bc

Life With Fio

book_age16+
220
FOLLOW
1.0K
READ
possessive
friends to lovers
mistress
drama
bxg
lighthearted
campus
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

Fio dan Erzhan adalah sepasang sahabat. Namun banyak orang yang mengira keduanya berpacaran. Karena keduanya selalu berdua dan selalu tampil bermesraan membuat gosip berpacaran itu semakin kuat.

Dan Fabian, adalah musuh Erzhan. Dia selalu berusaha menghancurkan Fabian, meskipun beribu cara yang ia lakukan selalu gagal. Hingga, suatu hari dia menggunakan Fio, yang ia ketahui adalah kekasih dari musuhnya untuk ajang balas dendam.

Sesuatu Fabian lakukan yang membuat hidup gadis Erzhan itu hancur. Merenggut kesuciannya di suatu malam. Dan ya, saat Fio mengatakan jika gadis itu hamil. Fabian dengan teganya enggan bertanggung jawab.

Membuat hidup Fio hancur seketika. Apalagi orang tuanya juga enggan menerima Fio lagi setelah mengetahui kehamilan Fio.

Dan saat seperti itu, Erzhan dengan jentelnya mau menikahi Fio. Membuat Fio senang bukan main. Namun itu tidak semudah yang dibayangkan Fio, saat kedua orang tua Erzhan juga melarang Erzhan untuk menikahinya dengan alasan dia gadis kotor.

Tapi semua itu tidak diindahkan oleh Erzhan, pria itu tetap kekeh menikahi Fio hingga hartanyalah yang menjadi korban. Dan kehidupan keduanya dimulai dari titik terendah kembali.

Ujian silih berganti, mulai dari masalah finansial juga ... orang ketiga. Lalu, bagaimana kehidupan mereka berdua selanjutnya?

Erzhan yang biasanya selalu menjadi idola itu seketika langsung lenyap pamornya. Dia yang awalnya hidup dengan kemewahan seketika hidup sederhana. Dia yang awalnya seorang bos perusahaan besar, harus mencari pekerjaan bahkan sebagai pelayan. Dan semuanya Erzhan lakukan untuk Fio, sahabatnya.

Mampukah Erzhan menghidupi istri dan calon anak yang sebenarnya bukan anak kandungnya itu? Saat semuanya yang ia milik hilang diambil orang tuanya. Termasuk jabatan, harta, dan semua yang ia punya diambil oleh orang tuanya.

Dan tanpa diketahui Fio juga, jika sahabatnya alias sesha itu ternyata sudah lama memendam perasaan cinta padanya. Lalu, bagaimana kehidupan mereka setelah itu? Mari kita ikuti kehidupan sederhana mereka selanjutnya.

chap-preview
Free preview
Sahabat, cinta dan musuh
Suara klakson dan teriakan-teriakan manusia-manusia di sana menemani perjalanan gadis cantik yang baru saja pulang dari kegiatan sehari penuhnya. Wajahnya terlihat lelah, namun masih terlihat ayu secara bersamaan. Kepalanya di sandarkan di tangan yang bertumpu pada jendela, dan satu tangannya lagi memegang setir mobil. Lelah sekali. Setiap hari harus seperti ini. Hidup dengan tempat tinggal yang super sibuk. Kendaraan-kendaraan yang tidak ada henti di setiap harinya. Gedung-gedung yang tinggi juga selalu menjadi pemandangan gadis yang sedang menyetir itu. Tin tin! Gadis itu menekan klakson mobil dengan tidak sabar agar si pengendara di depannya cepat-cepat menyingkir. Padahal ia pun tau jika di depan sana masih terbilang macet. Berdecak kesal, gadis itu pun membanting tangannya pelan di stir. “Lama banget sih, gue udah capek. Mana mau malam lagi,” gumam gadis itu. Fiora Lorenza. Gadis itu berumur 19 tahun. Pendidikannya saat ini adalah jenjang perguruan tinggi. Tubuhnya semampai dengan rambut sebahu dan juga wajahnya yang bulat. Matanya sedikit sipit dan bibirnya yang kecil namun tebal. Itulah gambaran dari sosok Fiora Lorenza. Itulah gambaran dari perempuan tokoh utama kita. Tidak lama Fio menjalankan mobilnya saat keadaan jalanan sudah mulai lenggang. Dan menjalankan mobilnya dengan tenang. “Gara-gara Erzhan gak jemput gue, jadi nyetir sendiri 'kan. Awas aja lo, Zhan,” gumam Fio yang terlihat marah dan dendam pada sosok yang ia sebut Erzhan itu. Mobil tersebut memasuki jalanan kompleks rumah elite yang berada di kota tersebut. Dan tidak jauh dari sana, Fio membelokkan mobilnya ke dalam rumah yang terlihat besar. Pepohonan rindang menyambut kedatangan Fio. Belum lagi di sekeliling jalan yang menuju ke garasi, terdapat berbagai jenis tanaman. Mulai dari bunga, pohon-pohon kecil, dan juga yang lainnya. Tidak lupa di tengah taman terdapat sebuah ayunan yang membuat tempat itu menjadi lebih indah. Kembali lagi pada Fio. Setelah memarkirkan mobil di garasi yang luas — yang terdapat mobil-mobil mewah di dalamnya — Fio pun keluar dari mobilnya. Dan kembali ke halaman depan. Menghirup udara malam yang segar. “Adem banget Tuhan,” gumam gadis itu memejamkan matanya. Cup. Matanya yang terpejam langsung terbuka saat pipinya dikecup oleh seseorang. Matanya yang sipit mendelik sebal. “Ih, Erzhan!!” rajuk Fio saat ternyata pelakunya adalah Erzhan. Erzhan. Pria yang kini memakai kaos hitam polos dan juga celana selutut tidak lupa rambutnya yang sedikit panjang menutupi keningnya itu terkekeh geli mendengar rajukan Fio. “Kenapa pulang malam?” tanya Erzhan tidak mempedulikan kemarahan sahabatnya. Fio yang mukanya bertekuk kesal, bertambah menekuk mendengar pertanyaan menyebalkan itu. Memukul pria di sampingnya pelan. “Kamu mah! Kamu yang gak jemput aku loh, Zhan. Nyebelin ih!” rengek Fio. Erzhan terkekeh lagi. Membuat Fio tambah kesal. “Iya maaf. Kan tadi udah aku bilang ada meeting penting, jadi gak bisa jemput kamu, Fio,” ujar Erzhan memberi pengertian dengan nada lembutnya. Membuat Fio langsung luluh. Gadis itu mencebikkan bibirnya merasa baper dengan perkataan Erzhan. “Ih, bodo ah! Pokoknya kalau aku dimarahin papa kamu tanggung jawab,” ketus Fio tetap berusaha terlihat marah. Meskipun aslinya dia sudah luluh dengan perkataan pria itu barusan. Erzhan menggelengkan kepalanya pelan. Dan menarik tubuh lelah sahabatnya itu ke dalam pelukannya. “Maafin aku ya? Besok janji gak akan kayak tadi,” bujuk Erzhan. Tangannya tidak berhenti mengusap punggung Fio. Mengecup puncak kepala Fio sebentar, Erzhan pun melepaskan pelukannya. “Masuk yuk, makan terus istirahat. Besok janji kita bakalan jalan-jalan,” ajak Erzhan dan mulai menarik tangan Fio untuk masuk ke dalam. Tidak saja Erzhan sadari, jika perlakuannya sedari tadi itu membuat hati Fio bertambah resah. Bingung menganggap hubungan ini apa. Sahabat, atau cinta? *** Prak!! Suara buku dilempar di atas meja terdengar keras di dalam ruangan yang tidak terlalu besar tersebut. Kedua orang di dalam sana yang menyaksikan kemarahan pria itu menunduk dalam dengan tubuh yang bergetar. Takut. “Kenapa dia bisa lebih unggul dari kita? Kenapa perusahaan pak Bram yang terkenal itu malah pilih kerja sama dengan perusahaan si pria itu hah?!” Pria tersebut membentak anak buahnya yang ia anggap tidak berguna. Salah satu dari anak buahnya itu memberanikan diri menatap bosnya. “Maaf pak. Tapi sepertinya karena nama ayahnya, perusahaan rival kita lebih unggul. Kalau saja dia bukan anak dari Mr. Frans, pasti kita bakalan unggul,” ujar pria tersebut membela dirinya dengan menyebut si lawan memanfaatkan nama orang lain. Pria itu ... Fabian, mengusap wajahnya kasar. “Omong kosong! Sekarang saya gak mau tau. Next proyek kita harus memenangkan tender,” ujar Fabian penuh ancaman. Kedua pria itu mengangguk dengan takut-takut. “Keluar!” perintah Fabian mutlak. Dan langsung dituruti oleh keduanya. Dan kini, hanya ada keheningan di dalam ruangan yang bernuansa abu-abu putih itu. Fabian. Ya, Fabian. Pria yang merupakan musuh bebuyutan dan musuh besar sosok Erzhan. Pria egois, yang selalu melakukan apa pun. Meskipun cara tersebut salah. Dan kini, Fabian sedang kesal setengah mati karena dia kalah memenangkan tender besar oleh rival terberatnya itu. Fabian marah, kesal? Jelas. Dia itu gak mau banyak-banyak kok, hanya satu saja. Yaitu lebih unggul dari Erzhan. Hanya itu saja sudah cukup. “Apa? Apa yang harus gue lakuin buat bikin cowok itu hancur? Apa?!!” gumam Fabian mengusap wajahnya frustrasi. Segala cara sudah dia lakukan. Dulu, saat keduanya sama-sama baru merintis karier di dunia pembisnisan Fabian dengan liciknya mencoreng nama baik Erzhan dengan memfitnah pria itu. Namun ia gagal, alasannya karena dengan gampangnya Erzhan mengembalikan itu semua dengan mudahnya. Mau tau bagaimana caranya? Mr. Frans. Pria yang lumayan berpengaruh di negara tersebut dan tidak lain adalah ayah dari Erzhan. “Pokoknya, apa pun akan gue lakuin.” Fabian berpikir kembali. Apa yang harus ia lakukan untuk menghancurkan Erzhan. Lagi. Untuk yang ke sekian kalinya. Tiba-tiba saja senyuman licik tercetak di bibirnya. “Mungkin gue harus lakuin lewat perempuan itu?” gumam Fabian yang entah apa rencana yang ada di pikirannya. “Gue yakin itu akan berhasil. Pasti. Karena gue lihat, dia berpengaruh buat Erzhan. Dan kalaupun gue kasih sentuhan dia sedikit, gue pasti bakalan menang.” Tawa keras dan jahat terdengar di ruangan tersebut. “Oke. Let’s play the game dude,” gumam Fabian dengan senyuman liciknya. Ah ... Fabian sudah yakin, dan percaya diri jika rencananya kali ini. Akan berpengaruh besar pada rivalnya itu. Ya, pasti. Dan lihat saja bagi apa yang akan Fabian lakukan. *** To be continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook