bc

MARRY WITH BOSS

book_age16+
7.8K
FOLLOW
55.1K
READ
possessive
family
love after marriage
arrogant
goodgirl
CEO
drama
comedy
sweet
first love
like
intro-logo
Blurb

Kisah rumah tangga Aruna yang menikah dengan CEO yang kaya raya. Meski hidupnya berubah serba mewah dan tak perlu bekerja keras lagi untuk bertahan hidup dengan adiknya. Aruna harus menjalani rumah tangga-nya yang kosong tanpa anak kandung, karena Safir yang tak ingin Aruna hamil.

Namun, suatu saat Aruna dinyatakan positif hamil oleh dokter. Berbeda dengan Aruna yang merasa sangat bahagia. Safir malah membenci kehamilan itu dan selalu melimpahkan seluruh amarahnya pada Aruna yang tengah hamil.

Tak mau terjadi apa-apa dengan kehamilannya Aruna memilih pergi dari rumah dan menghindari Safir sampi bayi dalam kandungannya lahir.

Kira-kira bagaiman kisah mereka selanjutnya?

Apa yang membuat Safir takut pada kehamilan Aruna?

Dan bagaimana akhir dari kisah Safir dan Aruna? yuk ikuti cerita ini sampai akhir.

chap-preview
Free preview
S A T U
         Aruna Qistana tengah sibuk menuruti perintah sang bos tampan yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Pria tampan yang tak lain dan tak bukan adalah Safir Khrisna Farnaz, Direktur utama dan pewaris tunggal Farnaz group. Dari dulu hingga sekarang tak henti-hentinya Aruna mengidolakan sang bos. Selain tampan, Safir juga termasuk jajaran pria-pria muda yang sukses dan memiliki prinsip yang tinggi. Aruna tak pernah memiliki pikiran atau harapan untuk bisa bersama dengan Safir meski dirinya menjadi wanita satu-satunya yang selalu bisa bersama dengan Safir selain Bunda-nya. Safir bukan sembarang pria, dia sangat selektif dalam memilih karyawan serta teman relasi bisnis nya. Karena menurutnya tak semua orang bisa dipercaya begitu saja, jadi apapun itu dirinya harus selektif. Sedangkan Aruna, saat awal dirinya bekerja dengan Safir tiada hari tanpa dicurigai, dimarahi, bahkan dituduh. Kalau bukan karena ekonomi keluarganya yang tengah jatuh Aruna sudah memberikan surat pengunduran diri dari dulu karena tak betah. Tapi, lama kelamaan Aruna paham kenapa Safir sampai seperti itu. Selain karena kerasnya dunia bisnis, Safir dan keluarga sudah sangat sering menerima perlakuan-perlakuan licik dari anggota keluarga yang lain. Bahkan ayah-nya pernah hampir dihabisi oleh adiknya sendiri hanya karena tander besar jatuh pada tangan ayahnya. Kini, Farnaz group semakin berkmbang luas setelah Safir kelola. Tak hanya di bidang property, namun, usaha Safir sudah mulai merambah ke dunia fasion dan telah bekerja sama dengan brand terkenal. Terkadang Aruna merasa tak percaya bisa menjadi bagian dari Farnaz group yang super terkenal ini. Apalagi dirinya sudah sepenuhnya di percaya oleh direktur utama untuk membantu urusan kantor maupun urusan pribadi. Namun, minusnya dalam pekerjaan ini adalah kurangnya waktu istirahat beserta kurangnya waktu dirinya bersosialisasi dengan teman-teman gaul-nya. Pagi hingga malam Aruna terus mengabdi pada Safir Khrisna Farnaz. Apapun yang Safir butuhkan dan apapun yang Safir perintahkan harus selalu Aruna kerjakan. Meski begitu, Safir juga memberi Aruna gaji serta fasilitas yang fantastis. Mobil super mewah, gaji fantastis, dan liburan ke luar negeri gratis setiap bulannya. Tak hanya itu, Safir juga memberi satu unit apartemen mewah yang terletak di saping unit apartemennya sendiri. Meski terkadang semena-mena dan selalu melimpahkan seluruh amarah ya padanya, Safir masih memiliki sisi baik dan dermawan. "Aruna setelah ini kita ke panti asuhan!" Perintahnya dengan nada dingin khasnya. "Loh, Pak bukannya jadwal kita kunjungan ke panti setiap hari jumat?" Tanya Aruna bingung karena tak biasanya Safir melakukan pekerjaan diluar jadwalnya. "Sudah nurut aja!" Kalau Safir sudah mulai menambah nada suaranya Aruna segera mengangguk karena bos-nya ini sangat tampremental. Dengan cepat Aruna menginput seluruh data yang telah Safir perintahkan karena bila Safir telah berucap "ayo" detik ini juga Aruna harus ikut berangkat tak peduli kerjaan sebelumnya sudah selesai atau belum. Jadi, sebisa mungkin sebelum Safir berucap "Ayo" seluruh pekerjaannya sudah selesai agar tidak keteteran.      Sesampainya di panti asuhan Safir langsung menuju ruangan bayi padahal biasanya Safir akan membagi-bagikan mainan atau makanan ringan pada anak-anak panti terlebih dahulu. Namun hari ini Safir tak melakukan kebiasaanya itu dan tetap terfokus pada satu bayi selama lebih dari satu jam. Aruna tak berani mendekati Safir atau bertanya sesuatu. Dirinya hanya mengamati Safir dari kejauhan dan bertanya pada pengurus panti. "Pak Safir sendiri yang membawa bayi itu kemari, bu. Saya nggak tau itu bayi siapa karena pak Safir hanya bicara dengan Bu Rani," jawab bu Darmi salah satu pengurus panti. Aruna mengangguk paham dan kembali mengamati Safir yang dari tadi hanya duduk di samping boks bayi berukuran kecil. Panti "Kasih Sayang" salah satu panti penerima donatur tetap dari Farnaz group dan Safir sendiri lah yang rutin mendatangi beberapa panti di kota ini. Tak hanya panti asuhan, namun Safir juga menhadi donatur tetap di panti jompo, asrama orang berkebutuhan khusus, dan beberapa panti sosial lainnya. Aruna akui, meski Safir memiliki peringai yang kejam dan tak segan-segan untuk bermain kekerasan tapi jiwa sosial Safir sungguh luar biasa. Dia sangat peduli dengan orang-orang yang jauh di bawahnya. "Aruna kamu bisa gendong bayi?" Aruna terperanjat kaget saat Safir sudah berdiri di sampingnya dan mengajaknya bicara. "Gendong bayi?" ucapnya mengulangi pertanyaan Safir. Safir mengangguk dan menarik tangan Aruna untuk masuk ke dalam ruangan bayi. "Dari tadi die kelihatan nggak tenang, coba kamu gendong." Safir menunjukan bayi yabg sedari tadi dia tunggu. Aruna mengangguk dan tanpa ragu mengangkat bayi mungil itu. Dirinya sudah sangat berpengalaman karena saat adiknya kecil dulu dirinya lah yang ikut serta merawat karena ibunya yang sudah tak begitu kuat. Aruna mengayun-ayun kan sang bayi dan perlahan tapi pasti bayi itu mulai tenang dan memejamkan matanya. Safir tersenyum tipis saat melihat bayi itu kembali nyaman saat berada di gendongan Aruna. "Kamu udah pernah punya anak?" Tanya Safir to the point karena cara Aruna menenangkan si bayi tampak sudah sangat lihai dan berpengalaman. Aruna memandang Safir tak suka. Sudah jelas dirinya masih perawan ting-ting dan belum tersentuh sama sekali. "Kalau saya udah punya anak nggak mungkin saya bisa berkeliaran seenaknya, Pak." Jawab Aruna dengan nada sedikit sinis. "Oh ..." Dari pada mendapat jawaban O dan H yang sangat singkat lebih baik Aruna tak mendengarkan jawaban apapun dari bibir Safir yang mengandung belati. Jawaban "OH" dari mulut Safir terdengar benar-benar menyebalkan. Saat bayi yang Aruna gendong sudah mulai pulas tertidur pulas, Aruna kembali meletakkan bayi itu kedalam boks dan mengusap lembut kulit putih kemerah-merahan bayi itu. "Pak Safir setelah ini kita ada acara jamuan makan siang dengan Mr. James dan beberapa brand ambasador dari Farnaz Cosmetic." "Sebelum itu bisa kita bicara dulu? ada beberapa hal penting yang harus kita omongin." Aruna memandang Safir dengan penuh tanya. Apa ada masalah mengenai kinerjanya sehingga Safir ingin berbicara sesuatu di tempat seperti ini. "Ayo ke ruangan Bu Rani, saya sudah meminta izin pada beliau." Aruna langsung mengikuti langkah Safir keluar dari ruangan bayi dan berjalan menuju ruangan Bu Rani— pimpinan panti asuhan Kasih Sayang. **** Halooo gaisss ini cerita baru aku yaa, jangan lupa tetap pencet love love love yang banyak♥️♥️♥️♥️♥️? Karena antusias kalian semangat aku

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Accidentally Married

read
102.6K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
601.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook