bc

Baby Sitter Selingkuhan Suamiku

book_age12+
4.0K
FOLLOW
31.8K
READ
love after marriage
pregnant
powerful
independent
drama
betrayal
affair
like
intro-logo
Blurb

Mela tak menyangka, bila baby sitter baru yang dibawa pulang Joko, suaminya, adalah selingkuhannya.

Namun, Mela bukan perempuan lemah, yang hanya diam saja saat melihat perselingkuhan itu.

chap-preview
Free preview
Yanti Namanya
[Ma, nanti pulang kerja kita langsung jemput baby sitter yang baru buat Ziva ya...] Mas Joko mengirim sebuah chat padaku, saat aku tengah membalas chat dari beberapa costumerku, siang itu. [Siap, Pa...kok cepet banget dapat baby sitter pengganti Likah?] Balasku pada Mas Joko. [Iya cepetlah Ma, biar kamu juga nggak kerepotan ngasuh Ziva sendiri. Lagian kan HPL kamu juga tinggal satu bulan lagi, mana kamu lemes terus kan dikehamilan ini. Siap-siap saja deh sekarang, ini aku langsung OTW saja, biar lapangan di handle sama Galih.] [Oke siap...kumandikan Ziva dulu ya.] Saat ini aku memang sedang hamil delapan bulan, dan dikehamilan ini aku menjadi amat lemah dan gampang capek, beda sekali saat hamil Ziva dulu. Kehamilan ini awalnya juga karena tak disengaja, karena metode KB cabut singkong yang gagal, hingga di usia Ziva yang belum genap dua tahun, aku sudah akan melahirkan lagi. Hidup jauh diperantauan, jauh dari orang tua dan saudara, membuatku harus melakukan apapun sendiri. Suamiku seorang mandor proyek, dan dimanapun letak proyeknya, dia akan membawaku dan Ziva ikut serta. Seperti saat ini, aku dan suami mengontrak sebuah rumah di kota Kulonprogo, bukan di kotanya sih, tapi di desanya, tepatnya di lereng pegunungan yang berbatasan dengan kota Magelang, di sekitar Pegunungan Menoreh. Dan sudah sekitar satu tahun kami berada di rumah ini. Di rumah ini, kami tak tinggal sendiri, ada Galih teman suamiku dan Ahmad adik kandungku yang dipekerjakan suamiku sebagai pelaksana. Aku jarang sekali memasaak, jadi setiap hari sebelum berangkat kerja, Ahmad akan mengantarkanku membeli lauk matang. Ziva, sebenarnya sudah punya Baby Sitter, Likah namanya, namun dua hari yang lalu, dia pamit, karena akan segera menikah. Likah sudah enam bulan bekerja kepadaku, dia adalah gadis yang sopan dan rajin beribadah, dan aku sangat percaya padanya dalam menjaga Ziva. Terdengar mobil sudah diparkirkan Mas Joko di depan rumah, kebetulan aku pun sudah selesai memandikan Ziva. "Ayok segera berangkat sekarang...kasihan loh dia nunggu dari tadi," ucap Mas Joko sambil melonggokkan kepalanya di kamar. "Ziva sih sudah siap Pa, tapi aku belum ganti baju nih... lagian kamu kok cepet banget sih Pa nyampek rumah," ucapku sambil merengut. "Biasa aja sih, kan aku dulu mantan pembalap, hehehe...ya sudah kamu nggak usah ganti baju, pakai jaket saja, toh di mobil sendiri aja kan nggak ada yang larang. Ayo berangkat sekarang!" Mas Joko kemudian menggendong Ziva dan masuk ke mobil, setelah mengunci rumah, akhirnya aku pun masuk ke mobil. "Kita jemputnya di mana nih Pa? Ke yayasannya Likah dulu?" tanyaku saat kami sudah dalam perjalanan. "Nggak, Ma. Kita jemputnya di daerah pasar Godean situ loh, dekat," jawab Mas Joko yang menyetir sambil memangku Ziva. "Memangnya di daerah situ ada Yayasan penyedia baby sitter ya?" tanyaku lagi. "Bukan dari yayasan, Ma...tapi hanya dari penyalur biasa..." jawab Mas Joko lagi. "Kok dari penyalur sih? Nggak resmi dong, apa dia bener-bener bisa mengasuh Ziva?" "Ya bisalah, Ma. Dari wajahnya kelihatannyaa sabar banget kok, lagian dia itu sudah punya anak satu, pasti sudah berpengalamankan." Mas Joko meyakinkanku. "Gitu ya....ya sudah lah kalau begitu Pa. Tapi kalau aku nggak cocok boleh ganti kan?" "Ya boleh, tapi kasihan juga kalau diganti-ganti. Dia ini orang baru di kota ini Ma, aslinya dari Kalimantan, dan dia sama suaminya ngekost di sekitar Godean itu sudah satu bulanan, sementara saat ini suaminya masih nganggur. Ya jadi kita itung-itung bantu mereka lah, Ma," ucap Mas Joko. "Oke deh...semoga benar-benar cocok ya." Sebenarnya aku sudah sedikit menaruh curiga pada Mas Joko, kenapa kini dia lebih suka mencari baby sitter dari penyalur? Sedangkan dulu saat kami mencari Likah, dia yang anti mengambil dari penyalur, malah katanya 'untuk anak kok coba-coba'. Tapi sekarang kok bisa berubah seperti itu sih? Atau mungkin aku yang terlalu negative thingking ya? Setelah menempuh perjalanan sekitar empat puluh lima menit, mobil kami pun memasuki sebuah g**g. Mas Joko kemudian berhenti sejenak dan menelepon seseorang. Hingga kemudian muncul seoranp pria memakai singlet dari dalam g**g kecil, yang tak jauh dari tempat kami berhenti. Mas Joko pun kemudian melajukan lagi mobilnya. "Siapa itu Pa? Kok badannya penuh tato gitu sih? Wajahnya juga garang banget, mirip preman!" lirihku. "Hust! Jangan ngawur, Ma. Nggak baik menilai orang dari penampilan luarnya saja. Dia orangnnya baik kok. Itu suaminya Yanti, baby sitter yang baru itu," tukas Mas Joko. Tumben suamiku berkata seperti itu, padahal nih, biasanya dia akan langsung menghakimi setiap orang yang terlihat sedikit nyeleneh di hadapannya. Suamiku itu orangnya suka berpikiran jelek pada orang lain, dan terlalu angkuh. Tapi kenapa kali ini kok dia berbeda ya? Apa dia sudah mendapat hidayah? "Kamu di dalam saja ya, Ma. Di luar panas banget loh," ucap Mas Joko yang hanya kujawab dengan anggukan kepala. Mas Joko kemudian turun sambil menggending Ziva, dan mengobrol dengan pria tadi. Hingga kemudian, dari dalam sebuah rumah yang disebut sebagai tempat kost, keluarlah seorang perempuan kurus dengan rambut panjang yang di cat warna merah. Perempuan yang menurut suamiku bernama Yanti itu, menenteng dua buah tas besar dan satu buah tas tangan berwarna senada, juga sebuah boneka beruang yang sangat besar berwarna hijau. Pertama kali aku melihatnya, aku sudah merasa dia bukan sekedar baby sitter biasa. Beberapa saat mereka berbicang dan saling tertawa, hingga kemudian keduanya pun masuk ke mobil. Si Yanti tentu duduk di kursi belakang. "Tasku diletakkin di mana nih Mas?...eh maaf Pak?" ucap Yanti setelah menutup pintu mobil dan Mas Joko mulai melajukan mobilnya. "Taruh disitu saja nggak apa-apa kok Yan. Manggil Mas juga boleh kok, biar lebih akrab, iya 'kan Ma ?" ucap Mas Joko yang lagi-lagi kujawab dengan aggukan kepala. "Hehehe iya bener Mas..." timpal Yanti sambil cengengesan, "oh iya, Bu. Nama saya Yanti," kata Yanti kemudian sambil mendekati dan mengulurkan tangan padaku. Mendengar itu, aku pun segera menoleh dan mengulurkan tanganku sambil memberikan seulas senyum. Namun aku sungguh kaget saat menyaksikan percing bertengger cantik di hidung dan telinganya, serta warna sebuah berlian mengkilap di giginya. Astaghfirullahal adzim, sebenarnya Yanti ini baby sitter untuk siapa? Ziva atau untuk Mas Joko sih?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook