.. hangat banget rahim gue anjir.." "Punya gue! Gue tandai lu Pak muahhh." "Bukan Nda, punya gue titik!!" "Bapak, i love you muahh." Itulah jeritan histeris para kaum hawa saat melihat dosen tampan mereka. Silla, wanita itu yang sedang fokus membaca buku merasa terganggu dengan jeritan wanita - wanita alay yang menggema ditelinganya. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat seperti apa wajah dosen yang membuat mereka semua mendadak gila seperti itu. Sillamemicingkan matanya tak suka melihat sosok pria yang berdiri didepan kelasnya. Tatapannya terarah ke sosok laki - laki berkemeja putih dengan buku yang ada ditangannya. Jelas saja penonton alay menjadi kumat dan tak terkendali, orang bentukan dosennya mereka seperti dewa Yunani. Mukanya tampan, rahangnya begitu tegas, kulit bersih bersinar mengkilap, dan yang Silla lihat dosennya itu memiliki mata biru laut dan juga senyum yang bisa membuat melted. "Ganteng juga nih dosen." Demi Tuhan, ini bukan bentuk pujian untuk dosennya, melainkan deskribsi bentuk manusia yang membuat teman - temannya menjadi gila. "Saya Louis Kaggen, dosen baru yang akan menggantikan Mr. Darreld untuk mengajar kalian," ucapnya sambil tersenyum hangat ke seluruh ke penjuru kelas. "Pantesan aja, dosen baru bentukan ganteng begini. Tapi sih menurut gue, nggak terlalu ganteng yang wow gitu. Gantengan Sehun kemana - mana cih," batin Silla. Semua wanita dikelas menjerit histeris. Bahkan lucunya, seorang wanita pingsan dan juga mimisan setelah melihat senyum milik dosennya yaitu Louis. Ini sudah gila! Dunia serasa akan kiamat jika begini caranya. Silla merasa mual saat melihat reaksi teman - temannya. Memang benar dosen barunya boleh dikatakan tampan, tapi mereka lebay. SANGAT LEBAY. Dan dia sangat tidak suka. "Oke, saya akan memulai kelasnya sekarang," kata Louis dengan lembut. Louis mulai menerangkan materi lanjutan yang telah diterangkan oleh dosen sebelumnya yaitu Mr. Derrald. Semua diam mendengarkan dosen itu menerangkan materi dengan kondusif. Tetapi, tiba - tiba seorang wanita mulai menyela sang dosen saat mengajar. "Pak!" tanya seorang wanita sambil mengacungkan tangan. Louis berhenti menerangkan dan menghadap kearah wanita tersebut. "Ada apa?" kata Louis sambil menunjuk wanita itu. "Kata Bapak, saya bisa bertanya diluar konteks materi hari ini," katanya sambil tersenyum malu - malu. "Saya memang membenarkan apa yang kamu katakan, lalu?" "Saya mau tanya dong Pak, persamaannya Bapak sama ambulance apa ya?" Louis mengerutkan alisnya heran, pertanyaan macam apa ini. Sungguh tidak berbobot sama sekali. "Maaf saya tidak tau," jawab Louis asal. "Yah, padahal saya tau jawabannya Pak." Louis bersedekap, dan menatap datar ke arah mahasiswi tadi. "Jika kamu sudah tau jawabannya, lebih baik kamu jangan bertanya kembali. Karena apa? Karena kamu sudah membuang waktu saya dan juga teman - teman kamu untuk hal omong kosong seperti ini." Mendengar jawaban Louis, wanita bernama Nara langsung kiceup mengatupkan mulutnya. "Kamu sudah membuang waktu saya selama lima menit, sangat merugikan sekali. Lanjut ke materinya!" lanjut Louis dengan sarkas. Silla diam - diam tertawa melihat argumen antara si dosen dan mahasiswi centil. Penonton merasa kecewa melihat jawaban sang dosen, siapa suruh gombalin dosen yang kayak es batu antartika. Bukan uwu malah jleb jadinya. "Mas!" panggil Silla berbisik. "Apa lo?" Dimas yang sedang mencatat menoleh ke arah Silla. "Lucu banget, si Nara mau gombalin Bapak dosen malah dislantap balik haha." "Biar aja napa sih, lagian hak dia juga mau gombalin apa kagak." "Dih, mana sempat begitu. Orang masih jam pelajaran juga. Lagian ya, gue juga heran sama cewek - cewek yang hobinya jerat - jerit begitu. Asal lo tau aja ya, gue aja yang liat itu orang biasa aja. Kenapa mereka semua mendadak jadi penonton alay sih." "Berarti lo itu nggak normal. Seandainya gue yang jadi cewek, sah sah aja karena itu tandanya mereka normal kagak kayak lo." "Gue normal k*****t!" kata Silla sambil memukul lengan Dimas. "Yaudin, artinya lo sirik. Dan sirik itu tanda tak mampu haha." "Enak aja! Sirik apaan? Nggak ada yang perluh gue sirikin dari cewek ale ale kaya mereka," bantah Silla. "Bilang aja lo ngga suka Pak Louis jadi rebutan. Lo naksir ya?" goda Dimas. "SUDI!" teriak Silla dengan menggebrak buku kencang. Kelas yang tadinya sunyi kembali heboh, karena Silla tanpa sengaja berteriak kencang sehingga suaranya menggema. Semua orang yang semula menatap kedepan kelas, mendadak semua mata menuju pada dirinya. Silla merasa menjadi pusat perhatian sekarang. Bahkan Louis pun ikut menatap tajam ke arahnya. "Kamu kemari!" tunjuk Louis. Dengan terpaksa Silla maju kedepan dengan malas. Dia menghadap dosennya yang menatap dia datar. Kemudian pria itu menyerahkan spidol kepada Silla. Wanita itu hanya melihat spidol yang Louis berikan, tanpa niat mengambilnya. "Terangkan semua materi yang saya jelaskan sebelumnya." "Tapi Pak-" "Terangkan atau saya hukum kamu!" ucap Louis dingin. "Yahh, jangan dong Pak." Bruk "Kalau kamu tak membutuhkan materi yang saya berikan, kamu bisa pergi." Louis melihat kesamping ke arah pintu keluar kelas, dan kemudian berkata sarkas, "Kamu bisa lihat pintu disanakan? Sekarang kamu bisa keluar," ucap Louis menunjuk pintu kelasnya dengan dagu. Silla heran, apa pria dihadapannya ini memiliki kepribadian ganda? Belum ada sepuluh menit, dewa Yunani sebelumnya kemudian berubah menjadi monster ongol - ongol yanh sangat menyebalkan. "Terus masa matkul Bapak nilai saya kosong? Saya nggak bisa lulus terbaik dong Pak," Silla memelas menatap Louis. Sedangkan dosennya tampak tak peduli sama sekali. "Saya tidak peduli, keluar dari kelas saya sekarang!" "Pak-" Silla hendak memerotes, namun sudah lebih dahulu Louis menyemprotnya lagi. "Keluar atau saya coret dari daftar mahasiswi saya?" ancamnya. "Iya iya!" Silla mengalah kakinya untuk keluar. Dari pada harus ribut sama ongol - ongol satu ini, mending dia dikantin makan sepuasnya deh. Saat Silla keluar, dia tak sengaja melihat Dimas yang tertawa puas melihat dirinya dipermalukan seperti ini. Kemudian dia menatap Dimas melotot. "Apa lo!" Setelah keluar dari kelasnya, wanita itu tak ambil pusing. Dia malah pergi menuju kantin. "Bodo amatlah, rejeki anak soleh ini mah." Silla memesan dua porsi mie ayam langganannya dikantin kampus. Dia juga menghabiskannya seorang diri. Kini, perutnya sudah merasa kenyang, jadi dia sudah siap tempur untuk ke medan perang. "Dosen resek itu harus gue kasih pelajaran cih," kata Silla sambil tersenyum iblis. *** Pukul sebelas, mata kuliah milik Louis sudah selesai. Dengan santai, Silla berjalan kembali ke kelasnya. Dia berjalan sambil bersiul bahagia. Sampai dilorong kampus, dia melihat Louis dari kejauhan. Wanita itu membelakan mata dan berbalik arah menjauhinya. Bug Kepalanya terbentur sesuatu yang keras sehingga dia terjengkang ke lantai dan mengusap bokongnya yang sakit. "Kamu punya salah sama saya? Kenapa menghindari saya?" Silla menatap Louis yang berdiri didepannya sambil meringis. Dia heran, kenapa pria itu bisa dengan cepatnya berpindah tempat. Entah pria itu menggunakan jurus spiderman atau apalah itu namanya, yang jelas dirinya akan mati ditangan Louis. Karena, mau alasan apapun tak akan bisa meloloskan dirinya dengan mudah. "Sa-saya nggak melakukan kesalahan apapun Pak." "Kamu yakin?" "Yakin!" jawab Silla penuh percaya diri berdiri didepan Louis tanpa gentar. "Baiklah jika kamu sangat percaya diri, ikut saya sekarang!" "Kemana dulu nih?" tanya Silla menyelidik. "Tentu saja ke kantor polisi." Silla yang mendengar pun menjadi panik. Louis yang akan menarik tangan Silla ditepis dahulu oleh sang empu. Wanita itu berdecak dan menatap Louis dengan pandangan permusuhan. "Kok Bapak main tarik - tarik aja? Dikira saya kolor main ditarik seenak udel." "Kamu sudah merusak mobil saya." "Ahh, Bapak halu banget sih, sejak kapan saya mainnya ngerusak. Dari kecil saya mainnya petak umpet baru bener Pak," Silla tertawa mendengar ucapan Louis yang menuduhnya. "Ikut saya!" "Wehhh Pak, mau dibawa kemana saya aduh..." Louis menarik lengan Silla menuju ruang CCTV yang ada dikampusnya. Silla memejamkan matanya menggigit bibir bawahnya. "Mampus! Klau udah gini, kalah talak gue. Si Bapak dosen kagak bisa gue kibulin lagi ini mah." Silla mati kutu. Dilayar monitor, dirinya terekam sedang mencoret dan mumukul spion mobil milik Louis hingga hancur. Yang paling parah dia meludahi mobil Louis dengan girang. Dan berjoget seperti orang gila yang kesurupan. "Masih pura - pura?" "Em anu Pak, mungkin pas saya tidur saya ngelindur, keenakan mukul jadi nggak sadar," ringis Silla. "Mana ada orang ngelindur bisa ngeludah mobil saya? Mana udah joget tidak jelas lagi." "Yaudin deh Pak, saya minta maaf mungkin saya yang khilap. Udahlah, Bapak tenang saja, saya bakal ganti rugi mobil Bapak ampe kinclong kalau perluh." "Kamu kira saya butuh uang kamu gitu?" tanya Louis sewot. "Yaa terus, kalau gitu ngapain Bapak marah - marah kalau bukan masalah ganti rugi? Masa ada marah - marah gini Bapak mau ngelamar saya? Kan aneh pake banget haha." "Mulut kamu ya, minta saya cabein? Udah salah, ngegas terus kayak bajay." Louis menatap Silla tajam sambil bersedekap, "Saya akan tetap melaporkan kamu karena itu sudah termasuk tindakan kriminal!" "Astaga Bapak dosen yang paling bener sedunia, udah bener ane ganti duit kagak mau, dimana - mana orang tuh cari yang gampang, nah ini ada yang gampang malah cari yang susah, dasar orang tua," dengus Silla. "Disini yang salah itu kamu, pake acara ngerusakin mobil saya lagi. Kamu kira mata saya hanya dua? Seribu!" "Dih, dikira Bapak Naruto apa mata seribu, terus Bapak maunya apa?" dengusnya. "Kamu harus menjalani hukuman kamu menjadi asisten saya selama sebulan penuh." "Itu mah enak di Bapak nggak enak disaya! Ohh, Bapak mau balas dendam ke saya kan? Hayo, ngaku!" "Balas dendam atau tidak itu urusan saya. Pokoknya mulai besok kamu berangkat lebih awal, karena ada tugas yang harus kamu kerjakan sebagai asisten saya." "Ha?" ucapnya sambil menatap punggung gagah Louis menjauh dari pandangan matanya. Dia sungguh tak percaya mendengarkan ucapan pria itu barusan. Bayang - bayang penderitaan wanita itu sudah tergambar jelas diotak mungilnya. Jatuh sudah neraka untuknya. Welcome to the hell Silla! ---------------------------------------------------------------------- Hai, semoga kalian suka dengan SERRIES WEDDING yang kedua. Buat kalian yang belum baca SERRIES WEDDING yang pertama bisa cek profil aku, dan kalian bisa langsung baca  Jangan lupa tekan tanda love untuk memasukan cerita aku, ke library kalian. Jangan lupa juga follow supaya kalian tau, cerita apa yang akan bakal aku publish lagi lagi dan lagi. Satu lagi, siapin mental bakal dikocok perutnya karena ngelihat kelakuan Silla yang bikin ngakak haha. Hope you enjoy guys. -Salam sayang Author.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K
bc

Everything

read
278.0K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.2K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook